Salin Artikel

Bupati Blitar Sebut Wabup Mundur karena Maju Jadi Caleg

Perempuan berusia 46 tahun yang memenangi Pilkada Kabupaten Blitar pada 2019 lalu itu kembali menegaskan bahwa hubungan dirinya dengan Rahmat Santoso tidak ada masalah, termasuk setelah Rahmat secara resmi bersurat ke DPRD Kabupaten Blitar berisi pengajuan pengunduran dirinya pada pertengahan Agustus lalu.

“Masih. Saya dengan Pak Wabup tidak ada apa-apa. Kami masih komunikasi,” ujar Rini, Selasa (5/9/2023), saat ditanya wartawan apakah komunikasinya dengan Rahmat masih berjalan.

Menurut Rini, Rahmat memang sudah mengutarakan rencananya lebih dari setahun lalu untuk mengikuti pemilu legislatif pada Pemilu 2024 guna mendapatkan kursi di DPR RI.

Dan berdasarkan aturan perundangan yang ada, Rahmat harus melepaskan jabatannya sebagai Wakil Bupati Blitar.

“Beliau sudah izin (akan mundur) sejak 1,5 tahun lalu. Beliau mau maju ke DPR RI Dapil Tuban Bojonegoro. Dan itu sudah beliau sampaikan,” terang Rini yang kini mulai menunjukkan sikap terbuka kepada wartawan itu.

Rini pun lantas menyampaikan ajakan kepada masyarakat Kabupaten Blitar untuk mendoakan agar keikutsertaan Rahmat pada Pemilu Legislatif pada Pemilu 2024 berjalan lancar dan berhasil mendapatkan kursi di DPR RI.

“Mohon teman-teman, seluruh masyarakat Kabupaten Blitar, mohon doa restunya mudah-mudahan beliau ini diberi kelancaran, kemudahan dan dapat membaktikan diri lagi kepada bangsa lewat Bojonegoro dan Tuban,” ujarnya.

Terkait surat pengunduran diri Rahmat, kata Rini, saat ini sedang dirapatkan pada Sidang Paripurna DPRD Kabupaten Blitar.

Hasilnya, lanjutnya, akan dikirim ke Gubernur Jawa Timur dan selanjutnya ke Menteri Dalam Negeri.

“Kita proses ke Gubernur dulu, ke kemendagri, baru kalau SK-nya sudah keluar baru dinyatakan nanti,” pungkas Rini.

Pada Senin (14/8/2023) lalu, Rahmat Santoso mengantarkan sendiri surat pengunduran dirinya dari kursi Wakil Bupati Blitar ke Kantor DPRD Kabupaten Blitar di Kota Kanigoro.

Namun kata Rahmat, jika karena alasan “pencalegan” maka seharusnya dirinya tidak mengajukan pengunduran diri saat ini tapi bulan November nanti ketika KPU telah menetapkan dirinya dalam daftar caleg tetap (DCT).

Rahmat, melalui pengungkapan yang agak berbelit, mengatakan bahwa dirinya memutuskan untuk mengajukan penguduran diri lebih cepat dari seharusnya karena merasa kecewa dengan kinerja Badan Layanan Pengadaan (BLP) pada Kantor Sekretariat Daerah Kabupaten Blitar.

Lebih spesifik, Rahmat merujuk pada realisasi proyek rehabilitasi dua jembatan yang rusak akibat bencana alam yang dia nilai lambat akibat faktor kepentingan pejabat terkait.

Sehari kemudian, apa yang disampaikan Rahmat ini disanggah oleh Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kabupaten Blitar Ivong Bettryanto yang mengatakan bahwa realisasi proyek rehabilitasi dua jembatan yang didanai dari APBN melalui Badan Nasional Penanggulangan Bencana itu sudah sesuai prosedur yang normal.

Sebelum akhirnya mengajukan pengunduran diri, Rahmat pernah mengancam akan mundur dari kursi Wakil Bupati Blitar pada awal Januari lalu.

Ancaman itu disampaikan Rahmat dengan alasan Bupati Blitar telah mengeluarkan SK mutasi untuk ajudan istrinya tanpa terlebih dahulu menyampaikan pemberitahuan.

https://surabaya.kompas.com/read/2023/09/05/133402278/bupati-blitar-sebut-wabup-mundur-karena-maju-jadi-caleg

Terkini Lainnya

Dukung Konservasi, Bulog Kembangkan Jambu Air Camplong di Sampang
Dukung Konservasi, Bulog Kembangkan Jambu Air Camplong di Sampang
Regional
Jelang Nataru, KAI Edukasi Keselamatan di Perlintasan Sebidang Surabaya Gubeng
Jelang Nataru, KAI Edukasi Keselamatan di Perlintasan Sebidang Surabaya Gubeng
Regional
Angka Stunting Jember Tertinggi Se-Jatim, Pemkab Gaspol Program Pencegahan
Angka Stunting Jember Tertinggi Se-Jatim, Pemkab Gaspol Program Pencegahan
Regional
Tersangka dari Balai Kota
Tersangka dari Balai Kota
Regional
Saat Ungkapan 'Anak-anak Harus Hidup Lebih Baik dari Orangtua' Terngiang di Pikiran Gus Fawait...
Saat Ungkapan "Anak-anak Harus Hidup Lebih Baik dari Orangtua" Terngiang di Pikiran Gus Fawait...
Regional
Berdesakan, Lama, dan Kurang Sat Set, Dirasakan Generasi Milenial hingga Z saat Naik Angkutan Kota
Berdesakan, Lama, dan Kurang Sat Set, Dirasakan Generasi Milenial hingga Z saat Naik Angkutan Kota
Regional
Misteri Angka di Kayu Gelondongan Pasca Banjir Sumatera
Misteri Angka di Kayu Gelondongan Pasca Banjir Sumatera
Regional
Gus Fawait: Jangan Saling Lempar Tanggung Jawab soal Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Gus Fawait: Jangan Saling Lempar Tanggung Jawab soal Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Regional
Ini Solusi Gus Fawait Mengentaskan Warga Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Ini Solusi Gus Fawait Mengentaskan Warga Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Regional
Warga Tinggal di Tengah Lahan BUMN Disebut Sejahtera, Bisa Beli Mobil dan Umrah
Warga Tinggal di Tengah Lahan BUMN Disebut Sejahtera, Bisa Beli Mobil dan Umrah
Regional
Warga di Tengah Lahan BUMN Bisa Dapat Bantuan 'CSR', tapi Harus Ajukan Proposal Dulu
Warga di Tengah Lahan BUMN Bisa Dapat Bantuan "CSR", tapi Harus Ajukan Proposal Dulu
Regional
Kisah Habibie-Ainun Versi Miskin Ekstrem di Ujung Bukit Perhutani...
Kisah Habibie-Ainun Versi Miskin Ekstrem di Ujung Bukit Perhutani...
Regional
Warga Miskin Ekstrem di Lahan BUMN Pakai Panel Surya untuk Penerangan
Warga Miskin Ekstrem di Lahan BUMN Pakai Panel Surya untuk Penerangan
Regional
Saniman dan Gira: Hidup Serabutan di Lahan BUMN, Menunggu Reforma Agraria
Saniman dan Gira: Hidup Serabutan di Lahan BUMN, Menunggu Reforma Agraria
Regional
Di Persimpangan Sawit, Gajah Tesso Nilo Makin Terhimpit
Di Persimpangan Sawit, Gajah Tesso Nilo Makin Terhimpit
Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com