Salin Artikel

8 Ikon Kota Surabaya, Ada Tugu Pahlawan dan Rujak Cingur

KOMPAS.com - Kota Surabaya adalah ibu kota Provinsi Jawa Timur dan menjadi salah satu destinasi favorit wisatawan.

Wisatawan yang berkunjung ke Kota Surabaya tentunya akan tertarik menikmati berbagai tempat dan kuliner khas di kota ini.

Hal ini tentunya karena wisatawan ingin menikmati daya tarik Kota Surabaya ini tidak bisa didapatkan di kota-kota lainnya.

Menjadi magnet yang menarik kunjungan wisatawan, berikut adalah sederet bangunan, dan kuliner khas yang menjadi ikon Kota Surabaya.

1. Tugu Pahlawan

Tugu Pahlawan adalah monumen yang didirikan untuk mengenang sejarah perjuangan para pahlawan kemerdekaan bangsa Indonesia dalam Pertempuran 10 November 1945 di Surabaya.

Tugu Pahlawan didirikan pada tanggal 10 November 1951 dan diresmikan pada tanggal 10 November 1952 oleh Presiden RI, Ir. Soekarno.

Bentuk bangunan tugu berbentuk seperti paku terbalik ini memiliki tinggi 41,15 meter atau setara dengan 45 yard.

Tubuh monumen berbentuk lengkungan (canalures) sebanyak 10 lengkungan dan terbagi menjadi 11 ruas.

Angka-angka tersebut mewakili tanggal 10, bulan 11, dan tahun 1945 yang bertepatan dengan peristiwa puncak Pertempuran Surabaya.

2. Patung Suro dan Boyo

Patung Suro dan Boyo adalah ikon Kota Surabaya karena berkaitan dengan Legenda Suro dan Boyo.

Terdapat tiga Patung Suro dan Boyo yaitu di Taman Suroboyo, Kebun Binatang Surabaya (KBS) dan Skate Park Jalan Gubeng Surabaya.

Patung Suro dan Boyo di Taman Suroboyo dibangun setinggi 25,6 meter, dengan tinggi dudukan patung 5 meter dan diameter 15 meter.

Lokasi Patung Suro dan Boyo yang kawasan pesisir utara Kecamatan Bulak, Kota Surabaya tersebut membuatnya tidak hanya bisa dilihat dari darat saja, namun juga bisa dari arah laut.

Peresmian patung ini dilakukan Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini menjelang peringatan HUT ke-726 Surabaya pada 31 Mei 2019.

3. Monumen Jalesveva Jayamahe

Monumen Jalesveva Jayamahe atau Monumen Monjaya adalah monumen yang terletak Dermaga Ujung, Kota Surabaya.

Kata Jalesveva Jayamahe itu sendiri merupakan semboyan dari TNI-AL yang memiliki arti di laut kita jaya.

Monumen karya I Nyoman Nuarta ini berbentuk Perwira TNI Angkatan Laut berbusana Pakaian Dinas Upacara (PDU) lengkap dengan pedang kehormatan yang tengah berdiri menatap ke arah laut.

Ketinggian keseluruhan bangunan Monumen Jalesveva Jayamahe mencapai 60 meter, dengan patung setinggi 31 meter yang berdiri diatas bangunan gedung setinggi 29 meter.

4. Monumen Bambu Runcing

Monumen Bambu Runcing adalah ikon Kota Surabaya yang terletak di Jalan Panglima Sudirman.

Monumen yang sudah ada sejak tahun 1981 ini terdiri dari 5 pilar yang berbentuk bambu runcing dengan tinggi yang tidak sama.

Monumen yang kerap mengeluarkan air mancur ini dikelilingi oleh taman kecil yang penuh dengan beragam tanaman hias.

5. Jembatan Merah

Jembatan Merah adalah landmark bersejarah di Kota Surabaya yang dibangun di era Gubernur Jenderal Daendels yang menjadi saksi Pertempuran 10 November.

Jembatan ini membentang di atas Kali Mas dan menghubungkan Jalan Rajawali dan Jalan Kembang Jepun.

Asal nama jembatan ini terkait dengan sebutannya pada masa lalu yaitu Roode Brug yang dalam bahasa Belanda berarti Jembatan Merah.

Sejak dulu hingga saat ini, warna Jembatan Merah tidak berubah yang membedakannya dengan jembatan lain yang membentang di atas Kali Mas.

6. Hotel Majapahit

Hotel Majapahit adalah bangunan bersejarah di Jalan Tunjungan, Kota Surabaya yang dulu bernama Hotel Oranje.

Hotel Oranje dibangun pertama kali tahun 1910 di bawah kepemilikan Lucas Martin Sarkies asal Armenia.

Bangunan yang pernah menjadi hotel mewah pada masanya ini dirancang oleh pria berkebangsaan Inggris yang bernama James Apfrey yang menghabiskan dana hingga 500.000 guilders

Pada masa pendudukan Jepang, Hotel Oranje kemudian berganti nama menjadi Hotel Yamato.

Di tempat ini pula terjadi Insiden Hotel Yamato juga terkait dengan sejarah peristiwa Pertempuran 10 November 1945 di Surabaya.

Insiden ini terjadi kala arek-arek Surabaya menggeruduk Hotel Yamato untuk menurunkan bendera merah putih biru milik Belanda, dan merobek warna biru sehingga menyisakan kain merah dan putihnya saja.

7. Rujak Cingur

Selain tempat bersejarah, ikon Kota Surabaya adalah sajian kuliner yaitu rujak cingur.

Bagi wisatawan, belum lengkap rasanya jika berkunjung ke Surabaya tanpa mencoba kuliner rujak yang khas dengan isian cingur ini.

Cingur adalah bagian bibir atas atau moncong sapi yang direbus dan dipotong-potong untuk dicampurkan ke dalam hidangan rujak.

Rujak cingur yang asli biasanya terdiri dari potongan cingur yang dicampur irisan beberapa buah dan aneka sayuran dan disiran dengan bumbu rujak.

8. Sate Klopo

Selain rujak cingur, ada juga sate klopo khas Surabaya yang merupakan sajian sate daging sapi dan lemak yang dibungkus dengan bumbu olahan kelapa lalu dibakar.

Campuran kelapa membuatnya memiliki rasa dan aroma yang unik.

Biasanya sate klopo akan disajikan bersama lontong ataupun nasi.

Salah satu warung sate klopo yang terkenal adalah Sate Klopo Ondomohen yang berada di Jalan Wali Kota Mustajab.

Sumber:
kominfo.jatimprov.go.id  
rafihydar.it.student.pens.ac.id  
warisanbudaya.kemdikbud.go.id  
makassar.antaranews.com  
pesonaindonesia.kompas.com  
surabaya.kompas.com (Rachmawati)
surabaya.kompas.com  
travel.kompas.com (Ulfa Arieza)

https://surabaya.kompas.com/read/2023/10/09/171410478/8-ikon-kota-surabaya-ada-tugu-pahlawan-dan-rujak-cingur

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke