Salin Artikel

Cerita Relawan Kehabisan Air Saat Padamkan Kebakaran Gunung Lawu, Selamat berkat Bambu Ori

NGAWI, KOMPAS.com – Sejumlah relawan turut memadamkan kebakaran hutan dan lahan di Gunung Lawu yang terjadi sejak Jumat (29/9/2023). Mereka berjibaku dengan api di medan terjal. Bahkan, mereka sampai kehabisan bekal.

Salah satu kelompok relawan yang turut memadamkan kebakaran Gunung Lawu adalah SAR El Pe Je dari Kabupaten Ngawi, Jawa Timur.

Wakil Ketua Relawam SAR El Pe Je, Widodo mengatakan, pada Senin (2/10/2023), mereka memadamkan api di Petak 15.B.1 dengan perjalanan menuju lokasi sekitar 2,5 jam dari pos terakhir di Kebun Teh Jamus.

"Lokasinya pertengahan perjalanan ke puncak dari sisi utara. Vegetasi yang terbakar di sana itu rumput ilalang yang tebal banget dan pohon-pohon perdu,” kata Widodo melalui sambungan telepon, Selasa (3/10/2023).

Widodo menambahkan, bersama 25 rekan lainnya, pihaknya mengaku cukup kesulitan melakukan pemadaman api di area tersebut karena tebalnya rumput ilalang kering yang terbakar. Apalagi, angin di lokasi itu cukup kencang berhembus.

Peralatan yang dibawa juga hanya peralatan manual, seperti sabit, cangkul serta alat pemadam gepuk api yang dibuat dari ranting yang ujungnya diberi dedaunan untuk memukul nyala api.

“Peralatan yang kita bawa manual saja seperti sabit dan cangkul. Dengan tebalnya rumput ilalang yang terbakar lumayan sulit melakukan pemadaman,” imbuhnya.

Selain memadamkan api, Widodo dan teman relawan yang lain juga mencegah kebakaran meluas ke wilayah lainnya dengan pembuatan sekat bakar.

Pihaknya juga melakukan upaya pemadaman dengan menggunakan teknik membakar kawasan yang akan dilalui api, sehingga kebakaran tidak merembet ke bagian bawah Gunung Lawu.

“Kita akhirnya membuat sekat bakar dengan membakar ilalang yang akan dilalui api dengan jarak semampu kita mengawasi dan mematikan api. Cara itu ternyata lebih efektif karena kalau membuat sekat dengan sabit memakan waktu,” ucapnya.

Dari 25 pesonel yang berangkat, dibagi menjadi 3 kelompok. Kelompok pertama membawa peralatan seperti sabit, cangkul dan peralatan pemadam api lainnya.

“Kalau SRU (kelompok) kedua ini membawa perbekalan seperti air minum dan bekal makanan. Itu pun kita batasi karena perjalanannya cukup jauh dan medannya sulit. Kalau SRU ketiga ini personel yang akan memadamkan kebakaran,” katanya.

Jauhnya perjalanan menuju lokasi pemadaman, ditambah sulitnya medan jalan setapak yang dilalui, membuat perbekalan yang dibawa dibatasi. Personel hanya membawa perbekalan air minum seadanya agar upaya pemadaman kebakaran lebih efektif.

Namun, pembatasan perbekalan itu justru membuat mereka kehabisan perbekalan. Suhu di lokasi kebakaran yang cukup tinggi membuat relawan harus mempertahankan kondisi tubuh agar tidak kehabisan cairan.

Sekitar pukul 16.00 WIB, personel SAR El Pe Je yang dipimpin oleh Suyono Sastrorejo mulai kehabisan air minum.

“Untuk meminta dropping perbekalan dari bawah lokasi terlalu jauh dan hari sudah sore. Akhirnya kita putuskan mencari air alternatif,” kata Widodo.

Beruntung, di sekitar lokasi pemadaman, personel SAR El Pe Je menemukan rumpun bambu jenis ori. Dari sejumlah pelatihan yang mereka terima, bambu jenis tersebut bisa menyimpan air dalam jumlah cukup banyak, meski tumbuh di lokasi yang gersang seperti di atas Gunung Lawu.

"Meski satu ruas hanya dapat 1 sentimeter di botol air mineral, tetapi rumpun bambu di lokasi cukup banyak, akhirnya airnya kita tampung. Sebagian rekan lainnya ada yang langsung meminum dari ruas bambu karena perbekalan air memang sudah habis,” ujar Widodo.

Tim relawan SAR El Pe Je akhirnya memilih kembali ke pos di Kebun Teh Jamus karena hari sudah mulai sore. Perbekalan mereka juga sudah habis.

Bahkan, peralatan bantu seperti senter untuk penerangan juga mereka tinggal untuk efektivitas upaya pemadaman kebakaran Gunung Lawu.

“Kita turun sekitar pukul 17.30 WIB karena persiapan perbekalan maupun peralatan sudah menipis,” ucap Widodo.

Hari ini, rencananya relawan SAR El Pe Je Kabupaten Ngawi akan kembali turun ke lokasi kebakaran untuk memadamkan kebakaran.

“Rencananya hari ini kita akan turun lagi dengan persiapan yang lebih matang untuk mengantisipasi kehabisan bekal seperti kemarin. Beruntung kita kemarin ketemu rumpun bambu,” pungkas Widodo.

https://surabaya.kompas.com/read/2023/10/03/112510878/cerita-relawan-kehabisan-air-saat-padamkan-kebakaran-gunung-lawu-selamat

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke