Salin Artikel

Tangis Keluarga WNI yang Tewas akibat Tawuran Perguruan Silat di Taiwan, Terungkap Percakapan Terakhir Korban

"Dia (Fanani) orangnya nerima, sederhana, tidak pernah menentang," tutur saudara korban Hartini (43) sembari meneteskan air mata, saat Kompas.com mendatangi rumahnya di Desa Karanggandu, Kecamatan Watulimo, Trenggalek, Jawa Timur, Rabu (6/9/2023).

Telepon terakhir

Hartini bercerita, Fanani sempat menghubungi keluarga di Trenggalek, Sabtu (2/9/2023) pukul 07.00 WIB, sebelum peristiwa bentrok terjadi.

Dia tak menyangka, panggilan itu ternyata adalah momen percakapan dirinya dengan Fanani.

Dalam percakapan melalui panggilan video itu, Fanani menyampaikan agar keluarga di Trenggalek menjaga kondisi kesehatan. Dia juga meminta sang ayah untuk tidak bekerja.

"Kalau bisa bapak tidak usah kerja. Bapak sudah sepuh (tua)," ujar Hartini menirukan percakapan Fanani saat itu.

Saudaranya itu berjanji akan pulang ke Tanah Air pada pekan kedua di bulan September 2023. Sebab, kontraknya sebagai Pekerja Migran Indonesia (PMI) di Taiwan sudah habis.

Keesokan harinya atau pada Minggu (3/9/2023), keluarga mendapatkan kabar duka melalui telepon.

Saudara kembar korban mengabarkan bahwa Fanani meninggal dunia. 

"Kemudian kami berusaha menghubungi nomor adiknya lagi (saudara kembar korban) sudah tidak aktif," ujar Hartini kembali menangis.

Menurut Hartini, sudah delapan tahun Fanani Pekerja Migran Indonesia (PMI) di Taiwan dengan dua kali masa kontrak kerja.

Sosok Fanani

Semasa hidup di Taiwan, Fanani rutin menghubungi keluarga di Trenggalek, melalui panggilan video.

Satu hal yang selalu ditanyakan Fanani adalah kondisi ibu asuhnya yang kini sedang sakit.

"Setiap telepon, pertama ditanyakan pasti ibunya. Kemudian bapaknya, baru keluarga lain," ujar Hartini.

Fanani dikenal sebagai orang yang ramah, ceria, serta memiliki jiwa sosial yang tinggi.

"Orangnya baik, nerima apa adanya tidak pernah nuntut aneh-aneh. Juga senang membantu orang atau temannya yang kesulitan," terang Hartini.

Keluarga berharap, pemerintah bisa memulangkan jenazah Fanani agar dapat dimakamkan di Trenggalek.

Hingga saat ini, Hartini mengaku belum mendapatkan kabar mengenai jenazah Fanani.

"Kami berharap jenazah segera dipulangkan dan dimakamkan disini (Trenggalek)," ujar Hartini.

Dua kelompok perguruan silat asal Indonesia terlibat tawuran di depan stasiun kereta Changhua, Taiwan, Sabtu (2/9/2023).

Satu orang tewas dan belasan orang lainnya mengalami luka-luka.

Kepolisian setempat juga mengamankan puluhan orang yang terlibat dalam kejadian tersebut.

Beberapa orang yang terbukti melakukan kejahatan berat sedang diproses hukum.

Sebanyak 15 WNI telah ditetapkan sebagai tersangka dalam aksi tawuran tersebut.

https://surabaya.kompas.com/read/2023/09/06/172331778/tangis-keluarga-wni-yang-tewas-akibat-tawuran-perguruan-silat-di-taiwan

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke