Salin Artikel

Sosok Nardinata Marshioni, Suami yang Ternyata Perempuan di Surabaya, Nama Jusuf Hamka Terseret

KOMPAS.com - Nama Nardinata Marshioni Suhaimi mendadak viral usai disebut ternyata seorang perempuan namun menikahi wanita bernama Ida Susanti.

Sosok Nardinata Marshioni Suhaimi diketahui lahir di Makassar 16 Oktober 1960, saat ini berusia 62 tahun merupakan keturunan Tionghoa.

Tidak hanya itu, Nardinata disebut sebagai adik kandung dari konglomerat Jusuf Hamka.

"Dia (Nardinata Marshioni) itu memang adiknya. Adik kandung dari kecil,” tuturnya yang dilansir dari TribunJateng.com.

Namun meski mengetahui hal itu dari awal, Ida mengaku tidak pernah berhubungan dengan Jusuf Hamka.

"Nggak pernah hubungan. Saya nggak pernah lihat itu (Jusuf Hamka) pas nikahan saya,” tuturnya.

IDa mengaku awalnya sama sekali tidak mencurigai Nardinata seorang perempuan, karena ia memperlihatkan KTP dan akte kelahiran yang menunjukkan jenis kelamin laki-laki.

Diberitakan sebelumnya, Ida Susanti, warga Surabaya ini mengaku awalnya dikenalkan oleh temannya dengan seorang yang mengaku bernama Nardinata Marshioni Suhaimi pada tahun 2000-an.

Setelah menjalin hubungan sebagai pasangan kekasih, keduanya melangsungkan pernikahan dan berbulan madu ke Bangkok, Thailand, tanggal 31 Juli 2000.

Nardinata mengaku seorang wanita

Saat berada di Thailand, Nardinata mengungkapkan identitas secara terang-terangan bahwa dirinya seorang perempuan, bernama asli Nera Maria Suhaimi Joseph.

"Saat itu dia ngomong, aku sebenarnya kawin bukan pengen punya istri, terus tak jawab, loh kenapa ngomong gitu? Terus dijawab lagi, kalau dia cuman butuh seorang pendamping," jelasnya.

Mendengar pengakuan itu, Ida sempat berusaha mengakhiri hubungan mereka, namun selalu ditolak Nardinata.

Ida mengatakan tidak memiliki pilihan lain karena sering diancam akan dibunuh. Akhirnya menyetujui permintaan pelaku yang meminta agar merawat ketiga anak asuh dan abu orang tuanya.

"Dia juga menuntut, aku enggak boleh masih perawan, akhirnya dia pake alat dari karet dan memaksa melakukan itu (hubungan badan). Tapi aku pengen dia buktiin enggak nyakitin aku," ujarnya.

Nardinata kemudian membelikan Ida sebuah rumah di perumahan Pakuwon City, Surabaya dan memberi modal paling besar untuk membuka usaha suku cadang mobil.

Sayangnya, kegembiraan Ida tersebut ternyata tak berlangsung lama.

Secara tiba-tiba, seorang wanita yang mengaku bernama, Emiliana mengambil baju milik Nardinata serta sebuah mobil.

"Pikiranku terbuka, maksudnya apa (wanita itu) mau merampas semuanya, terus Nardinata pas pulang selalu seolah mengajak berkelahi. Aku dipukulin lagi itu," kata dia.

Ida yang sudah tidak kuat mendapatkan perlakukan kekerasan tersebut mengancam untuk melapor ke polisi.

Akhirnya, di tahun 2003 Ida melaporkan kejahatan yang dilakukan Nardinata ke Polda Jatim karena selalu diteror dan diancam akan dibunuh.

Tapi, Nardinata malah menantang balik dan menyebut kalau tak bisa dihukum.

Perempuan tersebut akhirnya benar-benar melaporkan pelaku ke polisi, dengan tuduhan melakukan penipuan menggunakan identitas palsu, dan penjualan rumah yang ditinggalinya.

"Tapi suamiku melapor BPN, katanya sertifikat (rumah Pakuwon) hilang padahal ada di aku, dan langsung dijual ke kakaknya. Aku juga dilaporin ke Polwil (Polrestabes Surabaya) penyerobotan rumah," jelasnya.

Menanggapi itu, Ida membawa sejumlah bukti untuk menguatkan bahwa tuduhan tersebut tidak benar.

Tapi, dirinya tetap kalah dan mendapatkan percobaan hukuman enam bulan.

Sedangkan, laporan yang dilayangkan Ida sama sekali tidak mendapatkan respon dari pihak kepolisian.

Ida mendapatkan penjelasan dari pihak kepolisian, jika laporannya dinilai masih belum lengkap untuk naik ke penyelidikan.

Merespon itu, dia terus berusaha melengkapinya dengan data pendukung.

"Akhirnya 2007 keluar surat DPO, suamiku sudah tak laporin, aku seneng karena berpikir kalau pasti ditangkap. Tapi ternyata masih enggak ditangkap sampai 2012," ungkapnya.

Ida pertanyakan kelanjutan kasus

Beberapa tahun berlalu, Ida berinisiatif mendatangi Polda Jatim untuk mempertanyakan kelanjutan kasusnya. Namun, dia malah dibentak oleh salah seorang polisi.

"Sampai akhirnya 2021, aku datang Polda Jatim menanyakan, lah kok aku malah dibentak, dibilang kalau berkasnya terbakar. Polisi itu bilang harus mulai dari awal kembali," ujar dia.

Ida yang tak berhenti memperjuangkan laporanya itu langsung menangis mendengar kabar tersebut.

Sebab, dia sudah menghabiskan banyak uang dan tenaga agar suaminya tertangkap.

Selain itu, rumah Ida yang berada di perumahan Pakuwon City juga harus dikosongkan tahun ini karena sang suami ternyata malah memenangkan perebutan aset tersebut.

Ida yang mengaku sudah kelelahan dalam menghadapi kasus tersebut pun meminta sejumlah pihak membantunya.

Dia hanya berharap agar Nardinata segera ditangkap dan dihukum.

"Pak Presiden, Pak Menkopolhukam, mohon bantu saya, saya cuman rakyat kecil yang enggak punya apa-apa. Saya tetap berharap suami saya ditangkap," tutupnya.

Sebagian artikel ini telah tayang di TribunJateng.com dengan judul Sosok Nardinata Marshioni, Suami Ida yang Ternyata Perempuan: Adik Kandung Jusuf Hamka

https://surabaya.kompas.com/read/2023/10/01/162028178/sosok-nardinata-marshioni-suami-yang-ternyata-perempuan-di-surabaya-nama

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke