Salin Artikel

Buntut Kasus Penganiayaan Siswa SMP, Bupati Banyuwangi Evaluasi Semua Kepsek

BANYUWANGI, KOMPAS.com - Bupati Banyuwangi Ipuk Fiestiandani Azwar Anas menyesalkan kasus perundungan dan penganiayaan yang menimpa siswa SMP berinisial RDA (13). Ipuk langsung mengevaluasi secara menyeluruh terhadap kepala sekolah dan jajaran pendidik lainnya.

“Ini menjadi tanggung jawab kita semua untuk mencegah kejadian serupa tidak terulang lagi. Lebih-lebih kepada para kepala sekolah dan jajaran pendidik lainnya," kata Ipuk, Selasa (17/10/2023).

Ipuk menjelaskan, kasus semacam ini telah menjadi salah satu tolok ukur kinerja kepala sekolah (kepsek). Terlebih, kepala sekolah sebagai pemimpin di lingkungan sekolah menjadi penanggung jawab utama.

"Tentu atas keselamatan dan terhindarnya para anak didik dari perilaku perundungan dan kekerasan," ungkap Ipuk.

Menurut Ipuk, kejadian tersebut merupakan indikasi dari lemahnya kontrol dan monitoring dari pihak sekolah.

“Berikan perhatian terbaik bagi anak-anak. Mitigasi sejak awal jika ada potensi perundungan agar bisa dicegah jauh-jauh hari,” ujarnya.

Istri Menpan RB, Abdullah Azwar Anas, tersebut juga meminta agar korban maupun pelaku diberikan pendampingan dan binaan yang semestinya.

“Libatkan orangtua murid agar lebih partisipatif dalam membina dan mendidik anak. Utamanya saat di luar sekolah,” terang Ipuk.

Dikatakan Ipuk, partisipasi orangtua salah satu faktor yang tidak kalah pentingnya dalam bersinergi dengan pihak sekolah untuk mewujudkannya.

“Bangun komunikasi yang baik dengan wali murid. Pastikan setiap perkembangan anak bisa saling melaporkan," tuturnya.

Sementara itu, Kepala Dinas Pendidikan (Dispendik) Banyuwangi Suratno telah melakukan pendalaman terhadap kasus tersebut.

“Kami telah memberikan teguran kepada kepala sekolah yang bersangkutan. Selain itu, juga memberikan evaluasi secara menyeluruh kepada para kepala sekolah,” paparnya.

Dispendik juga akan semakin meningkatkan program-program pencegahan perundungan dan kekerasan di lingkungan sekolah.

"Seperti halnya satgas anti-perundungan dan pekan parenting bersama wali murid. Eskalasinya akan kami tingkatkan,” tandas Suratno.

Sebelumnya diberitakan, seorang pelajar Sekolah Menengah Pertama (SMP) di Banyuwangi, berinisial RDA, diduga dianiaya oleh temannya.

Ibu korban, Kholifah Yuliani (23) mengungkapkan, penganiayaan yang menimpa putranya itu terjadi pada Jumat (13/10/2023). RDA, kata dia, dianiaya dua kali saat jam masuk sekolah dan sepulang shalat Jumat.

https://surabaya.kompas.com/read/2023/10/17/215854378/buntut-kasus-penganiayaan-siswa-smp-bupati-banyuwangi-evaluasi-semua-kepsek

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke