Salin Artikel

Kapal Nelayan Banyuwangi Dihantam Ombak Samudra Hindia, 3 ABK Meninggal dan 4 Hilang

Kapal tersebut dihantam ombak di kawasan Plawangan saat perjalanan pulang ke pantai Grajagan, Kecamatan Purwoharjo.

Insiden kecelakaan tersebut, membuat badan kapal terbalik hingga membuat seluruh anak buah kapal (ABK) terjatuh dan terjun ke samudera Hindia.

Berangkat membawa 27 ABK

Seluruh ABK Kapal Mekar Jaya, diketahui berangkat melaut dari Pelabuhan Grajagan Purwoharjo pada Selasa (5/9/2023) pukul 14.00 Wib.

Kapal itu membawa 27 orang yang dinakhodai Sukar (65), warga Dusun Sukodadi, Desa Karetan, Kecamatan Purwoharjo. Dengan Kapten bernama Parni.

Setelah setengah hari melaut dan mendapat tangkapan ikan, malam harinya para awak kapal Mekar Jaya tersebut memutuskan untuk pulang dan kembali ke pelabuhan.

Namun saat memasuki kawasan Pelawangan atau yang biasa disebut sebagai jalur keluar masuk Pelabuhan Grajagan itu, tiba-tiba datang ombak besar.

Sekitar pukul 23.45 Wib, kapal nahas tersebut kemudian tergulung ombak besar yang mengakibatkan badan kapal menjadi terbalik.

Lokasi laka laut tersebut berada pada jarak 62 kilometer atau sekitar dua jam waktu tempuh dari Pantai Grajagan. Dan berada di koordinat 8°36'18.71"S 114°13'42.35"E.

Seluruh ABK terlempar ke laut

Akhirnya seluruh penumpang yang berada di dalam kapal milik Haji Yasin tersebut, terjun dan terlempar ke ganasnya ombak laut selatan.

"27 ABK yang berada di atas kapal tercebur ke laut. Dan 20 orang berhasil menyelamatkan diri," kata Kapolsek Purwoharjo, AKP Budi Hermawan, Rabu (6/9/2023).

Dari jumlah tersebut, 20 orang ABK berhasil selamat, sedangkan empat orang meninggal dunia, tiga orang lainnya masih hilang dan dalam pencarian.

Seluruh korban yang meninggal dunia tersebut, langsung dibawa ke rumah duka masing-masing untuk dilakukan pemakaman.

Beberapa korban selamat, sempat mendapatkan pemeriksaan medis guna memastikan kesehatan para ABK tersebut.

Beberapa saat setelah kejadian, tim SAR gabungan langsung menggelar koordinasi dengan melakukan upaya pencarian terhadap para korban yang masih belum ditemukan.

Koordinator Pos SAR Banyuwangi, Wahyu Setia Budi mengatakan, pihak telah menerjunkan sebanyak satu tim rescue pos pencarian dan pertolongan.

Tak hanya itu, sejumlah unsur lintas elemen juga terlibat dalam proses pencarian tiga ABK yang hilang di laut selatan Banyuwangi tersebut.

"Di antaranya Satpolairud Grajagan, Pos AL Muncar, BPBD, Pos Kamladu Grajagan, RAPI, Ambulance RAPI, 851 Banyuwangi, sejumlah relawan dan nelayan setempat," kata Wahyu.

"Iya benar. Kondisi cuaca sedang buruk, ombak cukup besar," ungkap Wahyu.

Dia menjelaskan, penghentian pencarian sementara tersebut dilakukan pada siang menjelang sore hari.

"Ombak di laut selatan mencapai 1,5-2,5 meter. Jenis gelombangnya, ombak keras, jadi berbahaya," ucap Wahyu.

Oleh sebab itu, demi keamanan bersama maka pencarian dihentikan sementara dan dilanjutkan pada Kamis (7/9/2023) hari ini.

Pencarian dilakukan selama 7 hari

Wahyu menjelaskan, pencarian masih terus dilakukan di lokasi awal kecelakaan maut itu terjadi.

"Sementara masih fokus di sana. Kita melihat perkembangan situasi dan kondisi ya. Seperti apa, semoga cepat ketemu," jelas Wahyu.

Namun ketika pencarian masih belum membuahkan hasil, lanjut Wahyu, maka titik pencarian akan otomatis diperluas.

"Akan kita perluas tentunya pencarian jika tidak membuahkan hasil. Dan sesuai standar operasional prosedur (SOP), pencarian dilakukan selama 7 hari," tandas Wahyu. 

https://surabaya.kompas.com/read/2023/09/07/084448278/kapal-nelayan-banyuwangi-dihantam-ombak-samudra-hindia-3-abk-meninggal-dan

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke