Salin Artikel

Tempat Pembuangan Sampah Berkapasitas 84 Ton di Banyuwangi Resmi Beroperasi

TPS 3R berkapasitas 84 ton per hari yang terletak di Desa Balak, Kecamatan Songgon itu, sudah bisa digunakan untuk melayani masyarakat Banyuwangi.

Kepala Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Banyuwangi Dwi Handayani mengatakan, pembangunan TPS 3R tersebut berkat kerja sama semua pihak.

"Kami berharap kesadaran dari masyarakat untuk memilah sampah organik dan anorganik dari rumah bisa terus tumbuh," kata Dwi, kepada Kompas.com, Senin (18/9/2023).

Menurut Dwi, adanya TPS tersebut dapat mengurangi volume sampah yang ada di Kabupaten Banyuwangi.

"Dengan adanya ini kami berharap volume sampah terus turun," ujarnya.

Sementara itu Bupati Banyuwangi Ipuk Fiestiandani Azwar Anas mengatakan, TPST ini merupakan pengolahan sampah sirkuler dan berkelanjutan.

“Kobocoran sampah ke lingkungan dapat dicegah melalui kerja sama seluruh pemangku kepentingan. Melalui Program Banyuwangi Hijau, kami lakukan perbaikan lingkungan dan masyarakat Banyuwangi,” kata Ipuk.

Dijelaskan Ipuk, program ini telah melibatkan setidaknya 800 pendorong perubahan dari kelompok masyarakat, pemerintahan kabupaten, kecamatan, desa, kelompok akademisi, dan organisasi masyarakat.

"Saya berharap fasilitas ini tidak hanya menjadi tempat pengolahan sampah namun juga menjadi pusat edukasi dan inspirasi bagi masyarakat," ungkap Ipuk.

TPST ini merupakan pelaksanaan program Banyuwangi Hijau, sebagai upaya pengendalian sampah, khususnya plastik dengan memilah sampah langsung dari rumah tangga.

Banyuwangi Hijau sendiri merupakan kelanjutan dari Project Stop (Stop Ocean Plastics) yang sukses dijalankan di Kecamatan Muncar sejak 2018. Project ini diinisasi lembaga swadaya masyarakat (LSM) dari Indonesia, Norwegia, dan Austria. 

"Pemkab Banyuwangi mengalokasikan lebih dari 1,5 hektar lahan dengan kapasitas untuk mengolah 84 ton sampah per hari, dan mampu melayani kebutuhan pengolahan sampah di enam kecamatan sekitar," terangnya.

Dijelaskan, kapasitas pelayanan TPS ini sekitar 250.000 penduduk atau 55.491 rumah. Fasilitas tersebut dilengkapi dengan teknologi pengolahan sampah antara lain conveyor belt, baler, peralatan komposting dan kendaraan pengangkut sampah.

TPS Balak juga telah dilengkapi untuk secara efisien mengolah sampah organik dan non-organik yang sebagian besar berasal dari rumah tangga di wilayah layanan.

Sementara itu Markus Horcher, Director Sustainability & Public Affairs, Borealis, salah satu inisiator Banyuwangi Hijau dari Austria mengatakan, Banyuwangi Hijau merupakan perluasan jangkauan dari pengelolaan sampah di Muncar pada 2018 melalui Project STOP.

"Kami berharap inisiatif ini dapat menjadi inspirasi dan cetak biru bagi program lain untuk mempercepat perwujudan ekonomi sirkuler dan menghindari pencemaran sampah ke lingkungan,” kata Markus Horcher.

Duta Besar Norwegia untuk Indonesia Rut Kruger Griverin berharap, TPS ini tak hanya jadi tempat pengelolaan sampah sampah, namun juga memberikan dorongan bagi masyarakat untuk lebih peduli terhadap lingkungan.

"Kita tidak bisa hanya bereaksi namun juga beraksi. Kerja sama di daerah adalah kunci untuk mengatasi permasalahan sampah," ujar Rut.

Deputi Bidang Koordinasi Pengelolaan Sampah Lingkungan dan Kehutanan Kementerian Koordinator Maritim dan Investasi, Nani Hendiarti, yang turut hadir peresmian tersebut mengapresiasi program Banyuwangi Hijau.

“Saat ini, pemerintah Indonesia berkomitmen untuk mengurangi sampah laut sebesar 70% pada 2025. Banyuwangi lebih dulu memikirkan permasalahan sampah dibanding kabupaten lain bahkan kota besar di Indonesia," tandas Nani.

https://surabaya.kompas.com/read/2023/09/18/173631478/tempat-pembuangan-sampah-berkapasitas-84-ton-di-banyuwangi-resmi-beroperasi

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke