Salin Artikel

Kasus DBD di Probolinggo Jatim, 18 Orang Meninggal

PROBOLINGGO, KOMPAS.com - Kasus demam berdarah di Kabupaten Probolinggo cukup mengkhawatirkan. Pasalnya tahun 2023 ini ada 351 kasus dengan 18 orang meninggal dunia.

Pasien yang meninggal dunia baru saja terjadi. Kasus DBD justru meningkat saat musim kemarau, padahal sejatinya DBD terjadi di musim hujan.

Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Dinas Kesehatan Kabupaten Probolinggo Dewi Vironica mengatakan, pada tahun 2022, terdapat 274 kasus DBD dengan 13 kematian.

Pada tahun 2023, jumlah kasus DBD meningkat menjadi 315 dengan 18 kematian. Kasus ini telah menyebar hampir di seluruh Kecamatan di Kabupaten Probolinggo.

"Ada peningkatan kasus DBD tahun ini. 18 orang meninggal dunia. Peningkatan terjadi di musim kemarau," ujar Dewi saat dihubungi, Minggu (1/10/2023).

Dewi mengimbau masyarakat untuk aktif dalam pemberantasan sarang nyamuk di rumah dan lingkungan mereka.

Tindakan paling efektif untuk mencegah DBD adalah PSN (Pemberantasan Sarang Nyamuk), sedangkan fogging merupakan tindakan pendukung yang akan dilakukan di daerah yang melaporkan kasus kematian.

"Dinkes telah mengirim surat kepada pemerintah daerah setempat untuk menetapkan status KLB terkait peningkatan kasus DBD ini. Dinkes meminta fasilitas pelayanan kesehatan untuk bersama-sama menggalakkan PSN," kata Dewi.

Masyarakat juga diharapkan dapat mengenali gejala DBD dengan baik dan segera mencari perawatan medis jika gejala tersebut muncul, terutama pada anak-anak yang berisiko lebih tinggi.

Dewi menambahkan, pihaknya memantau empat kecamatan yang terdapat kasus Demam Berdarah Dengue (DBD) di musim kemarau saat ini.

"Penyakit DBD sejatinya merupakan penyakit musiman yang timbul saat masuk musim hujan. Namun ternyata juga ditemukan saat musim kemarau. Karena itu, Dinkes melakukan tindakan dengan melakukan pengawasan ketat," jelas Dewi.

Menurut Dewi, pada prinsipnya pasien yang meninggal dunia, karena mengalami telat penanganan. Sebab, masih banyak masyarakat yang menganggap DBD sebagai demam biasa.

Karenanya, pihaknya melakukan berbagai cara, untuk meningkatkan kesadaran masyarakat. Salah satunya dengan melakukan sosialisasi rutin, tentang pengetahuan dasar, mulai pencegahan, hingga penanganan.

Salah satunya melalui gerakan setiap kepala keluarga harus berperan melakukan gerakan 1 rumah 1 juru pemantau jentik. Serta melakukan Pemberantasan Sarang Nyamuk 3M Plus. 

https://surabaya.kompas.com/read/2023/10/01/143557078/kasus-dbd-di-probolinggo-jatim-18-orang-meninggal

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke