Salin Artikel

Warga Keluhkan Asap Kebakaran TPA di Sumbawa Barat

SUMBAWA, KOMPAS.com - Warga yang tinggal di sekitar Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Batu Putih, Kecamatan Taliwang, Kabupaten Sumbawa Barat, Nusa Tenggara Barat (NTB), mengeluh susah bernapas akibat kepulan asap kebakaran TPA.

Kepala Desa Batu Putih, Syahrilluddin mengatakan, dampak polusi asap dari kebakaran sampah di TPA Batu Putih telah dirasakan warganya sejak hari pertama kebakaran pada Minggu (29/10/2023).

Menurutnya, ada ratusan kepala keluarga yang bermukim di Dusun Jorok Tiram 2 yang paling parah terpapar karena lokasinya yang berada sangat dengan TPA.

"Paling parah terdampak warga di RT4 RW5, Dusun Jorok Tiram 2. Karena memang paling dekat dengan TPA," kata Syahrilluddin saat dikonfirmasi, Kamis (2/11/2023).

Berdasarkan laporan yang diterimanya, ada anak dan balita yang terserang batuk pilek yang diduga akibat kebanyakan menghirup asap dari kebakaran TPA Batu Putih.

"Saya belum mengecek laporan ini. Tapi kalau melihat kondisinya wajar ya karena memang sudah empat hari kampung kami diselimuti asap akibat kebakaran TPA," sebutnya.

Dinas Kesehatan (Dinkes) sudah mendirikan posko pengecekan kesehatan mulai hari ini.

"Barusan saya ditelepon oleh Pak Wabup. Beliau menyampaikan telah memerintahkan Dinas Kesehatan untuk mengecek kesehatan warga kami," ucapnya.

Mengenai awal kebakaran sampah di TPA Batu Putih itu, Syahril mengaku tidak tahu persis apa penyebabnya. Namun, kata dia, kebakaran mulai terjadi pada Minggu (29/10/2023) siang.

Saat itu, tiba-tiba asap mulai membumbung tinggi merangsek ke permukiman warga.

Gas metana

Sekretaris Dinas Lingkungan Hidup (DLH) KSB, Mars Anugerahinsyah yang dikonfirmasi membenarkan kebakaran di TPA Batu Putih itu telah berlangsung sejak Minggu.

"Hawa panas membuat gas metan yang dihasilkan sampah mencapai titik panasnya. Itulah kemudian yang memicu terjadinya kebakaran di TPA," kata Mars, Kamis (2/11/2023).

Menurutnya, TPA Batu Putih untuk sementara ditutup. Sampah di Kecamatan Taliwang dialihkan ke TPA yang ada di Desa Senayan.

Mars menyebut, pada hari pertama kebakaran, tim sudah mengambil tindakan pemadaman di lokasi.

"Kami bekerja sama dengan Dinas Pemadam Kebakaran dan Penyelamatan (Damkarmat). Kami juga kerahkan truk untuk angkut air penyiraman dan dibantu warga sekitar," papar Mars.

Ia mengatakan, upaya memadamkan api yang membakar sampah yang menggunung itu cukup sulit. Pasalnya, api menyulut dari bawah tumpukan sampah sehingga air sulit menembus hingga ke titik utama api.

"Terbakarnya di bawah jadi susah kelihatan. Tapi alhamdulillah tadi kami ke lokasi apinya sudah tidak terlihat. Namun kami perkirakan pembakaran masih terjadi di bawah permukaan sampah," ungkapnya.

"Sempat terjadi polusi tapi sudah turun hujan hari ini. Api sudah padam. Kami terus berupaya agar jangan terjadi lagi kebakaran dengan cara terus memantau kondisi TPA termasuk menyiapkan upaya pemadamannya jika sewaktu-waktu terjadi lagi api membesar seperti kemarin," ujar Mars.

Selain itu, ada posko darurat untuk kesiapsiagaan petugas di TPA Batu Putih.

"Kami sudah minta penyiraman tiap hari agar tumpukan sampah tidak menyulut api kebakaran lagi," tegasnya.

Lebih jauh, kondisi warga di sekitar TPA sudah lebih baik. Tim dari Dinas Kesehatan sudah selesai melakukan pemeriksaan dan tidak ada warga terkena ispa akibat asap kebakaran.

"Tim kesehatan akan tetap ada di posko untuk berjaya jika dibutuhkan pelayan kesehatan oleh warga," pungkasnya.

Ia mengimbau warga setempat untuk waspada apalagi saat musim kemarau ini rawan terjadi bencana kebakaran, khususnya di wilayah rentan sekitar TPA Batu Putih.

https://surabaya.kompas.com/read/2023/11/02/152420678/warga-keluhkan-asap-kebakaran-tpa-di-sumbawa-barat

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke