Salin Artikel

Ijen Geopark Resmi Masuk Jaringan UNESCO

UNESCO atau The United Nations Educational Scientific and Cultural Organization merupakan organisasi Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) yang bergerak pada bidang pendidikan, ilmu pengetahuan, dan kebudayaan.

Pengukuhan dilakukan dalam konferensi internasional ke-10 UGG yang dilaksanakan di Habous Cultural Complex, Marakes, Maroko, Sabtu (9/9/2023) waktu setempat.

Bupati Banyuwangi, Ipuk Fiestiandani Azwar Anas, hadir langsung dalam konferensi prestisius tersebut.

“Pengukuhan Ijen Geopark sebagai bagian dari jaringan global geopark dari UNESCO ini bukan akhir, tapi justru awal dari upaya Banyuwangi untuk bisa membawa potensi daerah ke level internasional,” kata Ipuk, Minggu (10/9/2023).

Pengukuhan berlangsung khidmat meski harus berpindah tempat karena terjadi gempa bumi magnitudo 6,8 yang melanda Maroko.

“Kami turut berduka cita atas musibah ini. Semoga warga Maroko diberikan ketabahan dan kekuatan untuk menghadapinya,” ujar Ipuk.

Menurut Ipuk, masuknya Ijen Geopark ke jaringan global geopark akan meningkatkan perhatian publik internasional ke Ijen Geopark.

Apalagi, forum tersebut dihadiri lebih dari 1.200 ilmuwan dan pegiat geopark dari 50 negara.

“Sudah banyak buktinya, ketika sebuah geopark itu masuk jaringan geopark dunia, maka akan diikuti dengan perhatian internasional dan kenaikan kunjungan orang," ungkap Ipuk.

"Kita berharap ini bisa turut menggerakkan ekonomi, membuka lapangan kerja, dan tentu menjaga keberlanjutan lingkungan serta budaya lokal,” imbuhnya.

Geopark Ijen sendiri merupakan taman bumi yang tak hanya memiliki keunikan bentang alam dan kekayaan budaya, namun juga didukung dengan semangat mewujudkan sustainable tourism (wisata berkelanjutan).

Geopark Ijen terbentang di seluruh wilayah kabupaten yang secara spesifik kawasannya ada di kawasan Gunung Ijen, Pantai Pulau Merah, TN Alas Purwo.

"Lengkap dengan beragam kekayaan geosite, biosite, dan culturalsite-nya," tutur Ipuk.

Ipuk  menjelaskan, Banyuwangi dalam 10 tahun terakhir telah merintis upaya yang selaras dengan konsep pengembangan geopark global yang menekankan pada upaya konservasi.

"Yang mengajak masyarakat berperan serta melindungi dan meningkatkan fungsi potensi alam untuk pembangunan ekonomi lokal," tutur Ipuk.

Misalnya saja Banyuwangi banyak mengemas event sportourism seperti Ijen Green Run, balap sepeda Internasional Tour De Ijen dan lainnya yang menyajikan alam yang asli dengan oksigen yang berlimpah.

Pengembangan pariwisata di Banyuwangi sendiri, sambung Ipuk, juga mendorong keterlibatan masyarakat secara luas.

"Kami dorong masyarakat untuk terlibat berbagai event pelestarian budaya. Seperti event Tumpeng Sewu, Seblang, ngopi Sepulu Ewu, ada keterlibatan aktif warga dalam pelaksanaannya," ungkap Ipuk.

Tak hanya itu, Banyuwangi juga melarang hotel dibangun di sekitar Ijen dan tempat-tempat wisata lainnya, agar masyarakat sekitar bisa membuka home stay untuk pengembangan ekonomi.

"Juga bagian dari upaya menjaga kearifan lokal," kata Ipuk.

Dalam kesempatan itu, piagam penetapan sebagai Global Geoparks Network tersebut diserahkan langsung oleh Presiden Global Geopark Network Nicolas Zourous.

https://surabaya.kompas.com/read/2023/09/10/205124178/ijen-geopark-resmi-masuk-jaringan-unesco

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke