Salin Artikel

13 KA Terlambat Tiba di Madiun Dampak Kereta Anjlok, Ada yang sampai 5,5 Jam

Terhadap keterlambatan itu, PT Kereta Api Indonesia menyampaikan permohonan maaf kepada semua kosumen.

Deputy Vice President Daop 7 Madiun, Irene Margareth Konstantine menyatakan, PT Kereta Api Indonesia (Persero) meminta maaf atas gangguan perjalanan kereta api dampak anjloknya KA Argo Semeru relasi Surabaya Gubeng-Gambir di Kilometer 520+4 antara stasiun Wates - Sentolo, wilayah Daop 6 Yogyakarta.

Kondisi itu menjadikan semua perjalanan KA yang melewati Daop 7 Madiun harus mengalami rekayasa pola operasi, dengan berjalan melewati Semarang.

"KAI mengucapkan permohonan maaf yang sebesar-besarnya kepada seluruh pelanggan KA, karena terganggunya perjalanan dan pelayanan KA. Semua petugas sedang berupaya semaksimal mungkin agar dapat mengurangi keterlambatan perjalanan dan menormalisasi kembali perjalanan KA," kata Irene, Rabu (18/10/2023).

Ia mengatakan sampai saat ini perjalanan KA yang melewati jalur selatan masih mengalami rekayasa pola operasi dengan berjalan melewati Semarang (jalur utara).

Menurut Irine, hingga pukul 09.00 terdapat 13 perjalanan kereta api yang terlambat tiba di Madiun. Sebanyak 13 kereta terlambat mulai 13 menit hingga lima jam lebih.

Ketiga belas kereta yang terlambat kedatangannya yakni, KA 234 (Matarmaja) Pasarsenen - Malang, terlambat 17 menit, KA 112 (Brantas) Pasarsenen - Blitar, terlambat 116 menit, KA 58 (Brawijaya) Gambir - Malang terlambat 116 menit, KA 60 (Bima) Gambir - Surabaya Gubeng terlambat 229 menit.

Selanjutnya KA 218 (Jayakarta) Pasarsenen- Surayabaya Gubeng terlambat 162 menit, KA 56 (Gajayana) Gambir - Malang terlambat 159 menit, KA 216 (Majapahit) Pasarsenen - Malang terlambat 57 menit, Ka 286KS (Parcel Selatan) Posisi Jerakah terlambat 153 menit.

Lalu, KA 104 (Singasari) Pasaesenen- Blitar terlambat 60 menit, KA 66 (Turangga) Bandung-Surabaya Gubeng terlambat 330 menit, KA 86KS (Mutiara Selatan) Bandung-Surabaya Gubeng terlambat 150 menit, KA 238KS (Kahuripan) Kiaracondong-Blitar terlambat 60 menit dan Ka 122 (Malabar) Bandung-Malang terlambat 293 menit

Terhadap keterlambatan itu, KAI memberikan kompensasi berupa pengembalian tiket untuk penumpang yang berniat membatalkan perjalanan hingga sebesar 100 persen di luar bea pesan dengan masa pembatalan maksimal tiga hari sejak jadwal keberangkatan KA.

Di samping itu KAI memberikan service recovery bagi pelanggan yang terdampak kelambatan sesuai aturan yang berlaku.

Untuk info lebih lanjut terkait info pembatalan tiket dan update kondisi perjalanan KA, masyarakat dapat menghubungi Customer Service di Stasiun, Contact Center KAI melalui telepon di 121, WhatsApp KAI121 di 08111- 2111-121, email cs@kai.id, atau media sosial KAI121.

https://surabaya.kompas.com/read/2023/10/18/101442978/13-ka-terlambat-tiba-di-madiun-dampak-kereta-anjlok-ada-yang-sampai-55-jam

Terkini Lainnya

Angka Stunting Jember Tertinggi Se-Jatim, Pemkab Gaspol Program Pencegahan
Angka Stunting Jember Tertinggi Se-Jatim, Pemkab Gaspol Program Pencegahan
Regional
Tersangka dari Balai Kota
Tersangka dari Balai Kota
Regional
Saat Ungkapan 'Anak-anak Harus Hidup Lebih Baik dari Orangtua' Terngiang di Pikiran Gus Fawait...
Saat Ungkapan "Anak-anak Harus Hidup Lebih Baik dari Orangtua" Terngiang di Pikiran Gus Fawait...
Regional
Berdesakan, Lama, dan Kurang Sat Set, Dirasakan Generasi Milenial hingga Z saat Naik Angkutan Kota
Berdesakan, Lama, dan Kurang Sat Set, Dirasakan Generasi Milenial hingga Z saat Naik Angkutan Kota
Regional
Misteri Angka di Kayu Gelondongan Pasca Banjir Sumatera
Misteri Angka di Kayu Gelondongan Pasca Banjir Sumatera
Regional
Gus Fawait: Jangan Saling Lempar Tanggung Jawab soal Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Gus Fawait: Jangan Saling Lempar Tanggung Jawab soal Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Regional
Ini Solusi Gus Fawait Mengentaskan Warga Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Ini Solusi Gus Fawait Mengentaskan Warga Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Regional
Warga Tinggal di Tengah Lahan BUMN Disebut Sejahtera, Bisa Beli Mobil dan Umrah
Warga Tinggal di Tengah Lahan BUMN Disebut Sejahtera, Bisa Beli Mobil dan Umrah
Regional
Warga di Tengah Lahan BUMN Bisa Dapat Bantuan 'CSR', tapi Harus Ajukan Proposal Dulu
Warga di Tengah Lahan BUMN Bisa Dapat Bantuan "CSR", tapi Harus Ajukan Proposal Dulu
Regional
Kisah Habibie-Ainun Versi Miskin Ekstrem di Ujung Bukit Perhutani...
Kisah Habibie-Ainun Versi Miskin Ekstrem di Ujung Bukit Perhutani...
Regional
Warga Miskin Ekstrem di Lahan BUMN Pakai Panel Surya untuk Penerangan
Warga Miskin Ekstrem di Lahan BUMN Pakai Panel Surya untuk Penerangan
Regional
Saniman dan Gira: Hidup Serabutan di Lahan BUMN, Menunggu Reforma Agraria
Saniman dan Gira: Hidup Serabutan di Lahan BUMN, Menunggu Reforma Agraria
Regional
Di Persimpangan Sawit, Gajah Tesso Nilo Makin Terhimpit
Di Persimpangan Sawit, Gajah Tesso Nilo Makin Terhimpit
Regional
Demi Dapat Internet, Warga Padati Kantor Bupati Aceh Tengah: Ada Mahasiswa Kerjakan Tugas, atau Hubungi Keluarga
Demi Dapat Internet, Warga Padati Kantor Bupati Aceh Tengah: Ada Mahasiswa Kerjakan Tugas, atau Hubungi Keluarga
Regional
KUHAP Sudah Diketok, tapi Aktivis Gen Z Sukabumi Tetap Resah, Kenapa?
KUHAP Sudah Diketok, tapi Aktivis Gen Z Sukabumi Tetap Resah, Kenapa?
Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com