Salin Artikel

Pengemudi Taksi "Online" Dipukul Petugas Valet di TP 4 Surabaya, Berakhir Damai

SURABAYA, KOMPAS.com - Seorang pengemudi taksi online menjadi korban penganiayaan oleh petugas parkir valet di Mal Tunjungan Plasa (TP) 4, Kota Surabaya, Jawa Timur, Rabu (11/10/2023) malam. Keduanya akhirnya berdamai usai mediasi di Polsek Tegalsari.

Korban pemukulan, Fachrul Hendra Setia (30), warga Jalan Raya Wonorejo, Surabaya, mengatakan, kejadian tersebut berawal ketika ada seseorang memesan jasanya melalui aplikasi.

"Saya dapat orderan, terus saya menunggu di lobi (TP), tapi ternyata penumpangnya masih belum keluar," kata Fachrul ketika ditemui di Polsek Tegalsari, Kamis (12/10/2023).

Kemudian, Fachrul diminta petugas keamanan mal untuk menghubungi penumpang yang memesanya. Selain itu, dia juga disuruh satpam agar memutar keluar TP sebanyak satu kali.

Fachrul pun menuruti permintaan untuk menghubungi penumpang dan memutar sebanyak satu kali. Namun, kali ini dia terlibat adu mulut dengan petugas valet yang berada di TP 4.

"Terjadi cekcok sampai dipisah sama satpam dan karyawan TP. Tapi enggak lama akhirnya penumpangnya datang," jelasnya.

Akhirnya, dia pun meminta penumpangnya masuk ke dalam mobil agar segera meninggalkan lokasi. Akan tetapi, petugas valet TP masih emosi dan menantangnya bertengkar.

"Saya keluar terus dipukul di bagian hidung itu langsung berdarah, itu darahnya ke baju sampai ke jok mobil," ujar dia.

Fachrul pun langsung dievakuasi di posko satpam untuk menghentikan pendarahan akibat menerima pukulan itu. Setelahnya, dia baru melaporkan kejadian itu ke Polsek Tegalsari.

Sementara itu, petugas valet pelaku pemukulan, Tedy Prakasa Syahputra (27), mengaku sempat tersulut emosi dengan ucapan korban yang mengajaknya berkelahi.

"Ada omongan ajakan berkelahi, saya juga capek akhirnya emosi enggak terkontrol. Intinya minta diselesaikan setelah kerja, iya seperti menantang," kata Tedy.

"Saya di sini mengakui kesalahan, saya juga minta maaf kepada pimpinan saya dan rekan-rekan ojek online karena membuat kejadian yang tidak mengenakan," ucapnya.

Kapolsek Tegalsari Kompol Imam Mustolih mengatakan, keduanya sudah berdamai. Namun, ada beberapa poin yang harus dipenuhi oleh pelaku penganiayaan.

"Pelaku bersedia mengobati korban ke Rumah Sakit Siloam sampai sembuh total, dan bisa aktivitas kembali," kata Imam.

Selain itu, kata Imam, pelaku dan korban sepakat menandatangani perjanjian di atas materai, yakni tidak mengulangi penganiayaan apabila ada ketegangan di kemudian hari.

"Semuanya sekarang sudah selesai, dilaksanakan dengan mediasi di Polsek Tegalsari. Mereka sepakat berdamai dan situasi aman terkendali," tutupnya.

https://surabaya.kompas.com/read/2023/10/12/162838778/pengemudi-taksi-online-dipukul-petugas-valet-di-tp-4-surabaya-berakhir

Terkini Lainnya

Angka Stunting Jember Tertinggi Se-Jatim, Pemkab Gaspol Program Pencegahan
Angka Stunting Jember Tertinggi Se-Jatim, Pemkab Gaspol Program Pencegahan
Regional
Tersangka dari Balai Kota
Tersangka dari Balai Kota
Regional
Saat Ungkapan 'Anak-anak Harus Hidup Lebih Baik dari Orangtua' Terngiang di Pikiran Gus Fawait...
Saat Ungkapan "Anak-anak Harus Hidup Lebih Baik dari Orangtua" Terngiang di Pikiran Gus Fawait...
Regional
Berdesakan, Lama, dan Kurang Sat Set, Dirasakan Generasi Milenial hingga Z saat Naik Angkutan Kota
Berdesakan, Lama, dan Kurang Sat Set, Dirasakan Generasi Milenial hingga Z saat Naik Angkutan Kota
Regional
Misteri Angka di Kayu Gelondongan Pasca Banjir Sumatera
Misteri Angka di Kayu Gelondongan Pasca Banjir Sumatera
Regional
Gus Fawait: Jangan Saling Lempar Tanggung Jawab soal Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Gus Fawait: Jangan Saling Lempar Tanggung Jawab soal Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Regional
Ini Solusi Gus Fawait Mengentaskan Warga Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Ini Solusi Gus Fawait Mengentaskan Warga Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Regional
Warga Tinggal di Tengah Lahan BUMN Disebut Sejahtera, Bisa Beli Mobil dan Umrah
Warga Tinggal di Tengah Lahan BUMN Disebut Sejahtera, Bisa Beli Mobil dan Umrah
Regional
Warga di Tengah Lahan BUMN Bisa Dapat Bantuan 'CSR', tapi Harus Ajukan Proposal Dulu
Warga di Tengah Lahan BUMN Bisa Dapat Bantuan "CSR", tapi Harus Ajukan Proposal Dulu
Regional
Kisah Habibie-Ainun Versi Miskin Ekstrem di Ujung Bukit Perhutani...
Kisah Habibie-Ainun Versi Miskin Ekstrem di Ujung Bukit Perhutani...
Regional
Warga Miskin Ekstrem di Lahan BUMN Pakai Panel Surya untuk Penerangan
Warga Miskin Ekstrem di Lahan BUMN Pakai Panel Surya untuk Penerangan
Regional
Saniman dan Gira: Hidup Serabutan di Lahan BUMN, Menunggu Reforma Agraria
Saniman dan Gira: Hidup Serabutan di Lahan BUMN, Menunggu Reforma Agraria
Regional
Di Persimpangan Sawit, Gajah Tesso Nilo Makin Terhimpit
Di Persimpangan Sawit, Gajah Tesso Nilo Makin Terhimpit
Regional
Demi Dapat Internet, Warga Padati Kantor Bupati Aceh Tengah: Ada Mahasiswa Kerjakan Tugas, atau Hubungi Keluarga
Demi Dapat Internet, Warga Padati Kantor Bupati Aceh Tengah: Ada Mahasiswa Kerjakan Tugas, atau Hubungi Keluarga
Regional
KUHAP Sudah Diketok, tapi Aktivis Gen Z Sukabumi Tetap Resah, Kenapa?
KUHAP Sudah Diketok, tapi Aktivis Gen Z Sukabumi Tetap Resah, Kenapa?
Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com