Salin Artikel

"Dia Menjanjikan kalau Rumahnya Jadi, Sertifikat Jadi"

SURABAYA, KOMPAS.com - Danis Aris (39), salah satu korban penipuan di Sidoarjo oleh Direktur PT Syufa Tata Graha Yoyok Triyogo (54) menceritakan keluh kesahnya setelah tidak mendapatkan sertifikat dari rumah yang dibelinya.

Danis mengatakan, ia pertama kali bertemu tersangka sekitar tahun 2013 silam. Dia yang tengah mencari rumah menemukan Perumahan Premium Regency, Desa Jumpurejo, Sukodono.

"Bertemu (tersangka) di perumahan itu, saya itu pas cari rumah. Dia menjanjikan kalau rumahnya jadi, sertifikat jadi," kata Danis, ketika dihubungi melalui telepon, Kamis (21/9/2023).

Danis pun langsung tertarik dengan penawaran yang diberikan oleh tersangka. Bahkan, dia memilih membayar secara tunai tanpa mengajukan Kredit Pemilikan Rumah (KPR) ke bank.

Pekerja pabrik tersebut akhirnya membayar dengan harga Rp 145 juta untuk satu unit rumah di perumahan. Selain itu, dia keluarkan uang lagi sebesar Rp 12 juta untuk pembuatan sertifikat.

"Saya beli rumah tunai tahun 2013, tapi pembayaran secara dicicil sampai rumahnya jadi, tahun 2014 lunas, dua tahun," jelasnya.

Danis yang ketika itu belum sadar akhirnya tetap bisa menempati rumahnya bersama istri dan tiga anaknya. Saat teringat, dia langsung meminta sertifikat bangunan tempat tinggalnya.

Sedangkan, Yoyok terus menerus hanya memberikan janji ketika ditanya terkait sertifikat.

Akhirnya, korban mengetahui tersangka memiliki kredit macet ke salah satu bank di Surabaya.

"Padahal saya dulu akadnya di notaris di sepanjang, Yoyok itu belum rekanan sama salah satu bank di Surabaya. Tapi tiba-tiba tahu Yoyok ganti notaris," ujar dia.

Akhirnya, Danis bersama sejumlah pelanggan yang dirugikan lainya melaporkan kasus tersebut ke Polresta Sidoarjo. Dia berharap agar Yoyok segera mendapatkan tindakan secara hukum.

"Total unit sekitar 70-an, yang ditempati kira-kira 50-an unit, itu campur ada yang beli tunai sama KPR. Beli tunai belum ada yang mendapat sertifikat, sekitar 15-an orang," katanya.

Kemudian, polisi menangkap Yoyok ketika berada di salah satu wilayah Sidoarjo Kota, Rabu (30/8/2023). Korban pun berharap agar segera mendapatkan sertifikat tanah yang sudah dibelinya.

"Sampai sekarang belum dapat sertifikat, belum ada kabar (dari polisi) terkait itu. Semoga kasusnya cepat terselesaikan, dan segera mendapatkan hak saya," tutupnya.

Pelaku ditangkap

Diberitakan sebelumnya, Kapolresta Sidoarjo, Kombes Kusumo Wahyu Bintoro mengatakan, kejadian itu bermula ketika korban melunasi sebuah rumah di Perumahan Premium Regency, Desa Jumpurejo, Sukodono.

"Membeli rumah seharga Rp145 juta dan telah terbayar lunas. Namun belum menerima sertifikat atas rumah," kata Kusumo, di Mapolresta Sidoarjo, Senin (18/9/2023).

Kemudian, korban melaporkan Direktur PT Syufa Tata Graha yaitu Yoyok Triyogo (54) warga Surabaya, 2018 silam. Bahkan, ada dua laporan lagi dengan perkara yang sama pada 2020 dan 2022.

"Sejak perkara proses tahap penyidikan pada tahun 2020, penyidik sudah memanggil Yoyok untuk diperiksa sebagai saksi. Tapi yang bersangkutan tidak pernah hadir, dan keberadannya tidak diketahui," jelasnya.

Akhirnya, pelaku ditangkap anggota kepolisian ketika berada di salah satu wilayah Sidoarjo Kota. Pria tersebut pun sama sekali tak melawan ketika dibawa ke Mapolresta Sidoarjo.

Sementara itu, Yoyok mengaku, mengajukan tanah seluas 4.071 meter, sebagai penjamin kredit ke salah satu bank di Surabaya, pada 5 Desember 2014. Dia pun mendapatkan uang sebesar Rp 5 miliar.

"Saya mengajukan (kredit) untuk dapat modal," kata Yoyok.

Akan tetapi, Yoyok kesulitan membayaran angsuran tersebut, dan dinyatakan kredit macet pada 2015. Akhirnya, sertifikat tanahnya tidak bisa keluar yang berdampak kepada para korban.

"Sertifikatnya masih atas nama saya dan berada di bank," jelasnya

Atas tindakanya tersebut, pelaku dijerat Pasal 378 KUHP tentang penipuan. Yotok pun terancam hukuman pidana penjara empat hingga lima tahun.

https://surabaya.kompas.com/read/2023/09/21/100700078/dia-menjanjikan-kalau-rumahnya-jadi-sertifikat-jadi

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke