Salin Artikel

Kesaksian Hanafi, Pemain Futsal Blitar yang Ditendang Saat Selebrasi Sujud Syukur

Usai konferensi pers di Kantor Komite Olahraga Nasional Indonesia (KONI) Kabupaten Blitar, Kamis (21/9/2023), Hanafi menuturkan kronologi insiden yang terjadi pada detik-detik terakhir babak kedua saat Tim Futsal Kabupaten Blitar berhadapan dengan Tim Futsal Kota Malang di Lapangan Fatkhi Futsal, Sidoarjo, Rabu (13/9/2023).

Menurut Hanafi, saat rekan satu tim Nico Saputra mengeksekusi tendangan penalti titik kedua, dirinya berada di belakang Nico.

Setelah mengetahui tendangan Nico menjebol gawang Tim Futsal Kota Malang, lanjutnya, dia dan Nico saling berangkulan karena gembira.

“Nah, setelah itu saya spontan sujud syukur di lantai lapangan. Saya tidak tahu apa-apa, tiba-tiba saya merasakan sakit di bahu kanan dan kepala karena tendangan itu mengenai bahu dekat leher. Keras sekali,” ujar Hanafi.

Meski tidak pingsan, Hanafi mengaku merasakan kesakitan yang luar biasa dan merasa sangat pusing.

Rasa sakit dan pusing, ujarnya, baru mereda setelah tim medis pertandingan mengompres dengan es batu bagian bahu dan lehernya. Setelah itu, ujarnya, dia juga mendapatkan terapi pijat.

Kini, setelah lebih dari satu pekan sejak insiden itu, lanjutnya, dirinya masih merasakan nyeri pada bahu dan pangkal leher kanan.

“Kalau digerakkan masih nyeri. Kalau pakai tas ransel masih sakit,” ujarnya.

Hanafi juga mengaku, dirinya masih merasakan pusing-pusing akibat tendangan tersebut.

Visum ke rumah sakit

Ketua Komite Olahraga Nasional Indonesia (KONI) Kabupaten Blitar Tonny Adreas mengatakan, pihaknya akan membawa Hanafi ke RSUD Srengat untuk menjalani visum guna mengetahui ada tidaknya cedera di bagian dalam dan tulang.

“Kita akan kirim korban Hanafi ke RSUD Srengat untuk divisum, ini sesuai arahan Ibu Bupati. Semoga tidak ada cedera permanen, itu yang kita harapkan,” kata Andreas.

Dia menambahkan bahwa bukan hanya Hanafi yang mengalami kekerasan dari para pemain Tim Futsal Kota Malang, melainkan juga dua rekan lainnya.

Diberitakan sebelumnya, Hanafi melakukan selebrasi gol ke-5 untuk Tim Futsal Kabupaten Blitar dengan cara bersujud syukur di lapangan namun tiba-tiba seorang pemain Tim Futsal Kota Malang menendang dirinya.

Video yang merekam detik-detik insiden tersebut viral di media sosial dalam beberapa hari terakhir. 

Lelah dan merasa dicurangi

Sebelumnya, Ketua Asosiasi Futsal Kota Malang Bagus Orton menduga, salah satu pemain futsalnya menendang lawan saat selebrasi sujud syukur karena lelah yang berujung emosi.

Hal itu lantaran merasa dicurangi dalam setiap pertandingan.

"Ada hal-hal yang seharusnya bisa menguntungkan untuk kami, tetapi justru itu seperti dibikin dicurangi. Seperti anak-anak itu kena kartu merah, 4 lawan 5, terus kena kartu merah lagi 3 lawan 5. Anak-anak terus bertahan sampai penalti. Kemudian tim lawan dapat gol dari situ," katanya.

Saat melihat selebrasi perayaan gol dari pemain tim Kabupaten Blitar, salah satu atlet Kota Malang terpancing emosinya.

Sebagai pelatih, Bagus memahami kondisi para pemainnya yang rata-rata masih muda.

"Namanya juga anak-anak masih labil, jadi ada gol dari lawan yang kemudian selebrasi, ditendang. Kecapekan mungkin. Jadi kecapekan dan melihat selebrasi berlebihan. Karena pemain kita empat tidak boleh main kena akumulasi kartu merah, terus akhirnya pertandingan lawan Blitar merasa dicurangi," katanya.

Sanksi

Pelaku pun mendapatkan sanksi buntut dari dari peristiwa ini. Ia tidak boleh bermain selama dua tahun.

Technical Delegate Porprov Jatim, Munir mengatakan, sanksi larangan bermain berlaku dalam pertandingan resmi, Federasi Futsal Indonesia (FFI), Asosisasi Futsal Provinsi (AFP), dan Asosisasi Futsal Kabupaten (AFK).

"Putusannya untuk pemain penendang itu diberikan sanksi larangan bermain selama dua tahun," kata Munir ketika dihubungi melalui telepon, Rabu (20/9/2023).

https://surabaya.kompas.com/read/2023/09/21/172340978/kesaksian-hanafi-pemain-futsal-blitar-yang-ditendang-saat-selebrasi-sujud

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke