Salin Artikel

Anak Anggota DPR Aniaya Pacar, Pelaku Disebut Sempat Tertawakan Korban yang Tergeletak

KOMPAS.com - Perempuan berinisial DSA (27) alias Andin meninggal usai dianiaya pacarnya, Gregorius Ronald Tannur (31), yang merupakan anak anggota DPR RI.

Penganiayaan itu diduga terjadi saat korban dan pelaku berada di tempat karaoke di salah satu mal di Surabaya, Jawa Timur, Rabu (4/10/2023).

Pengacara korban, Dimas Yemahura, mengatakan, usai penganiayaan itu, Ronald sempat memvideo korban yang tergeletak di parkiran bawah tanah mal tersebut.

"Saudara RT malah memvideo Mbak DSA yang tergeletak di halaman basement, dan mengatakan dia (terduga pelaku) enggak tahu kenapa tergeletak," ujarnya, Kamis (5/10/2023).

Bahkan, berdasarkan informasi yang diterima Dimas, Ronald sempat menertawakan korban yang kondisinya diduga tak sadarkan diri.

Oleh petugas, Ronald diminta agar memasukkan pacarnya ke mobil.

"Setelah diingatkan petugas basement untuk membawa, malah Mbak DSA ini dimasukkan ke bagasi mobil belakang," ucapnya.

Ronald lantas membawa korban ke sebuah apartemen. Saat itu, korban masih tak sadarkan diri.

"Mbak DSA sudah tidak ada napas. Setelah tidak ada napas, dia (terduga pelaku) memanggil petugas keamanan, kemudian dipanggil lah pengelola apartemen," ungkapnya.

Kemudian, Ronald membawa DSA ke Rumah Sakit National Hospital. Ketika dibawa ke sana, korban diketahui sudah meninggal dunia sekitar 30 menit sebelumnya.

Kepala Kepolisian Resor Kota Besar (Kapolrestabes) Surabaya Kombes Pol Pasma Royce menuturkan, DSA dan Ronald mulanya sempat makan bersama di sebuah restoran pada Selasa (3/10/2023) pukul 18.30 WIB.

Ronald dan DSA lalu menuju tempat karaoke usai ditelepon temannya.

"Pukul 21.00 WIB, DSA dan GRT datang ke tempat karaoke di ruangan tujuh dan bergabung dengan rekannya. Berkaraoke sambil meminum minuman keras," tuturnya dalam konferensi pers di Markas Polrestabes Surabaya, Jumat (6/10/2023).

Berselang beberapa jam, tersangka dan korban terlibat pertengkaran di tempat karaoke itu pada Rabu (4/10/2023) sekitar pukul 00.10 WIB.

Royce menjelaskan, keributan tersebut diketahui seorang petugas keamanan.

Dalam cekcok itu, Ronald diduga menendang dan memukul korban.


Penganiayaan kembali terjadi. Kali ini di tempat parkir. Ronald diduga melindas sebagian tubuh korban menggunakan mobil.

"Saat korban duduk bersandar di pintu sisi kiri mobil, tersangka menjalankan mobilnya," jelasnya.

Selepas insiden tersebut, Ronald membawa DSA ke apartemen. Waktu itu, kondisi korban sudah tidak berdaya.

Ronald sempat memberikan napas buatan kepada korban, tetapi korban tak bergerak. Oleh karena itu, Ronald membawa DSA ke RS National Surabaya.

Akibat penganiayaan yang dialaminya, korban mengalami sejumlah luka.

Berdasarkan hasil otopsi, perempuan asal Sukabumi, Jawa Barat, tersebut mengalami sejumlah luka di luar maupun dalam tubuh.

Polisi mengaku akan terus menyelidiki kasus ini.

Kepala Satuan Reserse Kriminal (Kasat Reskrim) Polrestabes Surabaya AKBP Hendro Sukmono mengungkapkan, Ronald juga bakal dites urine.

"Pemeriksaan akan dilakukan menyeluruh, termasuk tes urine," terangnya, Sabtu (7/10/2023).

Hanya saja, Hendro belum mau memberikan penjelasan lebih lanjut mengenai jadwal tes urine tersebut.

Di samping itu, Hendro menyampaikan bahwa polisi telah melakukan olah tempat kejadian perkara (TKP). Olah TKP digelar di ruangan karaoke.

"Kami sudah coba cek. Di lokasi hanya ada bekas minuman keras," bebernya.

Hendro menyebutkan, polisi tengah mendalami motif tersangka melakukan penganiayaan tersebut.

"Soal motif akan kami ungkap pada proses selanjutnya," tandasnya.

Atas penganiayaan yang dilakukannya, anak anggota DPR itu dijerat Pasal 351 ayat 3 dan atau Pasal 359 KUHP, dengan ancaman maksimal 12 tahun penjara.

Sumber: Kompas.com (Penulis: Andhi Dwi Setiawan, Ahcmad Faizal | Editor: Farid Assifa, Pythag Kurniati, Ardi Priyatno Utomo)

https://surabaya.kompas.com/read/2023/10/07/162738578/anak-anggota-dpr-aniaya-pacar-pelaku-disebut-sempat-tertawakan-korban-yang

Terkini Lainnya

Angka Stunting Jember Tertinggi Se-Jatim, Pemkab Gaspol Program Pencegahan
Angka Stunting Jember Tertinggi Se-Jatim, Pemkab Gaspol Program Pencegahan
Regional
Tersangka dari Balai Kota
Tersangka dari Balai Kota
Regional
Saat Ungkapan 'Anak-anak Harus Hidup Lebih Baik dari Orangtua' Terngiang di Pikiran Gus Fawait...
Saat Ungkapan "Anak-anak Harus Hidup Lebih Baik dari Orangtua" Terngiang di Pikiran Gus Fawait...
Regional
Berdesakan, Lama, dan Kurang Sat Set, Dirasakan Generasi Milenial hingga Z saat Naik Angkutan Kota
Berdesakan, Lama, dan Kurang Sat Set, Dirasakan Generasi Milenial hingga Z saat Naik Angkutan Kota
Regional
Misteri Angka di Kayu Gelondongan Pasca Banjir Sumatera
Misteri Angka di Kayu Gelondongan Pasca Banjir Sumatera
Regional
Gus Fawait: Jangan Saling Lempar Tanggung Jawab soal Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Gus Fawait: Jangan Saling Lempar Tanggung Jawab soal Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Regional
Ini Solusi Gus Fawait Mengentaskan Warga Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Ini Solusi Gus Fawait Mengentaskan Warga Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Regional
Warga Tinggal di Tengah Lahan BUMN Disebut Sejahtera, Bisa Beli Mobil dan Umrah
Warga Tinggal di Tengah Lahan BUMN Disebut Sejahtera, Bisa Beli Mobil dan Umrah
Regional
Warga di Tengah Lahan BUMN Bisa Dapat Bantuan 'CSR', tapi Harus Ajukan Proposal Dulu
Warga di Tengah Lahan BUMN Bisa Dapat Bantuan "CSR", tapi Harus Ajukan Proposal Dulu
Regional
Kisah Habibie-Ainun Versi Miskin Ekstrem di Ujung Bukit Perhutani...
Kisah Habibie-Ainun Versi Miskin Ekstrem di Ujung Bukit Perhutani...
Regional
Warga Miskin Ekstrem di Lahan BUMN Pakai Panel Surya untuk Penerangan
Warga Miskin Ekstrem di Lahan BUMN Pakai Panel Surya untuk Penerangan
Regional
Saniman dan Gira: Hidup Serabutan di Lahan BUMN, Menunggu Reforma Agraria
Saniman dan Gira: Hidup Serabutan di Lahan BUMN, Menunggu Reforma Agraria
Regional
Di Persimpangan Sawit, Gajah Tesso Nilo Makin Terhimpit
Di Persimpangan Sawit, Gajah Tesso Nilo Makin Terhimpit
Regional
Demi Dapat Internet, Warga Padati Kantor Bupati Aceh Tengah: Ada Mahasiswa Kerjakan Tugas, atau Hubungi Keluarga
Demi Dapat Internet, Warga Padati Kantor Bupati Aceh Tengah: Ada Mahasiswa Kerjakan Tugas, atau Hubungi Keluarga
Regional
KUHAP Sudah Diketok, tapi Aktivis Gen Z Sukabumi Tetap Resah, Kenapa?
KUHAP Sudah Diketok, tapi Aktivis Gen Z Sukabumi Tetap Resah, Kenapa?
Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com