Salin Artikel

Cerita Kartiyem Bolak-balik Ambil Air Bersih di Sawah gara-gara Kekeringan

Salah satu wilayah yang terdampak kekeringan ialah Desa Ngluyu, Kecamatan Ngluyu, Kabupaten Nganjuk. Desa ini mengalami kekeringan kurang lebih sejak dua bulan lalu.

“Di sini mulai kekeringan sudah dua bulanan,” ujar Kartiyem (56), salah satu warga setempat kepada Kompas.com, Kamis (26/10/2023).

Kartiyem bercerita, sumur-sumur warga saat ini mengering. Kalau pun keluar air, kata dia, jumlahnya sedikit, dan tidak cukup untuk memenuhi kebutuhan air bersih sehari-hari.

Untuk mencukupi kebutuhan air bersih, kata Kartiyem, sebagian besar warga mengandalkan sumur yang ada di area persawahan setempat.

Warga harus bolak-balik mengangkut air dari sumur di sawah itu menggunakan galon maupun wadah lainnya.

“Selama ini ambil air di sawah, di sumur,” tuturnya.

Salah satu warga setempat lainnya, Harimurti (54) menuturkan, sebenarnya di Desa Ngluyu sudah tersedia Penyediaan Air Minum dan Sanitasi Berbasis Masyarakat (Pamsimas). Tapi akhir-akhir ini Pamsimas itu tak berfungsi.

“Ada (Pamsimas), tapi macet,” kata dia.

Karena kondisi ini, sejumlah pihak melakukan dropping air bersih ke Desa Ngluyu.

Hari ini, Pj Bupati Nganjuk, Sri Handoko Taruna juga menyalurkan air bersih bantuan dari Gerakan Pramuka Kwartir Cabang Nganjuk.

“Ini bantuan (bantuan) yang keenam kali di sini,” ucap Harimurti.

Sebagai rakyat kecil, Harimurti hanya berharap persoalan air bersih di Desa Ngluyu dapat segara diatasi oleh pemerintah setempat, dalam hal ini Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Nganjuk.

“Kalau harapan rakyat kecil seperti kami jangan sampai ada kekeringan lagi untuk depan, bisa lancar terus. Susah banget kalau enggak ada air, malam-malam enggak ada air,” keluhnya.

6 desa terdampak kekeringan

Berdasarkan data BPBD Kabupaten Nganjuk, saat ini tercatat ada enam desa dan empat kecamatan di Nganjuk yang terdampak kekeringan, dengan total warga terdampak mencapai 4.592 jiwa.

Wilayah terdampak kekeringan itu yakni di Dusun Sendanggogor dan Dusun Jonglang, Desa Ngepung, Kecamatan Lengkong. Lalu di Dusun Jatirejo dan Dusun Sanan, Desa Mojoduwur, Kecamatan Ngetos.

Berikutnya di Dusun Tondowesi, Desa Pule, Kecamatan Jatikalen. Kemudian di Dusun Sumberbotak, Desa Pinggir, Kecamatan Lengkong.

Terakhir di Dusun Semanding dan Dusun Talunsambi, Desa Tempuran, Kecamatan Ngluyu; serta di Dusun Putuk Kulon, Dusun Klipang, dan Dusun Angkulangkul, Desa Ngluyu, Kecamatan Ngluyu.

“Jadi sampai saat ini ada enam desa dan empat kecamatan yang dilanda kekeringan, kekurangan air bersih,” ujar Kepala Pelaksana BPBD Kabupaten Nganjuk, Abdul Wakid.

Hal itu disampaikan Wakid saat menyalurkan 12 tandon, 100 dus air mineral, 100 jeriken, dan empat tangki air bersih di Desa Ngluyu, Kecamatan Ngluyu, Kabupaten Nganjuk, Kamis (26/10/2023).

Bantuan itu berasal dari Gerakan Pramuka Kwartir Cabang Nganjuk.

Sejak 20 Juli 2023

Berdasarkan pendataan yang dilakukan BPBD Kabupaten Nganjuk, bencana kekeringan mulai melanda wilayah Kabupaten Nganjuk sejak 20 Juli 2023.

Mulanya BPBD Kabupaten Nganjuk hanya menganggarkan Rp 63 juta untuk menanggulangi bencana kekeringan, namun dana tersebut tak mencukupi.

Akhirnya pihak BPBD Kabupaten Nganjuk meminta tambahan dana melalui mekanisme perubahan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daera (APBD) Kabupaten Nganjuk tahun 2023. Tapi nyatanya anggaran yang tersedia tetap tak mencukupi.

“Setelah kami hitung sampai dengan akhir Oktober 2023 ini, anggaran yang ada di BPBD (untuk menanggulangi bencana kekeringan) minus kurang lebih Rp 40 juta,” ungkap Wakid.

Karena anggaran BPBD Kabupaten Nganjuk tak mencukupi, Wakid lantas memutar otak.

Pihaknya lalu berkoordinasi dengan stakeholder terkait untuk mengatasi masalah kekeringan ini, salah satunya dengan Gerakan Pramuka Kwartir Cabang Nganjuk.

“Akhirnya Alhamdulillah yang pertama kali dari Kwarcab Pramuka Nganjuk ini nyuplai kebutuhan air yang ada di Dusun Tondowesi, Desa Pule, Kecamatan Jatikalen, akhirnya di-back up selama satu bulan,” tuturnya.

Tak hanya mendroping air bersih di Desa Pule, lanjut Wakid, pihak Gerakan Pramuka Kwartir Cabang Nganjuk juga memberikan bantuan 12 tandon, 100 jeriken, dan 100 dus air mineral.
Untuk bantuan tandon dan jeriken dibagi-bagikan ke warga.

Sementara 100 dus air mineral tersebut didistribusikan ke lembaga pendidikan yang wilayahnya terdampak bencana kekeringan.

Tak hanya menggandeng Gerakan Pramuka Kwartir Cabang Nganjuk, Wakid menyebut pihaknya juga meminta bantuan ke pihak BRI, Pertamina, dan lembaga lainnya.

“Ini akhirnya BRI mensuplai air bersih yang ada di Ngepung selama bulan Oktober, jadi bulan Oktober ini air bersih yang ada di Desa Ngepung itu dicukupi oleh BRI,” papar Wakid.

5 sumur bor

Penjabat (Pj) Bupati Nganjuk, Sri Handoko Taruna menuturkan, pihaknya saat ini tengah melakukan pengeboran sumber air di lima lokasi berbeda.

Pengeboran sumur bor itu dimaksudkan untuk mengatasi bencana kekeringan di masa-masa mendatang.

“Kita juga akan melakukan pengeboran titik-titik sumber air yang nantinya bisa digunakan oleh masyarakat sekitar,” jelas Handoko usai menyalurkan air bersih di Desa Ngluyu, Kecamatan Ngluyu, Kabupaten Nganjuk, Kamis (26/10/2023).

Kelima titik pengeboran itu berada di Desa Ngepung, Kecamatan Lengkong; Desa Pule, Kecamatan Jatikalen; Desa Tempuran, Kecamatan Ngluyu; Desa Pinggir, Kecamatan Lengkong; dan Desa Mojoduwur, Kecamatan Ngetos.

“Sesuai yang kami sampaikan ke Kalak (Abdul Wakid), kita sebelum air hujan turun harusnya sudah rampung, (kelima sumur bor) harus tahun ini selesai,” tegas Handoko.

https://surabaya.kompas.com/read/2023/10/26/182552978/cerita-kartiyem-bolak-balik-ambil-air-bersih-di-sawah-gara-gara-kekeringan

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke