Salin Artikel

Kisah Desa Digital di Pelosok Jember, Layani Warga Hanya dengan Aplikasi MallDesa

Sebab, Ahmad berbicara tergesa-gesa meminta dibuatkan surat keterangan tidak mampu pada malam hari.

“Jadi malam hari dia nelpon minta dibuatkan surat keterangan tidak mampu dari desa,” kata Hosnan pada Kompas.com Jumat (20/10/2023).

Rupanya, Ahmad baru tiba di Puskesmas Silo membawa ibunya yang sedang sakit. Betis ibunya infeksi hingga membusuk karena tertusuk duri.

Selain itu, ibunya juga punya penyakit kencing manis yang menyebabkan kondisinya semakin parah.

Ketika dibawa ke Puskemas, Ahmad diminta surat keterangan dari desa agar bisa mendapatkan layanan kesehatan secara gratis.

Hosnan pun dengan cepat membuat surat keterangan tidak mampu itu melalui aplikasi MallDesa yang disediakan Pemerintah Desa Sidomulyo.

Tak butuh waktu lama, hanya sekitar lima menit surat itu sudah jadi.

“Akhirnya saya buatkan, lima menit sudah langsung jadi,” kata Hosnan.

Dia mengaku Ahmad tidak bisa membuat sendiri karena mengalami kendala keterbatasan data internet.

Hosnan mengaku semua layanan surat menyurat yang dibutuhkan warga Desa Sidomulyo ada aplikasi MallDesa.

Begitu juga dengan yang dialami oleh Ade Verdi (33), warga RW 13 Dusun Curahdamar Desa Sidomulyo. Ia mengurusi semua keperluan surat menyurat melalui aplikasi MallDesa.

Mulai dari surat keterangan usaha, surat keterangan kelahiran, surat kehilangan, surat pindah, surat keterangan tidak mampu, surat penghasilan orang tua dan lainnya.

“Itu sangat memudahkan kami, dalam mengurus kebutuhan surat menyurat,” ucap dia.

Bahkan, aplikasi MallDesa itu tak hanya menyediakan fitur layanan administrasi. Ada juga jadi tempat pengaduan, mitigasi bencana, lapak jual beli hingga daftar destinasi wisata.

“Misal kemarin lampu penerang jalan umum (PJU) ke rumah saya mati, saya tinggal klik laporan di situ,” ucap dia.

Laporan tersebut langsung diteruskan desa ke dinas yang mengurusi lampu sehingga segera diperbaiki.

Menurut dia, Desa Sidomulyo menjadi Desa Digital sejak ada kepala desa baru pada 2021 yakni Kamiluddin (33).

"Sejak itu desa kami menjadi desa digital yang mulai banyak dikenal,” ucap dia.

Sementara itu, Kepala Desa Sidomulyo, Kamiluddin menambahkan desa yang dipimpinnya berada di daerah Gunung Gumitir, perbatasan Kabupaten Jember dan Banyuwangi.

Desa itu cukup jauh dari daerah perkotaan. Bahkan berada di tengah perkebunan kopi dan di atas gunung.

Ketika dilantik menjadi kepala desa pada Desember 2021, ia memiliki program digitalisasi desa.

“Latar belakang Inovasi pelayanan digital ini karena dunia sudah mengalami revolusi industri 4.0, bahkan sudah 5.0,” ucap dia.

Untuk itu, kata dia, warga desa harus beradaptasi dengan perkembangan teknologi agar tidak tertinggal.

Dia menilai digitalisasi merupakan keniscayaan untuk efektivitas pelayanan pada masyarakat, terutama layanan mendasar, seperti surat menyurat.

Ia mengaku memulai Desa Digital dengan menyampaikan konsep terlebih dahulu.

Kemudian para perangkat desa mewujudkan konsep itu. Lalu diteruskan pada ketua RW, RT hingga ke masyarakat Sidomulyo.

“Awal saya menjabat itu layanan administrasi masih menggunakan google form,” aku dia.

Kemudian, ia bekerja sama dengan Universitas Muhammadiyah Jember membuat aplikasi Sistem Aplikasi Terpadu (SIPPADU) yang ada di bawah naungan Sidomulyo Online System (SOS).

Sejak itu, Desa Sidomulyo diresmikan menjadi desa digital.

“Yang menjadi tantangan adalah kesiapan masyarakat kita, terutama yang sudah sepuh,” aku dia.

Namun, mereka yang sudah sepuh dibantu para pengurus RT TW bila membutuhkan bantuan administrasi.

Sedangkan warga yang sudah melek internet, mereka mudah memahami aplikasi MallDesa tersebut.

“Sekarang aplikasi Sippadu bertransformasi menjadi aplikasi MallDesa, ini merupakan generasi yang ketiga,” ungkap dia.

Dia mengaku MallDesa menyediaan beragam fitur seperti pencegahan bencana, marketplace, pengaduan, berita desa, dan lainnya.

Aplikasi iitu memberikan manfaat berbagai layanan digital pada masyarakat sehingga tidak perlu datang ke kantor desa.

Apalagi jarak beberapa dusun cukup jauh dari kantor desa, membutuhkan waktu sekitar 30 menit.

“Misal ada mahasiswa desa kami yang kuliah di luar kota, ingin membuat surat keterangan tidak mampu, dia tak perlu pulang, tapi cukup buat di aplikasi karena sudah ada tanda tangan digital,” papar Kamiluddin.

Ia berharap aplikasi MallDesa itu terus berkembang dan menyesuaikan dengan perkembangan zaman. Kemudian bisa diterapkan pada desa lain sehingga menjadi desa digital.

“Semakin banyak desa digital, maka Indonesia bisa mencapai puncak emas pada tahun 2045,” tutur dia.

Bupati Jember Hendy Siswanto berharap inovasi digital yang diterapkan di Desa Sidomulyo itu bisa dikembangkan oleh desa lain.

“Semoga inovasi digital ini menular pada desa-desa yang lain,” kata dia.

Menurut dia, inovasi layanan digital sudah menjadi keharusan di tengah perkembangan zaman.

Masyarakat butuh layanan yang cepat dan mudah. Hal itu bisa dilakukan dengan memanfaatkan teknologi.

Hendy mengaku pelayanan masyarakat berbasis digital sudah diterapkan di sejumlah Organisasi Perangkat Daerah (OPD) Pemerintah Kabupaten Jember.

Seperti Dinas Komunikasi dan Informatika yang membuat aplikasi Si Keren dan Jember Kota Pintar (J Kopi). Aplikasi si keren yakni sistem informasi kepegawaian dan kinerja ASN.

Sedangkan aplikasi J Kopi adalah aplikasi yang merupakan induk dari segala aplikasi yang ada di Pemkab Jember.

Selain itu, Badan Pendapatan Daerah (Bapenda) Jember juga memiliki aplikasi J Mbako, singkatan dari Jember Mbayar Pajak Online. Fungsinya semua pelayanan pembayaran pajak bisa menggunakan aplikasi tersebut.

Kemudian Dinas Pendidikan mempunya aplikasi my Dispendik yang berisi tentang data-data Pendidikan di Jember.

Mulai dari kuantitas dan kualitas sekolah. Sekolah yang rusak maupun yang kekurangan guru bisa dipantai dengan aplikasi ini.

Dinas Pemberdayaan Perempuan, Perlindungan Anak dan Keluarga Berencana (DPA3KB) memiliki aplikasi one touch service (OTC). Aplikasi yang memudahkan masyarakat melaporkan kekerasan.

Begitu juga dengan sejumlah OPD lain, mulai dari Dispendukcapil, Disnaketrans hingga Dinas Pariwisata yang memanfaatkan teknologi sebagai alat untuk melayani masyarakat.

https://surabaya.kompas.com/read/2023/10/20/132212678/kisah-desa-digital-di-pelosok-jember-layani-warga-hanya-dengan-aplikasi

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke