Salin Artikel

Ditengok Kak Seto, Siswi SD Diduga Korban Tusuk Bakso Bercita-cita Jadi Polwan

GRESIK, KOMPAS.com - Ketua Lembaga Perlindungan Anak Indonesia (LPAI) Seto Mulyadi atau yang akrab disapa Kak Seto sempat berkunjung ke rumah siswi berinisial SAH (8) di Kecamatan Menganti, Gresik, Jawa Timur, yang mengalami penurunan pengelihatan.

Kak Seto berinteraksi dengan SAH dan mereka bahkan sempat bernyanyi. Kondisi tersebut membuat Kak Seto gembira untuk upaya membantu dalam pemulihan psikologi SAH yang diduga menjadi korban kasus kekerasan.

"Paling penting adalah, kami gembira sudah bertemu dengan sang anak. Penting juga ciptakan lingkungan psikologi yang aman dan nyaman, yang ramah anak, untuk memulihkan psikologis anak," ujar Kak Seto, kepada awak media, Minggu (24/9/2023).

Sebanyak tiga lagu anak-anak sempat dinyanyikan dalam kesempatan tersebut. Meski yang utuh dinyanyikan bersama SAH adalah lagu "Balonku Ada Lima" serta "Di Sini Senang, Di Sana Senang", namun Kak Seto menilai gadis itu cukup ceria saat menyanyikannya.

"Respons cukup positif, artinya akrab, komunikatif. Menyanyi tiga lagu, spontan dan ceria, dan ini yang harus dijaga," ucap Kak Seto.

"Ada 'Balonku', 'Di Sini Senang' dan 'Bintang Kecil' namun nggak lanjut karena banyak yang melihat. (Untuk) yang sempurna itu dua lagu, 'Balonku Ada Lima' dan 'Di Sini Senang', itu malah dia menyanyi sendiri secara spontan," kata Kak Seto.

Kak Seto menambahkan, saat bertanya mengenai cita-cita yang ingin diraih saat dewasa nantinya, SAH mengaku ingin menjadi Polwan. Bahkan, SAH dikatakan oleh Kak Seto memberikan hormat pada saat diri dan tamu yang datang beranjak berdiri.

"Waktu ditanya apa cita-citanya, dia menjawab ingin jadi Polwan. Malah waktu saya berdiri dia hormat," ucap Kak Seto.

Kak Seto mempercayakan penanganan dugaan kasus kekerasan yang dialami oleh SAH kepada pihak kepolisian.

Ia juga berharap semua pihak dapat menjaga anak-anak terhindar dari segala bentuk kekerasan maupun perundungan.

"Ciptakan Gresik yang layak anak, yang tidak ada lagi bentuk-bentuk kekerasan, baik itu di sekolah, di lembaga atau tempat ibadah. Betul-betul Gresik yang layak anak, pada tingkat yang paling tinggi, sehingga bisa membuat anak dapat tumbuh dan berkembang optimal. Karena siapa tahu nanti dia menjadi polwan, yang bisa menjadi Kapolda atau Kapolri. Karena semangatnya menjadi polwan sangat tinggi sekali," tutur Kak Seto.

Kasat Reskrim Polres Gresik AKP Aldhino Prima Wirdhan mengatakan, pihak kepolisian masih terus mendalami kasus yang dialami SAH, sembari tetap melibatkan Pusat Pelayanan Terpadu Pemberdayaan Perempuan dan Anak (P2TP2A) karena SAH berusia di bawah umur.

"Nanti kalau ada update akan kami kabari," ujar Aldhino, saat ditemui usai acara deklarasi sekolah ramah anak di Gedung Nasional Indonesia (GNI) Gresik, Senin (25/9/2023).

Pihak kepolisian bertekad untuk dapat menguak kejadian sebenarnya yang dialami oleh SAH sehingga penglihatan bocah SD itu menurun.

https://surabaya.kompas.com/read/2023/09/25/190413378/ditengok-kak-seto-siswi-sd-diduga-korban-tusuk-bakso-bercita-cita-jadi

Terkini Lainnya

Dukung Konservasi, Bulog Kembangkan Jambu Air Camplong di Sampang
Dukung Konservasi, Bulog Kembangkan Jambu Air Camplong di Sampang
Regional
Jelang Nataru, KAI Edukasi Keselamatan di Perlintasan Sebidang Surabaya Gubeng
Jelang Nataru, KAI Edukasi Keselamatan di Perlintasan Sebidang Surabaya Gubeng
Regional
Angka Stunting Jember Tertinggi Se-Jatim, Pemkab Gaspol Program Pencegahan
Angka Stunting Jember Tertinggi Se-Jatim, Pemkab Gaspol Program Pencegahan
Regional
Tersangka dari Balai Kota
Tersangka dari Balai Kota
Regional
Saat Ungkapan 'Anak-anak Harus Hidup Lebih Baik dari Orangtua' Terngiang di Pikiran Gus Fawait...
Saat Ungkapan "Anak-anak Harus Hidup Lebih Baik dari Orangtua" Terngiang di Pikiran Gus Fawait...
Regional
Berdesakan, Lama, dan Kurang Sat Set, Dirasakan Generasi Milenial hingga Z saat Naik Angkutan Kota
Berdesakan, Lama, dan Kurang Sat Set, Dirasakan Generasi Milenial hingga Z saat Naik Angkutan Kota
Regional
Misteri Angka di Kayu Gelondongan Pasca Banjir Sumatera
Misteri Angka di Kayu Gelondongan Pasca Banjir Sumatera
Regional
Gus Fawait: Jangan Saling Lempar Tanggung Jawab soal Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Gus Fawait: Jangan Saling Lempar Tanggung Jawab soal Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Regional
Ini Solusi Gus Fawait Mengentaskan Warga Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Ini Solusi Gus Fawait Mengentaskan Warga Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Regional
Warga Tinggal di Tengah Lahan BUMN Disebut Sejahtera, Bisa Beli Mobil dan Umrah
Warga Tinggal di Tengah Lahan BUMN Disebut Sejahtera, Bisa Beli Mobil dan Umrah
Regional
Warga di Tengah Lahan BUMN Bisa Dapat Bantuan 'CSR', tapi Harus Ajukan Proposal Dulu
Warga di Tengah Lahan BUMN Bisa Dapat Bantuan "CSR", tapi Harus Ajukan Proposal Dulu
Regional
Kisah Habibie-Ainun Versi Miskin Ekstrem di Ujung Bukit Perhutani...
Kisah Habibie-Ainun Versi Miskin Ekstrem di Ujung Bukit Perhutani...
Regional
Warga Miskin Ekstrem di Lahan BUMN Pakai Panel Surya untuk Penerangan
Warga Miskin Ekstrem di Lahan BUMN Pakai Panel Surya untuk Penerangan
Regional
Saniman dan Gira: Hidup Serabutan di Lahan BUMN, Menunggu Reforma Agraria
Saniman dan Gira: Hidup Serabutan di Lahan BUMN, Menunggu Reforma Agraria
Regional
Di Persimpangan Sawit, Gajah Tesso Nilo Makin Terhimpit
Di Persimpangan Sawit, Gajah Tesso Nilo Makin Terhimpit
Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com