Salin Artikel

Tewasnya Perempuan di Surabaya yang Diduga Dianiaya Anak Anggota DPR

Polisi masih menyelidiki penyebab kematian. Termasuk mendalami dugaan penganiayaan terhadap DSA. 

Menurut Kanitreskrim Polsek Lakarsantri, Iptu Samikan mengatakan, kejadian itu berawal ketika perempuan tersebut menikmati minuman keras (miras), bersama kekasihnya yang berinisial, RT dan sejumlah teman di diskotek tersebut.

"Habis (minum) itu turun sama pacaranya, berdasarkan informasi minum sedikit," kata Samikan, ketika dihubungi melalui telepon.

Kemudian, perempuan itu dan kekasihnya bertengkar di sekitar area diskotek tersebut. Lalu, mereka memutuskan pergi menggunakan mobil ke apartemen Jalan Puncak Indah Lontar.

"Iya bertengkar, terus mau masuk apartemen kondisinya (korban) sudah enggak berdaya," jelasnya.

Oleh karena itu, wanita tersebut dibawa oleh kekasihnya ke Rumah Sakit (RS) Nasional Hospital Surabaya. Namun, korban sudah dalam kondisi tidak bernyawa ketika akan ditangani.

Jenazah korban langsung dirujuk ke RSUD dr. Soetomo untuk dilakukan otopsi karena kematian DSA dianggap janggal. 

Penyelidikan polisi

Sementara itu, Kasat Reskrim Polrestabes Surabaya AKBP Hendro Sukmono mengatakan, polisi sudah memintai sejumlah saksi yang sempat bertemu perempuan tersebut sebelum tewas.

"Kami sudah melakukan pemeriksaan ke sekitar 15 saksi, baik itu rekan korban, petugas di lokasi, maupun saksi lain di mana korban meninggal dunia," jelasnya.

Aparat kepolisian turut mengumpulkan sejumlah rekaman CCTV di sejumlah lokasi yang dilalui korban. Yakni mulai dari diskotek Jalan Mayjend Jonosoewojo dan sekitar apartemenya.

"(CCTV) tempat korban sedang hiburan dengan pasanganya (diskotek), lobi dia datang dan meninggalkan lokasi, tempat korban tinggal (apartemen), dan ketika akan dibawa ke rumah sakit," ucapnya.

Pada jenazah DSA, menurut informasi yang dihimpun, terdapat sejumlah luka lebam di bagian kaki. Namun demikian Hendro belum menyimpulkan adanya penganiayaan. Dia memilih untuk menunggu hasil otopsi.

"Terkait dengan penyebab kematian korban, ataupun beberapa pertanyaan temuan (luka lebam) yang dialami oleh korban, tentu ini menjadi ranahnya dokter nanti," ujar dia.

Menurut pengacara

Dalam kesempatan terpisah, pengacara korban, Dimas Yemahura mengatakan, DSA mengalami penganiayaan oleh pacarnya sendiri berinisial RT. 

Lelaki tersebut, menurut Dimas, diduga merupakan anak seorang anggota DPR. Namun, ia tak menyebutkan, nama legislator itu. 

“Kami merasa ada tindakan penganiayaan terhadap perempuan dan ini dilakukan oleh seorang anak dari salah satu pejabat di DPR RI," kata Dimas, ketika dihubungi melalui telepon, Kamis.

Penganiayaan itu, kata Dimas, berawal ketika korban pergi bersama terduga pelaku dan teman-temanya yang lain, ke sebuah diskotek di Jalan Mayjend Jonosewojo, Selasa (3/10/2023), malam.

“Mbak DSA pada Selasa malam diajak oleh teman-temannya termasuk saudara RT ke klub malam. Kemudian di dalam itu ada perselisihan antara saudara RT ini dengan Mbak DSA,” jelasnya.

Dimas menyebutkan, dalam perselisihan itulah RT diduga melakukan tindakan kekerasan kepada korban. Berdasarkan keteranganya yang diterimanya, DSA setelah itu sudah tidak sadarkan diri.

"Saudara RT malah memvideo Mbak DSA yang tergeletak di halaman basement, dan mengatakan dia (terduga pelaku) enggak tahu kenapa tergeletak," ucapnya.

Bahkan, kata Dimas, RT ketika itu sempat menertawakan korban yang sudah tidak sadarkan diri. Namun, salah seorang petugas meminta agar perempuan itu segera dimasukan mobil.

"Setelah diingatkan petugas basement, Mbak DSA malah dimasukkan ke bagasi mobil belakang," ujar dia.

Kemudian, RT membawa korban ke salah satu apartemen yang berada di Jalan Puncak Indah Lontar, pada Rabu (4/10/2023), dini hari. Ketika itu, perempuan tersebut masih tidak sadarkan diri.

"Mbak DSA sudah tidak ada napas. Setelah tidak ada napas, dia (terduga pelaku) memanggil petugas keamanan, kemudian dipanggil lah pengelola apartemen," katanya.

“Artinya sudah tidak bernyawa dimungkinkan terjadi di klub malam. Adanya pembiaran petugas di klub malam," ucapnya.

Mendapat kabar itu, pihak keluarga korban pun melaporkan kejadian tersebut ke Polsek Lakasantri. Namun, polisi di Polsek tersebut sempat menyebutkan, meninggalnya DSA disebabkan penyakit lambung.

Akhirnya, Dimas memilih untuk melaporkan kasus dugaan penganiayaan tersebut ke Polrestabes Surabaya. Sebab, dia percaya korban mendapatkan kekerasan dari kekasihnya hingga tewas.

“Karena kejanggalan itu kami lapor ke Polrestabes barulah ditindaklanjuti. Banyak lebam-lebam di sekujur tubuh terutama di kaki, tangan, bahkan bekas ban di lengan kanan,” jelasnya.

Korban tinggalkan pesan

DSA, kata Dimas, sempat mengirimkan pesan suara kepada keluarganya, ketika mengalami kekerasan dari kekasihnya. Korban pun terdengar menangis dalam kiriman audio tersebut.

"Voice note (pesan suara) korban saat dilakukan penganiayaan si RT ini kami ada," kata Dimas.

Pesan tersebut berisi suara korban yang masih tidak mengetahui alasan menerima penganiayaan. Kuasa hukum berencana menyerahkan bukti itu, kepada pihak kepolisian:

"Memang tidak kami share dan tunjukan, sebelum proses hukum dijalani serius," jelasnya.

Selain itu, kata Dimas, korban juga sempat menghubungi keluarganya beberapa hari sebelum meninggal. Dia mengaku tengah mengalami sakit di beberapa bagian tubuhnya.

"Korban sempat menghubungi keluarganya, tapi dengan alasan yang bersangkutan sakit. Dan keluarganya tahu anaknya memar," ucapnya.

Sedangkan, korban sempat mengunggah sebuah video di akun TikTok miliknya, Selasa (3/10/2023), lalu. Dalam postingan, korban tampak berbicara ke arah kamera.

"Cwe nya mati matian jaga hati buat cwo nya, eh cwo nya mati matian buat matiin cwe nya," tulis wanita itu dalam unggahanya.

https://surabaya.kompas.com/read/2023/10/06/060745078/tewasnya-perempuan-di-surabaya-yang-diduga-dianiaya-anak-anggota-dpr

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke