Salin Artikel

Polisi Akan Panggil Kades dan Panitia Parade "Sound System" di Malang yang Bongkar Jembatan

Itu merupakan buntut pembongkaran pembatas jembatan oleh warga, akibat truk pengangkut sound system karnaval tidak bisa lewat, hingga memicu kontroversi dan viral di media sosial.

Kapolres Malang AKBP Putu Kholis Aryana meminta pihak yang bertanggung jawab atas kegiatan tersebut kooperatif dengan pemeriksaan polisi.

"Perkara ini kami tarik ke Polres Malang. Kami panggil semua pihak yang menurut kami bisa dimintai keterangan," tegasnya.

Kholis menyebut, ada sekitar lebih dari lima orang yang diduga bertanggung jawab atas kegiatan tersebut.

"Semuanya kami panggil, tanpa terkecuali. Termasuk Kepala Desa, panitia, dan masyarakat yang terlibat," tuturnya.

"Saya minta kooperatif. Jelaskan sejelas-jelasnya sesuai dengan peristiwa yang heboh di media sosial," imbuhnya.

Lebih lanjut, Kholis mengatakan bahwa Polres Malang melarang adanya check sound atau parade sound system di wilayah Kabupaten Malang.

"Kami tegaskan sekali lagi, tidak akan mengeluarkan surat izin check sound atau battle sound," tegasnya.

Sebab, Kholis mengatakan banyak menerima masukan dan keluhan masyarakat akibat terganggu dengan adanya parade sound system yang digelar di Kabupaten Malang.

"Kami lihat dampaknya terhadap masyarakat sangat mengganggu. Jadi lebih banyak mudarat daripada manfaatnya acara seperti ini," ujarnya.

Apabila masyarakat tidak mengindahkan atau nekat menyelenggarakan kegiatan semacam itu tanpa izin, kepolisian dan Satpol PP akan menyita kendaraan dan membubarkan kegiatan.

"Kalau misalnya masyarakat izin karnaval tapi ternyata ada sound system, kami akan melakukan cek dan ricek untuk memastikan tidak ada sound system dalam kegiatan tersebut," pungkasnya.

"Kegiatan semacam ini hanya dinikmati oleh segelintir orang. Tapi justru lebih banyak orang yang merasa terganggu," pungkasnya.

Diberitakan sebelumnya, rekaman video seseorang menghancurkan pembatas jembatan akibat truk pengangkut sound system karnaval tidak bisa lewat.

Video viral itu pun memicu kontroversi dan viral di media sosial.

Dari informasi yang didapatkan Kompas.com, peristiwa itu terjadi di kawasan Desa Kasri, Kecamatan Bululawang, Kabupaten Malang pada Sabtu (2/9/2023) saat ada kegiatan karnaval peringatan Hari Ulang Tahun Republik Indonesia (HUT RI) ke 78, yang diadakan oleh desa setempat.

Kepala Desa Kasri, Muhammad Khusaini membenarkan peristiwa itu. Pembongkaran itu dilakukan akibat truk yang mengangkut sound system tidak bisa lewat.

"Akhirnya warga menyepakati membongkar pembatas jembatan, dengan komitmen akan membangung ulang seperti semula," ungkapnya saat ditemui, Rabu (6/9/2023).

Sedangkan dana renovasi, menurut Khusaini melalui swadaya masyarakat, dengan total yang dibutuhkan sekitar Rp 2 juta rupiah.

"Sebelumnya, jembatan itu dibangun pada tahun 2017, menggunakan anggaran Dana Desa (DD) Kasri," ujarnya.

Khusaini menegaskan tidak ada kontroversi yang timbul di masyarakat setempat, atas pembongkaran pembatas jalan itu. Sebab, masyarakat setempat memang menunggu kegiatan yang digelar setiap tahun itu.

"Antusias masyarakat tinggi. Kami juga sudah melayangkan konfirmasi ijin ke polsek setempat," pungkasnya.

https://surabaya.kompas.com/read/2023/09/07/161744178/polisi-akan-panggil-kades-dan-panitia-parade-sound-system-di-malang-yang

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke