Salin Artikel

Mengenal Makam Troloyo, Makam Islam Zaman Kerajaan Majapahit

KOMPAS.com - Makam Troloyo terletak di Desa Sentonorejo, Kecamatan Trowulan, Kabupaten Mojokerto, Jawa Timur.

Makam Troloyo merupakan pemakaman Islam pada zaman Kerajaan Majapahit. Namun tidak setiap muslim dimakamkan di tempat ini.

Kepopuleran Makam Troloyo karena terdapat makam Syekh Jumadil Kubro, kakek Sunan Ampel atau sesepuh Walisongo.

Makam Troloyo

Ziarah Makam Troloyo

Kompleks Makam Troloyo telah ada sejak abad ke-14. Lokasinya tidak jauh dari situs-situs peninggalan kerajaan Majapahit.

Beberapa batu nisan di Makam Troloyo bercorak Islam yang berangka tahun 1350 dan 1478.

Temuan tersebut membuktikan bahwa agama Islam telah dianut oleh sebagian kecil penduduk ibu kota Majapahit.

Setiap Jumat Legi diadakan ziarah ke pemakaman ini. Masyarakat meyakini dengan mengunjungi makam tersebut akan mendapatkan berkah.

Hal ini lantaran, orang-orang yang dimakamkan dianggap memiliki kharisma.

Makam Troloyo buka selama 24 jam. Harga tiket masuk Makam Troloyo sebesar Rp 5.000.

Siapa saja yang dimakamkan di Makam Troloyo?

Makam Troloyo terdiri dari dua kompleks makam, yaitu makam di bagian depan (tenggara) dan di bagian begian belakang (barat laut).

Terdapat sekitar 19 tokoh yang dimakamkan di pemakaman tersebut, antara lain  Syekh Al Chusen, Tumenggung Satim Singomoyo, Imamudin Sofari, Patas Angin, Nyai Roro Kepyur, Syekh Jumadil Kubro, Raden Kumdowo, Sunan Ngudung, Ki Ageng Surgi, Syekh Jaelani, Syekh Qohar, serta Ratu Ayu Kenconowungu.

Pada bagian belakang Makam Troloyo terdapat makam tujuh atau kubur pitu yang merupakan makam Pangeran Noto Suryo, Pangeran Noto Kusumo, Gajah Permodo, Naya Genggong, Sabdo Palon, Eman Kinasih, dan Polo Putro.

Syekh Jumadil Kubro

Syekh Jumadil Kubro adalah ulama besar dan berpengaruh dalam penyebaran Islam di Majapahit. Nama lengkapnya adalah Syekh Jamaluddin Al-Husein Al-Akbar.

Syekh Jumadil Kubro berasal dari Samarkand, Uzbekistan, Asia tengah. Dia golongan penyebar agama pertama di Nusantara.

Dia memiliki keturunan Nabi Muhammad dari ayahnya, Sayyid Zainul Khusen.

Pada masa kanak-kanan, Syekh Jumadil Kubro tumbuh dan berkembang di bawah asuhan ayahnya.

Syekh Jumadil Kubro mendapat pendidikan berbagai pemahaman mengenai ilmu agama.

Dia kemudian melanjutkan pendidikan di India, Mekkah, dan Madinah. Pendidikannya tersebut untuk memperdalam ilmu syariah, tasawuh, dan ilmu-ilmu lainnya.

Karena kemahirannya berdakwah, Sultan Turki Muhammad I memerintahkannya untuk menyebarkan agama Islam di wilayah Kerajaan Majapahit.

Syekh Jumadil Kubro wafat dan dimakamkan di Trowulan sekitar tahun 1376 Masehi.

Sumber:

pariwisata.mojokertokab.go.id

cagarbudayajatim.com

direktoripariwisata.id

pustaka-dikdasmen.kemdikbud.go.id

jatim.nu.or.id

https://surabaya.kompas.com/read/2023/09/16/233212178/mengenal-makam-troloyo-makam-islam-zaman-kerajaan-majapahit

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke