Salin Artikel

Cerita Pemuda di Surabaya Dikeroyok Diduga gara-gara Jaket Perguruan Silat

Pengeroyokan tersebut terekam dalam kamera CCTV. Mulanya korban tampak berlari di Jalan Tembok Dukuh Makam, Bubutan. Dia kemudian meminta tolong dan bersembunyi di gerobak seorang pedagang yang berada di sekitar lokasi.

Tak lama, belasan orang tiba menggunakan sepeda motor, beberapa di antaranya bahkan membawa senjata tajam. Mereka langsung mengayunkan senjata tersebut ke tubuh korban.

Tak berhenti sampai di situ, korban diseret oleh salah seorang pelaku sampai ke pinggir jalan raya. Mereka pun kembali menganiaya pemuda tersebut hingga melepas kaus yang dikenakannya.

Kronologi menurut korban

Korban adalah pria berinsial AJ (20), warga Kemayoran Baru, Krembangan.

Dia bercerita, peristiwa pengeroyokan itu dialaminya Sabtu (28/10/2023). Saat itu dia baru saja mengambil uang di ATM di sekitar lokasi kejadian.

"Saat itu saya baru saja ambil uang di ATM. Lalu tiba-tiba ada konvoi pesilat dengan membentangkan bendera (salah satu perguruan silat)," kata AJ, saat ditemui di rumahnya, Selasa (31/10/2023).

AJ mengaku saat kejadian, dia mengenakan jaket yang berlogo perguruan silat lain. Dia pun menduga hal itu yang melatarbelakangi pengeroyokan.

AJ dan temanya kemudian berusaha melarikan diri dengan sepeda motor. Namun, kendaraan yang dinaikinya mati saat belasan orang itu mengejarnya.

Dikeroyok

Akhirnya, korban meninggalkan sepeda motornya dan berlari ke arah gerobak pedagang untuk bersembunyi. Namun, gerombolan itu menemukanya dan langsung mengeroyoknya.

"Saya ingat kepala saya dipukul dengan botol kaca, terus baju saya diambil tapi saya berusaha mempertahankan, tapi saya diseret. Sambil diseret itu saya dipukuli sama disabet dengan senjata tajam," jelasnya.

AJ pun hanya bisa pasrah menerima setiap pukulan dan sabetan senjata tajam dari kelompok tersebut. Dia akhirnya menerima luka parah di bagian pelipis, mata kiri dan punggung.

Sedangkan, warga sekitar melaporkan kejadian itu ke Command Center 112, untuk mengevakuasi korban. Mereka sempat ketakutan membantu AJ, karena banyaknya massa yang mengeroyok.

"Saya lapor Minggu (29/01/2023) sore, itu setelah dapat bukti CCTV. Sebelumnya sudah ke Polsek Bubutan namun sama Polsek Bubutan disuruh ke Polrestabes Surabaya," katanya.

Kasat Reskrim Polrestabes Surabaya, AKBP Hendro Sukmono membenarkan adanya laporan penganiayaan dari seorang pemuda di Jalan Jalan Tembok Dukuh Makam.

Hendro mengaku masih akan meyelidiki lebih lanjut soal para pelaku penganiayaan yang diduga dilakukan oleh sekelompok anggota perguruan silat.

"Sudah (dilaporkan). Sedang kami tindak lanjuti, masih didalami, kami cek ya (motif penganiayaan)," kata Hendro.

https://surabaya.kompas.com/read/2023/10/31/151952278/cerita-pemuda-di-surabaya-dikeroyok-diduga-gara-gara-jaket-perguruan-silat

Terkini Lainnya

Dukung Konservasi, Bulog Kembangkan Jambu Air Camplong di Sampang
Dukung Konservasi, Bulog Kembangkan Jambu Air Camplong di Sampang
Regional
Jelang Nataru, KAI Edukasi Keselamatan di Perlintasan Sebidang Surabaya Gubeng
Jelang Nataru, KAI Edukasi Keselamatan di Perlintasan Sebidang Surabaya Gubeng
Regional
Angka Stunting Jember Tertinggi Se-Jatim, Pemkab Gaspol Program Pencegahan
Angka Stunting Jember Tertinggi Se-Jatim, Pemkab Gaspol Program Pencegahan
Regional
Tersangka dari Balai Kota
Tersangka dari Balai Kota
Regional
Saat Ungkapan 'Anak-anak Harus Hidup Lebih Baik dari Orangtua' Terngiang di Pikiran Gus Fawait...
Saat Ungkapan "Anak-anak Harus Hidup Lebih Baik dari Orangtua" Terngiang di Pikiran Gus Fawait...
Regional
Berdesakan, Lama, dan Kurang Sat Set, Dirasakan Generasi Milenial hingga Z saat Naik Angkutan Kota
Berdesakan, Lama, dan Kurang Sat Set, Dirasakan Generasi Milenial hingga Z saat Naik Angkutan Kota
Regional
Misteri Angka di Kayu Gelondongan Pasca Banjir Sumatera
Misteri Angka di Kayu Gelondongan Pasca Banjir Sumatera
Regional
Gus Fawait: Jangan Saling Lempar Tanggung Jawab soal Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Gus Fawait: Jangan Saling Lempar Tanggung Jawab soal Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Regional
Ini Solusi Gus Fawait Mengentaskan Warga Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Ini Solusi Gus Fawait Mengentaskan Warga Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Regional
Warga Tinggal di Tengah Lahan BUMN Disebut Sejahtera, Bisa Beli Mobil dan Umrah
Warga Tinggal di Tengah Lahan BUMN Disebut Sejahtera, Bisa Beli Mobil dan Umrah
Regional
Warga di Tengah Lahan BUMN Bisa Dapat Bantuan 'CSR', tapi Harus Ajukan Proposal Dulu
Warga di Tengah Lahan BUMN Bisa Dapat Bantuan "CSR", tapi Harus Ajukan Proposal Dulu
Regional
Kisah Habibie-Ainun Versi Miskin Ekstrem di Ujung Bukit Perhutani...
Kisah Habibie-Ainun Versi Miskin Ekstrem di Ujung Bukit Perhutani...
Regional
Warga Miskin Ekstrem di Lahan BUMN Pakai Panel Surya untuk Penerangan
Warga Miskin Ekstrem di Lahan BUMN Pakai Panel Surya untuk Penerangan
Regional
Saniman dan Gira: Hidup Serabutan di Lahan BUMN, Menunggu Reforma Agraria
Saniman dan Gira: Hidup Serabutan di Lahan BUMN, Menunggu Reforma Agraria
Regional
Di Persimpangan Sawit, Gajah Tesso Nilo Makin Terhimpit
Di Persimpangan Sawit, Gajah Tesso Nilo Makin Terhimpit
Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com