Salin Artikel

MUI Gresik Prihatin atas Kasus Prostitusi Online

Terlebih, Gresik selama ini sudah dikenal sebagai Kota Santri, dengan tradisi masyarakat yang sangat religius.

MUI Gresik dalam pernyataan resmi menyampaikan, terungkapnya kasus prostitusi online oleh pihak kepolisian baru-baru ini mencoreng nama baik Gresik sebagai Kota Santri.

Sebab, kasus tersebut dinilai sangat bertentangan dengan nilai-nilai moral.

"Kami sangat prihatin dengan berita tentang praktik prostitusi di Gresik," ujar Ketua MUI Gresik KH Mansoer Sodiq, Rabu (1/11/2023).

MUI Gresik juga mengajak semua pihak terkait untuk menjaga status Gresik sebagai Kota Santri.

MUI pun tidak lupa memberikan apresiasi kepada pihak kepolisian yang berhasil membongkar praktik prostitusi online tersebut.

"Status Gresik sebagai Kota Santri harus dijaga dengan baik. Hal ini harus menjadi evaluasi bersama pihak terkait, terutama dalam menjaga keamanan dan ketertiban agar kejadian serupa tidak terulang," tutur KH Mansoer.

MUI Gresik berkomitmen terus berkoordinasi dengan pihak kepolisian maupun aparat terkait lainnya dalam upaya mencegah terjadinya kasus serupa terulang lagi.

Dengan demikian, Gresik dengan julukan Kota Santri tetap terjaga dari praktik yang menodai nilai-nilai moral seperti praktik prostitusi.

Sebelumnya, polisi membongkar praktik prostitusi online yang terjadi di Icon Apartemen Gresik, Jalan Raya Dr Wahidin Sudirohusodo, Kecamatan Kebomas, Gresik.

Penggerebekan yang dilakukan pada Senin (30/10/2023) malam. Polisi mendapati dua orang pekerja seks komersial (PSK) sedang melayani pria hidung belang.

"Berangkat dari informasi masyarakat bahwa di apartemen tersebut sering dipakai praktik prostitusi online, lalu kami melakukan penyelidikan," ujar Kasat Reskrim Polres Gresik AKP Aldhino Prima Wirdhan kepada awak media, Selasa (31/10/2023).

Polisi kemudian mengamankan PSK berinisial SF (21) dan SA (19), yang ditetapkan sebagai saksi.

Kemudian seorang lagi muncikari berinisial N (23) dan ditetapkan sebagai tersangka. Baik PSK maupun muncikari yang diamankan, semuanya merupakan warga Jawa Barat.

"Berdasarkan hasil pemeriksaan, bisnis prostitusi online itu sudah berlangsung sebulan terakhir," ucap Aldhino.

Aldhino menjelaskan, modus praktik prostitusi online tersebut menggunakan aplikasi MiChat.

Si muncikari memiliki dua akun pada aplikasi MiChat, yang melakukan transaksi dengan pria hidung belang dengan penawaran mulai Rp 600.000 kendati masih bisa ditawar.

Setelah bersepakat, pria yang memesan PSK diarahkan menuju Icon Apartemen Gresik.

Dalam penggerebekan, polisi mengamankan alat kontrasepsi berupa kondom, buku catatan kerja, uang tunai Rp 8,1 juta, buku kunci kamar dan telepon genggam, sebagai barang bukti.

Tersangka dijerat Pasal 296 dan atau Pasal 506 KUHP tentang dugaan menyediakan perbuatan cabul.

Building Manager Icon Apartemen Gresik Wisnu Kusuma Wardana mengaku, pihaknya tidak mengetahui adanya aktivitas prostitusi yang terjadi di dalam kamar apartemen.

Sebab mengenai apa yang terjadi di dalam unit kamar, sepenuhnya telah menjadi tanggung jawab pemilik selepas serah terima kunci.

"Sebenarnya kami sudah melakukan seleksi ketat untuk siapa saja yang hendak menjadi pemilik unit, mulai dari pendataan kartu tanda penduduk dan lain sebagainya."

"Hanya saja setelah unit diserahterimakan kepada pemilik, itu tanggung jawab sepenuhnya ada pada pemilik," tutur Wisnu.

Wisnu menjelaskan, selepas kunci apartemen diserahkan kepada pemilik unit, pihaknya hanya bertugas menjaga di seputar kawasan agar menjadi nyaman.

Itu termasuk memberikan pelayanan bila ada pemilik yang merasa kurang nyaman terkait fasilitas di unit miliknya untuk dilakukan penanganan.

"Mengenai apa yang terjadi di dalam unit kami terus terang tidak tahu, sebab itu sudah tanggung jawab pemilik."

"Namun yang pasti kami tidak pernah memfasilitasi atau mendukung adanya prostitusi, kemarin pas ada itu (penggerebekan) kami juga bantu pihak kepolisian," kata Wisnu.

https://surabaya.kompas.com/read/2023/11/01/170530378/mui-gresik-prihatin-atas-kasus-prostitusi-online

Terkini Lainnya

Angka Stunting Jember Tertinggi Se-Jatim, Pemkab Gaspol Program Pencegahan
Angka Stunting Jember Tertinggi Se-Jatim, Pemkab Gaspol Program Pencegahan
Regional
Tersangka dari Balai Kota
Tersangka dari Balai Kota
Regional
Saat Ungkapan 'Anak-anak Harus Hidup Lebih Baik dari Orangtua' Terngiang di Pikiran Gus Fawait...
Saat Ungkapan "Anak-anak Harus Hidup Lebih Baik dari Orangtua" Terngiang di Pikiran Gus Fawait...
Regional
Berdesakan, Lama, dan Kurang Sat Set, Dirasakan Generasi Milenial hingga Z saat Naik Angkutan Kota
Berdesakan, Lama, dan Kurang Sat Set, Dirasakan Generasi Milenial hingga Z saat Naik Angkutan Kota
Regional
Misteri Angka di Kayu Gelondongan Pasca Banjir Sumatera
Misteri Angka di Kayu Gelondongan Pasca Banjir Sumatera
Regional
Gus Fawait: Jangan Saling Lempar Tanggung Jawab soal Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Gus Fawait: Jangan Saling Lempar Tanggung Jawab soal Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Regional
Ini Solusi Gus Fawait Mengentaskan Warga Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Ini Solusi Gus Fawait Mengentaskan Warga Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Regional
Warga Tinggal di Tengah Lahan BUMN Disebut Sejahtera, Bisa Beli Mobil dan Umrah
Warga Tinggal di Tengah Lahan BUMN Disebut Sejahtera, Bisa Beli Mobil dan Umrah
Regional
Warga di Tengah Lahan BUMN Bisa Dapat Bantuan 'CSR', tapi Harus Ajukan Proposal Dulu
Warga di Tengah Lahan BUMN Bisa Dapat Bantuan "CSR", tapi Harus Ajukan Proposal Dulu
Regional
Kisah Habibie-Ainun Versi Miskin Ekstrem di Ujung Bukit Perhutani...
Kisah Habibie-Ainun Versi Miskin Ekstrem di Ujung Bukit Perhutani...
Regional
Warga Miskin Ekstrem di Lahan BUMN Pakai Panel Surya untuk Penerangan
Warga Miskin Ekstrem di Lahan BUMN Pakai Panel Surya untuk Penerangan
Regional
Saniman dan Gira: Hidup Serabutan di Lahan BUMN, Menunggu Reforma Agraria
Saniman dan Gira: Hidup Serabutan di Lahan BUMN, Menunggu Reforma Agraria
Regional
Di Persimpangan Sawit, Gajah Tesso Nilo Makin Terhimpit
Di Persimpangan Sawit, Gajah Tesso Nilo Makin Terhimpit
Regional
Demi Dapat Internet, Warga Padati Kantor Bupati Aceh Tengah: Ada Mahasiswa Kerjakan Tugas, atau Hubungi Keluarga
Demi Dapat Internet, Warga Padati Kantor Bupati Aceh Tengah: Ada Mahasiswa Kerjakan Tugas, atau Hubungi Keluarga
Regional
KUHAP Sudah Diketok, tapi Aktivis Gen Z Sukabumi Tetap Resah, Kenapa?
KUHAP Sudah Diketok, tapi Aktivis Gen Z Sukabumi Tetap Resah, Kenapa?
Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com