Salin Artikel

Dua Dokter Spesialis Gelar Operasi Katarak Gratis untuk Masyarakat Kurang Mampu di Malang

Hal itu terlihat dalam kegiatan operasi katarak gratis yang diinisiasi dua dokter spesialis mata di Kota Malang yakni dr Hera Dwi Novita Sp M (K) dan dr Debby Shintiya Dewi Sp M (K).

Kegiatan itu dilakukan di Rumah Sakit Persada Hospital, Kota Malang pada Minggu (22/10/2023).

Sebanyak 15 peserta dilakukan skrining kesehatan lanjutan sebelum melakukan operasi.

Dokter Spesialis Mata Rumah Sakit Persada Hospital, dr Debby Shintiya Dewi mengatakan, penderita katarak di Malang diperkirakan masih tergolong tinggi.

Rata-rata dirinya setiap hari dapat menemukan 3-5 pasien penderita katarak. Penderita katarak rata-rata berusia di atas 40 tahun atau juga lansia.

"Secara umum masih sangat tinggi, di Persada ini kami layani masih banyak, termasuk yang BPJS. Sehari untuk katarak kita bisa nemu 3-5 pasien," kata dr Debby pada Minggu (22/10/2023).

Kemudian, kedua dokter tersebut berinisiatif menggelar kegiatan bakti sosial berupa operasi katarak gratis.

Mereka mengutamakan para peserta yang kurang mampu dan tidak memiliki BPJS Kesehatan.

"Kegiatan ini selain dalam rangka Hari Penglihatan Sedunia, juga terutama membantu masyarakat yang tidak banyak mempunyai akses kesehatan, walaupun saat ini ada BPJS," ujarnya.

"Tetapi ada kaum-kaum marjinal yang memang saat ini kesulitan mendapatkan akses tersebut, tujuannya kami ingin membantu." 

Selanjutnya, kegiatan itu diumumkan di media sosial (medsos) dan menerima sebanyak 30 pendaftar. Hanya 15 orang di antaranya dinyatakan lolos.

Mereka sebelumnya melakukan pemeriksaan kesehatan terlebih dahulu, seperti dilihat kondisi mata dan memiliki penyakit komplikasi, kronis atau tidak.

"Kami memanfaatkan medsos, terutama, cukup banyak yang menjangkau kami, untuk kuotanya karena baru pertama kali ada 15 orang, belum membuka jumlah yang besar, tapi yang mendaftar banyak, animonya besar," katanya.

Dua dokter spesialias mata itu mengoperasi para peserta. Operasi yang dilakukan menggunakan teknik phaco emulsifikasi dengan rata-rata setiap pasien membutuhkan waktu 10 - 30 menit.

"Menggunakan bukaan kecil, tidak perlu membuka mata, tidak perlu membius mata, bius mata dilakukan tetes, alatnya seperti bolpoin yang kami selipkan di luka yang dua mili," ujarnya.

"Kemudian kami bersihkan dengan alat tersebut, lensa juga kita masukkan ke lubang sempit tersebut."

"Nanti di dalam lensa akan membuka dengan sendirinya, dengan lubang sempit tersebut pasien tidak perlu takut mandi."

"Setelah operasi pasien nyaman tidak ada perban, saat pulang hanya kami tutup untuk pelindung mata yang bening, pada pasien yang takut sekali dengan bius umum, jadi pasien tidur, tidak ada ngamar," tambahnya.

Salah satu peserta, Sukardi (83), bersyukur bisa mendapat fasilitas operasi katarak gratis. Dia mengaku, penglihatannya kurang baik sejak beberapa tahun kebelakang.

"Alhamdulillah, harapannya nanti setelah operasi, melihatnya bisa lebih jelas lagi," kata Sukardi.

https://surabaya.kompas.com/read/2023/10/23/102706978/dua-dokter-spesialis-gelar-operasi-katarak-gratis-untuk-masyarakat-kurang

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke