Salin Artikel

Kasus Anak DPR RI Bunuh Pacar: Kuasa Hukum Korban Tanggapi Pernyataan Pengacara Pelaku

Kuasa hukum korban, Dimas Yemahura, mengatakan bahwa semua tindakan Ronald sudah dilakukan rekonstruksi di Blackhole, Lenmarc Mall, Surabaya. Hal itu menunjukan adanya indikasi pembunuhan.

Dimas menyoroti momen ketika pasangan kekasih tersebut tengah berada di basement Lenmarc Mall. Saat itu, Ronald tidak memperingati korban saat akan menjalankan mobilnya.

"Waktu rekontruksi, Ronald tidak memberikan peringatan apa pun untuk minggir. Padahal, dia tahu korban ada di sampingnya," kata Dimas, ketika dihubungi melalui telepon, Kamis (19/10/2023).

Selain itu, kata Dimas, berdasarkan rekonstruksi Ronald juga melakukan penganiayaan. Dia mencekik serta dua kali memukul kepala korban menggunakan botol minuman keras.

"Dia (tersangka) sengaja mencekik dan memukul kepalanya (korban). Menurut saya itu sebuah kesengajaan, enggak ada yang namanya kelalaian," jelasnya.

Oleh karena itu, Dimas menilai langkah penyidik menetapkan Pasal 338 tentang menghilangkan nyawa orang lain sudah tepat. Sebab, Ronald melakukan semua tindakan dengan sengaja.

"Kalau (katanya kuasa hukum tersangka) enggak sengaja, semua orang bisa mencari alasan atau alibi, (alasanya) agar klienya bisa terhindar dari jeratan hukum," ucapnya.

Meski demikian, Dimas tak mempermasalahkan pernyataan kuasa hukum tersangka. Hal tersebut bisa dibuktikan dalam persidangan.

"Kalau pendirian kami tetap, berupaya semaksimal mungkin mulai proses dari tingkat penyidikan, kejaksaan sampai pengadilan. Harapan kami Ronald tetap dikenakan pasal pembunuhan," ujar dia.

Diberitakan sebelumnya, pengacara tersangka, Lisa Rahmat, tidak setuju dengan penyidik yang menetapkan Ronald sebagai tersangka. Ronald dijerat Pasal 338 KUHP terkait kesengajaan menghilangkan nyawa orang lain.

"Kalau (Pasal) 338 ditetapkan kepada tersangka sebagai premier, di mana letaknya. Motif pembunuhan ini unsur kesengajaanya di mana," kata Lisa, saat ditemui di kantornya Surabaya, Selasa (17/10/2023).

Lisa menyebut, korban ketika itu tengah duduk di lantai tempat parkir Lenmarc Mall, sambil bersandar di pintu mobil sebelah kiri tersangka. Sedangkan, Ronald masuk kendaraan dari sisi kanan.

"(Tersangka) masih bisa membuka jendela meneriaki Dini, ayo pulang, tapi Dini sudah enggak kelihatan," ujarnya.

Kemudian, kata Lisa, tersangka tetap menjalankan mobil bernomor polisi B 1744 VON tersebut. Akhirnya, sebagian tubuh korban terlindas dan terseret beberapa meter, akibat ban kendaraan itu.

"Karena diteriaki enggak ada jawaban, tersangka langsung membelokkan mobilnya, di saat inilah mungkin Dini jatuh. Akhirnya yang kena (terlindas) tangan kanan," ucapnya.

Lalu, Ronald mengembalikan lagi mobilnya ke posisi awal pertama kali, parkir di Lenmarc Mall. Sedangkan, korban sudah tergeletak di basement dengan kondisi yang sudah lemas dan terdiam.

"Masih sempat ditanyain 'kamu mabuk?' Dininya diam, terus dipinggirkan satpam. Terus diangkat tersangka lewat pintu belakang bukan bagasi," ujar dia.

Keduanya langsung menuju ke apartemen korban yang berada di kawasan Jalan Puncak Indah Lontar. Akhirnya, Dini dinyatakan meninggal dunia saat dibawa ke RS National Hospital.

Dengan demikian, Lisa menyebut tidak ada unsur kesengajaan menghilangkan nyawa orang lain. Sebab, tersangka masih berusaha menyelamatkan nyawa korban setelah melindas korban.

"Makin lama (korban) semakin lemas, makanya Ronald membuat bantuan nafas. Dia panik sampai minta tolong ke satpam, saat itu juga dibawa ke rumah sakit," katanya.

https://surabaya.kompas.com/read/2023/10/20/103146678/kasus-anak-dpr-ri-bunuh-pacar-kuasa-hukum-korban-tanggapi-pernyataan

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke