Salin Artikel

Atraksi Sembur Api Pesulap Limbad di Madiun yang Berujung Petaka

Pesulap berjenggot panjang dan berambut ikal panjang itu mengalami musibah, Sabtu (2/9/2023) malam.

Semburan api yang keluar dari mulutnya tiba-tiba berbalik arah menimpa wajah dan jenggot Limbad.

Pesulap yang dikenal dengan puasa bicara itu pun kelabakan memadamkan api yang sementara membakar jenggot dan mengenai wajahnya.

Peristiwa semburan api membakar jenggot dan wajah Limbad terekam kamera netizen malam itu.

Tak berapa lama kemudian, beredar video detik-detik muka dan jenggot sang pesulap terbakar saat beratraksi di media sosial.

Dalam video itu nampak Limbad bertelanjang dada mengenakan celana panjang hitam dan ikat rambut hitam tampil di sebuah acara yang dikerubuti penonton.Tak lama kemudian, Limbad meminum sebuah cairan dalam botol.

Selanjutnya ia menyemprotkan cairan itu kembali pada obor api yang dipegang asistensinya. Namun, saat menyembur cairan, api membalik membakar wajah sang pesulap.

Saat api sementara membakar wajah dan jenggotnya, Limbad tampak panik. Namun ia berupaya mematikan api yang membakar jenggot dan wajahnya.

Ia pun terlihat beberapa kali menarik jenggotnya dan menyapu wajah dengan tangannya.

Usai api padam, Limbad tampak masih berdiri kokoh untuk kembali melakukan atraksi lanjutan.

Sukadi warga Caruban yang menonton aktraksi sembur api Limbad mengaku kaget saat semburan api yang keluar dari mulut sang pesulap berbalik arah mengenai muka dan jenggotnya.

Ia menduga saat semburan api keluar dari mulut Limbad, angin bertiup keras dari arah berlawanan.

“Saya menonton langsung lewat layar besar yang dipasang di alun-alun Kabupaten Madiun. Saat itu terlihat semburan api yang keluar dari mulut Limbad berbalik arah membakar wajah dan jenggotnya,” kata Sukadi.

Sukadi yang menonton bersama istri dan anaknya itu menduga semburan api yang mengenai wajah dan jenggot Limbah berlangsung dalam beberapa detik.

Agar tak terlihat kesakitan, Limbad pun mengayun-ayun rambutnya hingga api yang membakar wajah dan jenggotnya padam.

Usai jenggot dan wajah terbakar, kata Sukadi, Limbad tak langsung turun panggung. Ia tetap melanjutkan atraksi tidur di atas papan berpaku kemudian dilalui sepeda motor trail.

Dilarikan ke dua rumah sakit

Usai menuntaskan atraksinya, pesulap Limbad langsung dilarikan ke RSUD Caruban yang tak jauh dari Alun-Alun Reksogati Kota Caruban, Kabupaten Madiun.

Saat tiba di rumah sakit, kondisi Limbad sadar namun merasa kepanasan bagian wajahnya.

Dirut RSUD Caruban Farid Amirudin yang dikonfirmasi Kompas.com, Senin (4/9/2023) membenarkan terbakarnya wajah pesulap Limbad. Pesulap berambut dan berjenggot panjang dilarikan ke RSUD Caruban, Sabtu (2/9/2023) malam.

"Kami kasih obat penghilang rasa sakit lalu tidur," kata Farid.

Hanya saja, kata Farid, Limbad tak lama dirawat di rumah sakit milik Pemkab Madiun. Pesulap dengan wajah sangar itu pun terpaksa dirujuk ke RSUD Soedono Madiun.

Operasi Wajah

Pihak RSUD Caruban pun melarikan Limbad ke RSUD dr. Soedono yang berada di Kota Madiun agar luka bakar yang menimpa wajah Limbad cepat pulih.

Pasalnya,wajah Limbad yang terbakar memerlukan operasi wajah agar segera pulih. Sementara RSUD Caruban tidak memiliki fasilitas untuk bedah wajah.

“Malam itu Limbad dirujuk ke RSUD Soedono karena disana ada fasilitas bedah plastik. Dan disana memiliki dokter ahli bedah plastik. Tapi itu masuk dalam operasi kecil,” kata Farid.

Hasil pemeriksaan dokter, kata Farid, menyebutkan luka bakar yang menimpa wajah Limbad mencapai empat persen.

Usai dioperasi, Limbad mendapatkan perawatan lanjutan di ruang rawat inap VIP RSUD Soedono.

Dirawat dua malam

Setelah dirawat dua malam usai operasi wajah, pesulap Limbad sudah pulang, Senin (4/9/2023) pagi.

“Pasien yang dimaksud (Limbad) sudah pulang tadi pagi,” kata Direktur RSUD Soedono, Tauhid Islamy, Senin (4/9/2023).

Untuk tindakan medis yang sudah dilakukan kepada Limbad, Tauhid meminta untuk menanyakan langsung kepada Limbad.

https://surabaya.kompas.com/read/2023/09/05/060755178/atraksi-sembur-api-pesulap-limbad-di-madiun-yang-berujung-petaka

Terkini Lainnya

Jelang Nataru, KAI Edukasi Keselamatan di Perlintasan Sebidang Surabaya Gubeng
Jelang Nataru, KAI Edukasi Keselamatan di Perlintasan Sebidang Surabaya Gubeng
Regional
Angka Stunting Jember Tertinggi Se-Jatim, Pemkab Gaspol Program Pencegahan
Angka Stunting Jember Tertinggi Se-Jatim, Pemkab Gaspol Program Pencegahan
Regional
Tersangka dari Balai Kota
Tersangka dari Balai Kota
Regional
Saat Ungkapan 'Anak-anak Harus Hidup Lebih Baik dari Orangtua' Terngiang di Pikiran Gus Fawait...
Saat Ungkapan "Anak-anak Harus Hidup Lebih Baik dari Orangtua" Terngiang di Pikiran Gus Fawait...
Regional
Berdesakan, Lama, dan Kurang Sat Set, Dirasakan Generasi Milenial hingga Z saat Naik Angkutan Kota
Berdesakan, Lama, dan Kurang Sat Set, Dirasakan Generasi Milenial hingga Z saat Naik Angkutan Kota
Regional
Misteri Angka di Kayu Gelondongan Pasca Banjir Sumatera
Misteri Angka di Kayu Gelondongan Pasca Banjir Sumatera
Regional
Gus Fawait: Jangan Saling Lempar Tanggung Jawab soal Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Gus Fawait: Jangan Saling Lempar Tanggung Jawab soal Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Regional
Ini Solusi Gus Fawait Mengentaskan Warga Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Ini Solusi Gus Fawait Mengentaskan Warga Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Regional
Warga Tinggal di Tengah Lahan BUMN Disebut Sejahtera, Bisa Beli Mobil dan Umrah
Warga Tinggal di Tengah Lahan BUMN Disebut Sejahtera, Bisa Beli Mobil dan Umrah
Regional
Warga di Tengah Lahan BUMN Bisa Dapat Bantuan 'CSR', tapi Harus Ajukan Proposal Dulu
Warga di Tengah Lahan BUMN Bisa Dapat Bantuan "CSR", tapi Harus Ajukan Proposal Dulu
Regional
Kisah Habibie-Ainun Versi Miskin Ekstrem di Ujung Bukit Perhutani...
Kisah Habibie-Ainun Versi Miskin Ekstrem di Ujung Bukit Perhutani...
Regional
Warga Miskin Ekstrem di Lahan BUMN Pakai Panel Surya untuk Penerangan
Warga Miskin Ekstrem di Lahan BUMN Pakai Panel Surya untuk Penerangan
Regional
Saniman dan Gira: Hidup Serabutan di Lahan BUMN, Menunggu Reforma Agraria
Saniman dan Gira: Hidup Serabutan di Lahan BUMN, Menunggu Reforma Agraria
Regional
Di Persimpangan Sawit, Gajah Tesso Nilo Makin Terhimpit
Di Persimpangan Sawit, Gajah Tesso Nilo Makin Terhimpit
Regional
Demi Dapat Internet, Warga Padati Kantor Bupati Aceh Tengah: Ada Mahasiswa Kerjakan Tugas, atau Hubungi Keluarga
Demi Dapat Internet, Warga Padati Kantor Bupati Aceh Tengah: Ada Mahasiswa Kerjakan Tugas, atau Hubungi Keluarga
Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com