Salin Artikel

Pesilat di Gresik Tewas, Polisi Sudah Ultimatum Tak Latihan Malam Hari

Ia tewas setelah menjalani latih tanding di halaman salah satu sekolah di Desa Dalegan, Kecamatan Panceng, Gresik, Jawa Timur.

Korban mengembuskan nafas terakhir saat perjalanan menuju ke Puskesmas Panceng, usai mengalami sesak nafas pada saat menjalani latih tanding sambung (duel satu lawan satu) dengan pelatihnya pada Minggu (5/11/2023) malam.

"Saya sudah melaporkan hal ini kepada Bapak Kapolres Gresik, mungkin nanti akan disampaikan langsung oleh Bapak Kapolres Gresik untuk langkah selanjutnya seperti apa (antisipasi kejadian terulang)," ujar Kasat Reskrim Polres Gresik AKP Aldhino Prima Wirdhan, kepada awak media di ruang jenazah Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Ibnu Sina Gresik, Senin (6/11/2023) sore.

Menurut Aldhino, jajaran Polres Gresik sebenarnya sudah melakukan langkah antisipasi guna meminimalisir insiden yang tidak diinginkan.

Terlebih pada Bulan Oktober 2023, juga sempat terjadi peristiwa pesilat di Gresik meninggal dunia pada saat latihan. Kala itu dia berpamitan mengikuti ujian kenaikan sabuk atau tingkat.

"Bapak Kapolres Gresik juga sudah memberikan ultimatum kepada perguruan pencak silat yang ada di Gresik, tidak boleh melakukan latihan di malam hari." 

"Apabila melakukan latihan di malam hari itu harus izin di kepolisian dan diawasi dan diamankan oleh pihak kepolisian," kata Aldhino.

"Jadi instruksi dari Bapak Kapolres setelah kejadian yang kemarin itu (Bulan Oktober) setiap kegiatan pencak silat tidak ada yang dilakukan malam hari." 

"Apabila tetap memaksakan latihan di malam hari, harus dengan pengawasan dan izin dari kepolisian, harus izin ke Polres, diawasi anggota kita," tutur Aldhino.

Sementara itu terkait latih tanding yang dilakukan RNH bersama rekan-rekan perguruan silatnya, Aldhino menyebut, tidak ada izin yang diajukan dan dikantongi oleh pihak kepolisian dari perguruan silat tempat mereka bernaung.

"Untuk hal ini tidak ada izin. Latihan kemarin tidak ada izin ke kepolisian," ucap Aldhino.

Pihak kepolisian bakal menjadikan hal tersebut sebagai pertimbangan tersendiri. Aldhino menyebut masih menunggu petunjuk yang akan diberikan Kapolres Gresik mengenai kejadian tersebut.

"Pasti, makanya ini kan kami menunggu langkah dari Pak Kapolres nanti seperti apa," tutur Aldhino.

Sementara itu hasil autopsi yang telah dikantongi pihak kepolisian dari tim medis di RSUD Ibnu Sina Gresik, terdapat luka memar pada jasad RNH di bagian dada dan kepala.

Kendati demikian, hal tersebut belum dapat dipastikan sebagai penyebab kematian.

"Ada memar di dada, kepala juga ada memar karena benturan (dimungkinkan karena saat jatuh) cuma itu belum bisa kita pastikan menjadi penyebab kematiannya." 

"Penyebab kematiannya harus bisa dianalisis lagi dengan bagaimana perilaku anak tersebut sebelumnya, apakah punya penyakit bawaan atau seperti apa," kata Aldhino.

Sebelum kejadian RNH tewas, Polres Gresik juga sempat menangani kasus pesilat tewas pada bulan sebelumnya.

Muhammad Aditya Pratama (20) warga Desa Semampir, Kecamatan Cerme, Gresik, meninggal dunia usai berpamitan latihan kenaikan sabuk atau tingkat pada awal Bulan Oktober 2023.

https://surabaya.kompas.com/read/2023/11/06/221126578/pesilat-di-gresik-tewas-polisi-sudah-ultimatum-tak-latihan-malam-hari

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke