Salin Artikel

Sosok Mahasiswi Unair yang Tewas di Mobil, Dikenal Berprestasi dan Bercita-cita Jadi Dokter Hewan

Korban adalah mahasiwi Fakultas Kedokteran Hewan angkatan tahun 2019.

Mobil tersebut terparkir di halaman apartemen di Jalan H. Anwar Hamzah, Desa Tambak Oso, Kecamatan Waru, Sidoarjo, Jawa Timur.

Saat ditemukan, kepala korban terbungkus plastik yang terhubung dengan selang ke tabung gas helium yang berada di jok mobil depan.

Selain itu, di dalam mobil, polisi menemukan beberapa barang lain yakni 2 surat yang ditulis CA, ponsel dan juga dompet.

Jenazah CA kemudian disemayamkan di Rumah Persemayaman Dana Pangrukti, Kota Kediri, Senin (6/11/2023).

Rencananya korban akan dimakamkan di Pemakaman Tionghoa di Kelurahan Pojok, Kota Kediri.

Kematian CA membuat keluarganya syok. Hal tersebut diungkapkan ayah CA, Gunawan (74).

"Saya dikabari pagi jam 9. Saya tidak ada firasat apa-apa, tapi saya kemarin gelisah baru tidur jam 7 pagi," kata Gunawan, saat ditemui di rumah duka di Kota Kediri.

"Ini anak yang paling saya sayangi," ungkapnya dengan mata berkaca-kaca.

Ia mengatakan keluarga terakhir kali bertemu dengan CA pada Senin (30/11/2023). Saat itu CA pulang ke Kediri untuk coas di tempat penyembelihan hewan di Kelurahan Pojok, Kota Kediri.

Setelah itu CA kembali ke Surabaya pada Selasa (31/11/2023).

Lalu pada Rabu (1/11/2023) pagi, CA kembali ke Kediri untuk melayat orang tua rekannya sesama mahasiswa Unair yang meninggal di kawasan Kelurahan Banjaran, Kota Kediri.

"Yang tahu bukan saya. Teman-teman saya yang cerita, anakmu pakai baju ireng (hitam)," katanya.

Gunawan bercerita, anaknya becita-cita menjadi dokter hewan. Sejak kecil, menurut Gunawan, CA sangat menyukai binatang dan memiliki kucing serta anjing di rumahnya.

CA memiliki 2 anjing dan satu yang baru saja mati. Selain itu, CA juga memelihara delapan kucing ras.

"Cita-citanya memang pingin jadi dokter hewan yang sukses," jelasnya.

Gunawan mengaku sempat menyarankan agar CA mengembangkan ilmunya di dunia industri seperti membuat makanan ternak dan kandang.

Gunawan membenarkan bila putrinya meninggalkan surat wasiat untuk kedua orangtuanya.

"Saya sampai sekarang belum tahu, gas helium itu didapatkan dari mana. Ada dugaan gas helium dibeli lewat online," jelasnya mengatakan.

Ia mengatakan salah surat ditujukan CA ke ibunya.

"Mungkin sudah tidak kuat lagi menahan derita di dunia. Namun derita apa kami juga tidak tahu," ungkapnya.

Dalam surat wasiat yang ditulis dua lembar tidak tertuang alasannya.

"Saya tadi juga mendatangkan penerjemah, tidak ada soal asmara. Makanya kami juga bingung," jelasnya.

Namun Gunawan mengakui anaknya merupakan tipe anak pendiam dan kalau bicara secukupnya. CA adalah anak kedua dari tiga bersaudara.

"Ini anak yang paling saya sayangi. Paling nurut dan bukan jiwa pemberontak. Kalau diajak bicara menerima dengan baik dan dijalankan," tuturnya.

Menurut Murni, CA merupakan asisten dosen mata kuliah patologi yang akan menjalani koasistensi. "

"Ini (kabar kematian CA) berita yang mendadak. Kami merasa dengan adanya berita ini kami sangat terpukul sekali," kata Murni, ketika dikonfirmasi melalui telepon, Senin (6/11/2023).

Mahasiswi tersebut dikenal baik oleh sejumlah dosen di FKH. Menurut Murni, CA yang tergabung dalam kelompok 41, saat ini tengah menjalani program pendidikan dokter hewan, koasistensi di divisi parasitologi.

Diketahui, koas merupakan jenjang pendidikan setelah sarjana kedokteran hewan, bertujuan untuk mendapatkan gelar dokter hewan.

"Sekarang (korban) sedang menjalani Program Pendidikan Dokter Hewan (PPDH), yaitu program koasistensi, di laboratorium parasitologi lantai dua kampus," ujar dia.

Sementara itu rekan korban, Kiara mengatakan CA dikenal sosok mahasiswi berprestasi di Unair yang lulus kuliah dengan IPK 3,8.

Ia saat ini menjalani coas, program profesi untuk mendapatkan gelar dokter dan juga menjadi asisten dosen di mata kuliah Patologi.

Peluk erat sang adik

Polisi saat ini masih melakukan penyelidikan untuk memastikan penyebab kematian CA.

Sudah ada sembilan saksi yang dimintai keterangan, antara lain petugas keamanan yang pertama menemukan jenazah korban hingga kerabat dan juga keluarga CA.

Polisi juga mendatangi apartemen tempat korban tinggak bersama sang adik. Hal tersebut diungkapkan Kasat Reskrim Polresta Sidoarjo Kompol Tiksnarto Andaru Rahutomo, Senin (6/11/2023).

Di apartemen tersebut, polisi menemukan beberapa buku catatan sekolah korban.

Setelah dicek, tulisan di buku dinyatakan cocok atau identik dengan surat yang diduga wasiat yang ditemukan di dekat jenazah korban.

Dari keterangan sang adik, CA sempat memeluknya erat sebelum pergi meninggalkan apartemen.

“Petugas juga sempat berbincang dengan adik korban. Diceritakan bahwa korban keluar dari apartemen pada Sabtu sore. Dia pamit ke adiknya, dan ketika itu sempat memeluk erat adiknya tersebut. Sejak itu sang adik tidak bertemu lagi dengan korban, sampai kemudian ada kabar tentang kematian korban, Minggu pagi,” ungkap Andaru.

Saat ditanya dugaan penyebab kematian CA, Andaru tak mau berandai-andai karena masih proses penyelidikan.

“Kami tidak mau menduga-duga dan menyampaikan kesimpulan yang tergesa-gesa. Kami melakukan langkah-langkah strategis untuk memastikan penyebab kematian dan semua terkait peristiwa ini,” tandasnya.

SUMBER: KOMPAS.com (Penulis: Andhi Dwi Setiawan, M Agus Fauzul Hakim || Editor: Pythag Kurniati), Tribun Jatim

https://surabaya.kompas.com/read/2023/11/07/065600478/sosok-mahasiswi-unair-yang-tewas-di-mobil-dikenal-berprestasi-dan-bercita

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke