Salin Artikel

BERITA FOTO: Bromo, Wajahmu Kini...

Kebakaran terjadi sejak Rabu (6/9/2023) akibat aktivitas foto prewedding menggunakan flare di sekitar Bukit Telettubies.

Dari wilayah Kabupaten Probolinggo, kebakaran meluas sampai ke Bukit Jemplang di Kabupaten Malang dan Nongkojajar, Kabupaten Pasuruan.

Pihak Taman Nasional Bromo Tengger Semeru (TNBTS) mengungkap, sedikitnya 540 hektare lahan di Bromo terbakar.

Pengelola bahkan menutup total objek wisata tersebut hingga waktu yang belum diketahui.

Kebakaran tersebut menimbulkan dampak yang sangat besar.

Pihak TNBTS merugi hingga miliaran rupiah lantaran potensi pendapatan dari pariwisata kandas lantaran penutupan.

Para sopir jip wisata pun tidak bisa bekerja selama kurang lebih sepekan.

Padahal banyak yang menggantungkan hidup dari usaha jip wisata di Bromo.

"Sejak ditutup selama tujuh hari lalu, kami sudah tidak bekerja," ujar Ketua Paguyuban Jip Wildan Hangga yang ditemui Kompas.com, Selasa (12/9/2023).

Sementara Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf) Sandiaga Uno mengungkapkan, tingkat hunian hotel turut terimbas kebakaran.

"Apa yang terjadi di Bromo sangat kita sayangkan, prihatin, karena dampaknya sangat besar. Hotel-hotel di Bromo sekarang tingkat okupansinya di bawah 50 persen karena (dampak) kebakaran hutan," ujar Menparekraf, seperti dikutip dari pemberitaan Kompas.com, Sabtu (16/9/2023).

Tak hanya itu, kebakaran juga merusak flora dan fauna di Bromo.

Kepala BB TNBTS Hendro Wijanarko mengungkapkan, salah satu tanaman endemik yang rusak ialah Anggrek Tosari.

"Anggrek Tosari ini endemik di pegunungan Jawa," katanya.

Menurutnya perlu waktu cukup lama untuk memulihkan kembali kondisi ekosistem seperti semula usai kebakaran.

Polisi telah menetapkan satu tersangka dalam kasus kebakaran lahan tersebut. Dia adalah manajer wedding organizer, Andrie Wibowo Eka Warhana (41).

Tersangka terancam lima tahun penjara serta denda Rp 3,5 miliar.

Sementara calon pengantin pria yang memakai flare saat foto prewedding, HP (38) telah meminta maaf. HP berstatus sebagai saksi.

"Kejadian ini tak sengaja. Saat kejadian kami sudah berusaha memadamkan (kebakaran Bromo) dengan air mineral kemasan sebanyak lima botol," katanya saat meminta maaf di hadapan warga Tengger, Jumat (15/9/2023), seperti dilansir dari Surya.

Dia mengaku api tak bisa padam lantaran angin sangat kencang dan kondisi rumput yang kering.

"Kami memohon maaf kepada masyarakat Tengger, tokoh adat Tengger, presiden, wakil presiden, menteri, Pemprov Jatim, Pemkab Probolinggo dan seluruh lapisan masyarakat Indonesia," katanya.

Namun ternyata, setelah kejadian itu, tersangka dan lima saksi (calon pengantin dan kru) berencana melaporkan balik pihak petugas TNBTS ke polisi.

Hal itu diungkapkan oleh kuasa hukum tersangka dan lima saksi kebakaran, Mustadji.

Mereka menilai TNBTS terkesan melakukan pembiaran dan tidak mengecek barang bawaan wisatawan.

“Saya juga akan memberikan pembelaan kepada tersangka, kalau itu harus dilanjut di peradilan. Saya juga akan melaporkan balik petugas TNBTS karena tidak memberikan pelayanan maksimal kepada konsumen, yaitu wisatawan,” ujar Mustadji, Jumat (15/9/2023).

Menanggapi rencana pelaporan itu, pihak TNBTS menjawab singkat.

"Biarkan proses hukum yang berjalan," kata Kepala Seksi TNBTS Wilayah 1 Didit Sulasto, Minggu (17/9/2023).

Sumber: Kompas.com (Imron Hakiki, Ahmad Faisol), Surya, Antara

https://surabaya.kompas.com/read/2023/09/18/050600478/berita-foto-bromo-wajahmu-kini

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke