Salin Artikel

Ujung Jembatan Kaca Penghubung Kampung Warna Warni dan Tridi Kota Malang Retak, Terancam Ditutup

Ketua RW 12 Kampung Tridi, Adnan, mengatakan, kekhawatiran yang dimaksud adalah peristiwa pecahnya jembatan kaca di Banyumas, Jawa Tengah, yang menewaskan satu orang.

Kondisi retak yang berada di ujung jembatan kaca di sisi dekat Kampung Tridi itu sudah terjadi sekitar satu bulan.

Pihaknya juga sudah melaporkan hal tersebut ke Dinas Kepemudaan, Olahraga dan Pariwisata (Disporapar) Kota Malang sejak jauh-jauh hari.

Respon yang diterimanya, Pemkot Malang berjanji akan menindaklanjuti keretakan jembatan sepanjang 20 meter itu.

"Katanya mau ditindaklanjuti, tetapi sampai sekarang masih belum," kata Adnan pada Jumat (27/10/2023).

Selain itu, kapasitas maksimal jembatan tersebut dilewati 100 orang saja. Pengelola kedua kampung tempat wisata juga membatasi wisatawan yang lewat apabila dalam keadaan ramai.

Adnan mengatakan, untuk kondisi wisatawan saat ini masih sepi sehingga jembatan kaca rata-rata hanya dilewati 10-20 orang setiap harinya secara bergantian.

Diakuinya, kondisi jembatan kaca saat ini tergolong aman untuk dilewati.

"Kadang-kadang tidak sampai, kan bergantian lewatnya dan tidak mungkin berjubel di situ, kecuali pengunjung yang memang satu paket, satu bus. Sekarang memang agak sepi, jadi saat ini yang lewat di situ agak sepi," katanya.

Selain itu, untuk pengecekan atau perawatan jembatan kaca secara berkala tidak diketahui.

Selama ini tidak ada laporan yang masuk dari warganya bahwa ada pihak pemerintah yang melakukan hal tersebut.

"Saya juga enggak tahu, kalau ada pengecekan seharusnya lapor ke RT atau RW, selama ini enggak ada, kami juga enggak tahu misal datang sendiri, dengan kondisi melihat sendiri," katanya.

Kepala Disporapar Kota Malang, Baihaqi mengatakan, pihaknya sudah berkoordinasi dengan Dinas PUPRPKP Kota Malang untuk menindaklanjuti laporan retakan jembatan kaca itu.

Tim dari Dinas PUPRPKP akan segera mengecek ke lokasi.

"Saya sudah koordinasi dengan Dinas PU, tim dari Dinas PU akan segera cek ke lokasi." 

"Saya koordinasikan dengan Dinas PU selaku dinas yang memahami tentang konstruksi dan status dari jembatan kaca itu," kata Baihaqi pada Jumat (27/10/2023).

Pihak pemerintah daerah juga masih akan menelusuri kejelasan status kepemilikan jembatan kaca tersebut, apakah sudah menjadi aset Pemkot Malang atau belum.

Apabila belum menjadi aset Pemkot Malang maka akan terkendala untuk menganggarkan pembenahannya.

"Ini Pak Dandung (Kepala Dinas PUPRPKP) masih menelusuri apakah dulu setelah dibangun oleh pihak CSR apakah sudah ada penyerahan." 

"Kalau belum ada penyerahan itu, kesulitannya pemerintah daerah tidak bisa serta merta melakukan maintenance karena nanti malah menjadi masalah, tetapi nanti kami akan cari solusinya demi keselamatan jiwa," jelasnya.

Disporapar Kota Malang juga berencana menutup akses jembatan kaca tersebut untuk mengantisipasi kejadian-kejadian yang tidak diinginkan.

Rencana itu telah dikoordinasikan bersama Kelompok Sadar Wisata (Pokdarwis) dari Kampung Warna Warni.

Penutupan dilakukan sampai waktu yang tidak ditentukan dan Disporapar Kota Malang akan memasang papan pemberitahuan di sekitar jembatan. Namun, wisatawan tetap bisa berwisata.

"Kemudian yang kedua saya sudah koordinasi dengan Pokdarwis Kampung Warna Warni, Pak Agus Kodar untuk sementara menutup akses jembatan kaca, untuk mengantisipasi hal-hal yang tidak diinginkan," katanya.

https://surabaya.kompas.com/read/2023/10/27/132931378/ujung-jembatan-kaca-penghubung-kampung-warna-warni-dan-tridi-kota-malang

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke