Salin Artikel

Luas Luka Bakar Belum Berubah, Balita Ponorogo yang Tercebur Kuah Panas Akan Operasi Ketiga

SURABAYA, KOMPAS.com - Luka bakar di tubuh seorang balita berinisial, RPQ (3,5 tahun) asal Desa Pulosari, Jambon, Ponorogo, usai tercebur kuah sayur panas belum berubah meski sudah menjalani operasi dua kali.

Dokter penanggung jawab pasien, Dr Ira Handriani, mengatakan, luas luka pada tubuh balita malang itu masih tetap sejak dibawa ke RSUD dr Soetomo, Senin (18/9/2023) sekitar pukul 03.00 WIB.

Luka berada di area punggung, pantat, sampai ke paha, di perut sampai daerah genital.

"Ya kurang lebih (kondisi kulitnya) masih sama, karena luka bakar dalam, 37 persen," kata Ira ketika ditemui di RSUD dr Soetomo, Rabu (27/9/2023).

Menurut dia, kondisi kesehatan balita itu menunjukkan hasil positif. Meskipun luas luka bakarnya belum berubah, bagian terluarnya sudah mulai mengering.

Namun, balita perempuan itu tetap harus menjalani operasi pembersihan luka untuk yang ketiga kalinya, Jumat (29/9/2023). Setelahnya, perkembangan kondisinya bisa dilihat kembali.

"Bagian terluarnya (luka bakar) mengering. Tapi nanti dilakukan pembersihan lagi terus baru kita evaluasi kembali, bagaimana kondisi lukanya dan kondisi klinisnya seperti apa," ucapnya.

Terkait operasi cangkok kulit, baru akan dilakukan saat fase pemulihan. Untuk sekarang, dokter masih harus membuat kondisi balita tersebut benar-benar pulih.

"Cangkok kulit untuk saat ini belum, jadi itu rencana nanti ke depan. Kalau kondisinya stabil, luka stabil, semua baik, baru dilakukan penutupan pakai cangkok kulit," beber dia.

Oleh karena itu, tim medis RSUD dr Soetomo saat ini tidak hanya berfokus untuk menyembuhkan luka bakar balita itu. Tapi juga terus melatih fungsi otot dan menjaga psikologi pasien.

Diberitakan sebelumnya, RPQ (3,5), balita di Kabupaten Ponorogo, Jawa Timur harus dilarikan ke rumah sakit setelah tubuh mungilnya tercebur ke panci berisi kuah sayur panas.

Peristiwa tersebut terjadi di rumahnya yang ada di Desa Pulosari, Kecamatan Jambon, Kabupaten Ponorogo pada Minggu (17/9/2023).

Kejadian tersebut berawal saat orangtua RPQ menyiapkan dagangan berupa sayuran untuk dijual. Sehari-hari, orangtua korban berjualan sayur matang di depan rumahnya.

Setelah memasak, ibu RPQ membawa panci besar berisi sayur dengan kuah panas dan diletakkan di depan rumah, Hal itu sengaja ia lakukan agar sayur yang hendak dijual itu cepat dingin.

Tak lama, orangtua RPQ mendengar suara tangisan anaknya. Saat dicek, tubuh anaknya sudah masuk ke dalam panci yang berisi kuah panas.

“Orangtua korban baru mengetahui anaknya tercebur setelah mendengar suara tangisan RPQ,” ungkap Bidan Desa Pulosari, Suyati, saat dihubungi Kompas.com pada Selasa (19/9/2023).

https://surabaya.kompas.com/read/2023/09/28/073845378/luas-luka-bakar-belum-berubah-balita-ponorogo-yang-tercebur-kuah-panas-akan

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke