Salin Artikel

Mendag Zulhas Puji Madiun yang Sulap Sungai Kumuh Jadi Wisata Favorit

Tak hanya itu, hadirnya tempat pariwisata baru di Kota Madiun tersebut menjadikan keberadaan UMKM makin maju dan berkembang.

Pujian itu disampaikan Mendag Zulhas saat berkunjung di Kota Madiun, Jawa Timur, Rabu (11/10/2023).

Setibanya di Kota Madiun, Zulhas langsung mengunjungi pameran UMKM di kawasan wisata Sumber Umis.

Kawasan Sumber Umis, sebelum disulap sebagai tempat wisata, dahulunya merupakan lingkungan dan sungai yang kumuh.

Bagian atas sungai tersebut kemudian ditutup lalu sekarang menjadi tempat wisata dengan dibangun patung Merlion Singapura, miniatur Ka'bah Mekah, Menara Eiffel Paris, dan Kampung Eropa. Tak hanya itu, kawasan itu juga sering digunakan untuk pameran UMKM.

“Saya baru ketemu wali kota model ini. Saya kira satu-satunya di Indonesia yang sangat kreatif. Ini tempat dan sungai yang kumuh bisa disulap menjadi tempat wisata yang paling digemari dan favorit warga," puji Zulhas.

Setelah disulap menjadi tempat wisata, Sumber Umis sering menjadi lokasi pameran bagi UMKM.

Hal itu tentu menjadi keuntungan tersendiri bagi pelaku UMKM lantaran tidak perlu menggelar event besar, wisatawan setiap hari sudah hadir.

“Di sini UMKMnya berkembang. Dan ini menunjukkan daerah memerlukan sosok pemimpin yang kreatif dan sungguh-sungguh. Biasanya kalau sungguh-sungguh mencintai rakyat itu pasti ketemu. UMKM cepat berkembang bagus mulai minuman, makanan dan batik karena mendapatkan pembinaan dan arahan baik dari Wali Kota Madiun, Maidi,” tutur Zulhas.

Selain mengunjungi kawasan wisata Sumber Umis, Mendag mendatangi Ngrowo Bening Edupark. Di lokasi ini Mendag Zulhas mengakui keberhasilan Wali Kota Maidi mengubah tempat yang belum termanfaatkan menjadi lebih maksimal.

Untuk itu Mendag Zulhas pun akan mempromosikan Kota Madiun sebagai percontohan bila berkunjung ke daerah-daerah lain di Indonesia.

Zulhas menceritakan saat menjadi Menteri Kehutanan dirinya sering datang ke Kota Madiun untuk sekadar menikmati kuliner pecel. Maklum, saat itu Ketum PAN berteman baik dengan mantan Menkopolhukam, Djoko Suyanto yang merupakan putra daerah kelahiran Madiun.

“Tetapi setelah makan pecel terus pulang. Belum ada wisata keliling enam negara di Kota Madiun. . Jadi kalau kita punya wali kota seperti Pak Maidi maka Indonesia maju. Kalau Wali Kota bekerja dengan hati dan nurani maka UMKMnya tumbuh. Dan tadi saya lihat wajah-wajah pemilik UMKM senang dan sumringah. Dan itulah dampak Wali Kota yang memberikan karya nyata kepada masyarakatnya,” kata Zulhas.

https://surabaya.kompas.com/read/2023/10/12/102849178/mendag-zulhas-puji-madiun-yang-sulap-sungai-kumuh-jadi-wisata-favorit

Terkini Lainnya

Dukung Konservasi, Bulog Kembangkan Jambu Air Camplong di Sampang
Dukung Konservasi, Bulog Kembangkan Jambu Air Camplong di Sampang
Regional
Jelang Nataru, KAI Edukasi Keselamatan di Perlintasan Sebidang Surabaya Gubeng
Jelang Nataru, KAI Edukasi Keselamatan di Perlintasan Sebidang Surabaya Gubeng
Regional
Angka Stunting Jember Tertinggi Se-Jatim, Pemkab Gaspol Program Pencegahan
Angka Stunting Jember Tertinggi Se-Jatim, Pemkab Gaspol Program Pencegahan
Regional
Tersangka dari Balai Kota
Tersangka dari Balai Kota
Regional
Saat Ungkapan 'Anak-anak Harus Hidup Lebih Baik dari Orangtua' Terngiang di Pikiran Gus Fawait...
Saat Ungkapan "Anak-anak Harus Hidup Lebih Baik dari Orangtua" Terngiang di Pikiran Gus Fawait...
Regional
Berdesakan, Lama, dan Kurang Sat Set, Dirasakan Generasi Milenial hingga Z saat Naik Angkutan Kota
Berdesakan, Lama, dan Kurang Sat Set, Dirasakan Generasi Milenial hingga Z saat Naik Angkutan Kota
Regional
Misteri Angka di Kayu Gelondongan Pasca Banjir Sumatera
Misteri Angka di Kayu Gelondongan Pasca Banjir Sumatera
Regional
Gus Fawait: Jangan Saling Lempar Tanggung Jawab soal Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Gus Fawait: Jangan Saling Lempar Tanggung Jawab soal Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Regional
Ini Solusi Gus Fawait Mengentaskan Warga Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Ini Solusi Gus Fawait Mengentaskan Warga Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Regional
Warga Tinggal di Tengah Lahan BUMN Disebut Sejahtera, Bisa Beli Mobil dan Umrah
Warga Tinggal di Tengah Lahan BUMN Disebut Sejahtera, Bisa Beli Mobil dan Umrah
Regional
Warga di Tengah Lahan BUMN Bisa Dapat Bantuan 'CSR', tapi Harus Ajukan Proposal Dulu
Warga di Tengah Lahan BUMN Bisa Dapat Bantuan "CSR", tapi Harus Ajukan Proposal Dulu
Regional
Kisah Habibie-Ainun Versi Miskin Ekstrem di Ujung Bukit Perhutani...
Kisah Habibie-Ainun Versi Miskin Ekstrem di Ujung Bukit Perhutani...
Regional
Warga Miskin Ekstrem di Lahan BUMN Pakai Panel Surya untuk Penerangan
Warga Miskin Ekstrem di Lahan BUMN Pakai Panel Surya untuk Penerangan
Regional
Saniman dan Gira: Hidup Serabutan di Lahan BUMN, Menunggu Reforma Agraria
Saniman dan Gira: Hidup Serabutan di Lahan BUMN, Menunggu Reforma Agraria
Regional
Di Persimpangan Sawit, Gajah Tesso Nilo Makin Terhimpit
Di Persimpangan Sawit, Gajah Tesso Nilo Makin Terhimpit
Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com