Salin Artikel

RUN HUB 2023 Sukses Digelar di Surabaya, Jadi Inspirasi Perekat Elemen Bangsa

Acara ini merupakan hasil kerja sama antara Harian Kompas, Kementerian Perhubungan, BookCabin Member of Lion Group, dan Pemerintah Kota Surabaya.

Event RUN HUB 2023 ini mengusung tema "Melaju untuk Transportasi Maju", sejalan dengan visi Kementerian Perhubungan dalam memacu pembangunan infrastruktur dan meningkatkan pelayanan masyarakat di bidang transportasi.

Acara ini juga menjadi simbol kolaborasi lintas sektor dan elemen bangsa yang berkomitmen untuk menciptakan transportasi yang lebih maju.

Perhelatan ini menarik minat masyarakat luas, terbukti dari penjualan tiket yang habis hanya dalam tiga hari.

Adapun peserta berasal dari berbagai segmen, termasuk komunitas lari, keluarga, mahasiswa, pelajar, hingga pegawai Kemenhub.

Antusiasme para pelari terlihat sejak pagi hari pukul 05.00 WIB. Mereka sudah berkumpul di Balai Kota Surabaya sesuai kategori masing-masing.

Tercatat, ada sebanyak 2.000 peserta, mereka memilih salah satu dari dua kategori lari, yaktu 10 K dan 5 K.

Event RUN HUB 2023 ini dibuka langsung Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi, Wali Kota Surabaya Eri Cahyadi, dan Pemimpin Redaksi Harian Kompas Sutta Dharmasaputra.

Para pelari memulai titik start dan finish di Balai Kota Surabaya.

Sebagian rute lari melewati kawasan car free day dan beberapa icon ternama kota Surabaya seperti Tunjungan, Monumen Bambu Runcing, dan Monumen Kapal Selam.

Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi mengapresiasi penyelenggaraan RUN HUB 2023 sebagai bentuk komitmen Kementerian Perhubungan dalam mendorong momentum pengembangan infrastruktur dan peningkatan pelayanan bagi masyarakat untuk mewujudkan visi transportasi maju.

"Lari dipilih sebagai bagian dari perayaan Hari Perhubungan Nasional karena selama ini lari dinilai sebagai olahraga yang simpel dan bisa diikuti oleh berbagai kalangan," kata Menhub Budi Karya Sumadi, Minggu.

"Lari juga memiliki filosofi seperti yang dimiliki Kementerian Perhubungan yakni melaju cepat. Surabaya dipilih karena kota ini mewakili bagian timur Indonesia," ujar Menhub.

Agenda tetap

Wali Kota Surabaya Eri Cahyadi menyampaikan, penyelenggaraan RUN HUB 2023 juga menjadi momentum pengembangan transportasi di Kota Surabaya.

"Selain itu, kompetisi lari ini bisa membangkitkan ekonomi lokal Kota Surabaya, baik penginapan maupun UMKM karena pesertanya berasal dari berbagai penjuru daerah." ujar Eri.

Ia menambahkan, akan menggandeng Harian Kompas sebagai event organizer untuk menggelar event serupa pada tahun depan.

"Kami sudah berkomunikasi dengan Kompas untuk membuat event serupa dan menjadi agenda tetap tepatnya saat Hari Jadi Kota Surabaya nanti," imbuh Eri.

Wadah pererat silaturahmi

Sementara itu, Pemimpin Redaksi Harian Kompas Sutta Dharmasaputra mengatakan, sebagai organizer, Kompas melihat momentum penyelenggaraan event lari di Surabaya selama Harhubnas 2023.

Ia menambahkan, pemilihan Kota Surabaya juga didasari atas pertimbangan strategis lokasi.

Menurutnya, Surabaya sangat mudah dijangkau dari kota-kota lain di wilayah timur Indonesia.

Ibu kota Jawa Timur itu juga mudah dijangkau dari Bali, Jawa Tengah, Jawa Barat, bahkan dari Kalimantan dan Sulawesi.

"Selain itu, sebagai kota besar yang memiliki banyak ikon, Surabaya juga menarik untuk dijelajahi," ujar Sutta Dharmasaputra.

Karena itu, ia bersyukur RUN HUB 2023 bisa menjadi ajang lari yang menginspirasi masyarakat untuk lebih peduli terhadap transportasi dan lingkungan, serta meningkatkan kesehatan dan kebugaran tubuh.

RUN HUB 2023 juga menjadi wadah untuk mempererat silaturahmi dan kebersamaan antara berbagai elemen bangsa yang berkolaborasi untuk menciptakan transportasi yang lebih maju.

https://surabaya.kompas.com/read/2023/10/08/122054578/run-hub-2023-sukses-digelar-di-surabaya-jadi-inspirasi-perekat-elemen

Terkini Lainnya

Angka Stunting Jember Tertinggi Se-Jatim, Pemkab Gaspol Program Pencegahan
Angka Stunting Jember Tertinggi Se-Jatim, Pemkab Gaspol Program Pencegahan
Regional
Tersangka dari Balai Kota
Tersangka dari Balai Kota
Regional
Saat Ungkapan 'Anak-anak Harus Hidup Lebih Baik dari Orangtua' Terngiang di Pikiran Gus Fawait...
Saat Ungkapan "Anak-anak Harus Hidup Lebih Baik dari Orangtua" Terngiang di Pikiran Gus Fawait...
Regional
Berdesakan, Lama, dan Kurang Sat Set, Dirasakan Generasi Milenial hingga Z saat Naik Angkutan Kota
Berdesakan, Lama, dan Kurang Sat Set, Dirasakan Generasi Milenial hingga Z saat Naik Angkutan Kota
Regional
Misteri Angka di Kayu Gelondongan Pasca Banjir Sumatera
Misteri Angka di Kayu Gelondongan Pasca Banjir Sumatera
Regional
Gus Fawait: Jangan Saling Lempar Tanggung Jawab soal Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Gus Fawait: Jangan Saling Lempar Tanggung Jawab soal Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Regional
Ini Solusi Gus Fawait Mengentaskan Warga Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Ini Solusi Gus Fawait Mengentaskan Warga Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Regional
Warga Tinggal di Tengah Lahan BUMN Disebut Sejahtera, Bisa Beli Mobil dan Umrah
Warga Tinggal di Tengah Lahan BUMN Disebut Sejahtera, Bisa Beli Mobil dan Umrah
Regional
Warga di Tengah Lahan BUMN Bisa Dapat Bantuan 'CSR', tapi Harus Ajukan Proposal Dulu
Warga di Tengah Lahan BUMN Bisa Dapat Bantuan "CSR", tapi Harus Ajukan Proposal Dulu
Regional
Kisah Habibie-Ainun Versi Miskin Ekstrem di Ujung Bukit Perhutani...
Kisah Habibie-Ainun Versi Miskin Ekstrem di Ujung Bukit Perhutani...
Regional
Warga Miskin Ekstrem di Lahan BUMN Pakai Panel Surya untuk Penerangan
Warga Miskin Ekstrem di Lahan BUMN Pakai Panel Surya untuk Penerangan
Regional
Saniman dan Gira: Hidup Serabutan di Lahan BUMN, Menunggu Reforma Agraria
Saniman dan Gira: Hidup Serabutan di Lahan BUMN, Menunggu Reforma Agraria
Regional
Di Persimpangan Sawit, Gajah Tesso Nilo Makin Terhimpit
Di Persimpangan Sawit, Gajah Tesso Nilo Makin Terhimpit
Regional
Demi Dapat Internet, Warga Padati Kantor Bupati Aceh Tengah: Ada Mahasiswa Kerjakan Tugas, atau Hubungi Keluarga
Demi Dapat Internet, Warga Padati Kantor Bupati Aceh Tengah: Ada Mahasiswa Kerjakan Tugas, atau Hubungi Keluarga
Regional
KUHAP Sudah Diketok, tapi Aktivis Gen Z Sukabumi Tetap Resah, Kenapa?
KUHAP Sudah Diketok, tapi Aktivis Gen Z Sukabumi Tetap Resah, Kenapa?
Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com