Salin Artikel

Aksi Kemarahan Kader Demokrat Masih Berlanjut, Foto Anies Dirusak di Blitar

BLITAR, KOMPAS.com – Puluhan kader dan pengurus Dewan Pimpinan Cabang (DPC) Partai Demokrat Kabupaten Blitar, Jawa Timur, melakukan aksi perusakan dan pembakaran foto bakal calon presiden dari Partai Nasdem Anies Baswedan.

Aksi simbolik yang dilakukan di halaman Kantor DPC Partai Demokrat di Jalan Raya Sawahan, Desa Pojok, Kecamatan Garum pada Minggu (3/9/2023) siang itu merupakan ungkapan kekecewaan dan kemarahan kader dan pengurus Partai Demokrat di Kabupaten Blitar atas langkah tiba-tiba Anies Baswedan berpaling dari Ketua Umum Partai Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) ke Ketua Umum Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) Muhaimin Iskandar.

Anies dan Muhaimin alias Cak Imin telah mendeklarasikan sebagai pasangan calon presiden dan calon wakil presiden di Surabaya, Sabtu (2/9/2023).

Pada aksi tersebut, awalnya sejumlah pengurus DPC Partai Demokrat Kabupaten Blitar menggunting foto Anies yang berfoto dengan AHY dengan tangan keduanya membentuk simbol bintang mercy yang merupakan logo Partai Demokrat.

Potongan baliho berisi foto Anies kemudian dibakar menggunakan korek api.

Sejumlah pengurus Partai Demokrat sempat kesulitan dan merusak bagian wajah foto Anies dan membakar bagian tersebut.

Foto Anies akhirnya dapat benar-benar terbakar setelah sejumlah pengurus lain mencari kertas sebagai bahan bakar untuk membakar potongan baliho berisi foto Anies.

Ketua DPC Partai Demokrat Kabupaten Blitar Edy Masna Nurrochman mengatakan selain dimaksudkan sebagai ungkapan kekecewaan, aksi tersebut digelar untuk mengingatkan warga Kabupaten Blitar tentang perilaku politik Anies Baswedan yang tidak bisa memegang komitmen.

“Ini yang masyarakat harus tahu khususnya masyarakat Blitar. Jangan sampai Indonesia dipimpin oleh capres yang tidak memegang komitmen. Baru koalisi partai saja sudah dikhianati, apalagi nanti janji-janji pada masyarakat. Inilah sosok Anies yang kita ketahui seperti itu adanya,” ujar Edy kepada wartawan, Minggu.

Padahal, kata Edy, pada 25 Agustus lalu Anies berkirim surat dengan tulisan tangan berisi pinangan untuk AHY agar bersedia menjadi pendampingnya sebagai calon wakil presiden pada Pemilu 2024.

Namun dalam hitungan hari, lanjutnya, Anies tiba-tiba berpaling ke Cak Imin tanpa pemberitahuan ke Partai Demokrat.

Menurut Edy, pendekatan pihak Anies ke pihak AHY sebenarnya sudah berlangsung sejak Januari 2023.

Dan sejak itu, lanjutnya, seluruh organ Partai Demokrat hingga tingkat bawah di daerah mulai mencurahkan energinya untuk Anies Baswedan dan Koalisi Perubahan untuk Perbaikan (KPP).

“Aksi ini untuk mengungkapkan emosi dan amarah kita karena kita merasa ditinggalkan begitu saja oleh Anies Baswedan,” ujar Anas.

Anas menambahkan bahwa penurunan sekitar 20 baliho yang memajang Anies Baswedan berdampingan dengan AHY yang tersebar di wilayah Kabupaten Blitar telah dilakukan pada malam hari setelah kabar berpalingnya Anies ke Cak Imin terdengar.

Selanjutnya, kata Anas, pihaknya kini tinggal menunggu instruksi lebih lanjut dari Dewan Pimpinan Pusat (DPP) Partai Demokrat terkait langkah yang akan diambil menghadapi Pemilu 2024 khususnya Pemilihan Presiden.*

https://surabaya.kompas.com/read/2023/09/03/181935478/aksi-kemarahan-kader-demokrat-masih-berlanjut-foto-anies-dirusak-di-blitar

Terkini Lainnya

Dukung Konservasi, Bulog Kembangkan Jambu Air Camplong di Sampang
Dukung Konservasi, Bulog Kembangkan Jambu Air Camplong di Sampang
Regional
Jelang Nataru, KAI Edukasi Keselamatan di Perlintasan Sebidang Surabaya Gubeng
Jelang Nataru, KAI Edukasi Keselamatan di Perlintasan Sebidang Surabaya Gubeng
Regional
Angka Stunting Jember Tertinggi Se-Jatim, Pemkab Gaspol Program Pencegahan
Angka Stunting Jember Tertinggi Se-Jatim, Pemkab Gaspol Program Pencegahan
Regional
Tersangka dari Balai Kota
Tersangka dari Balai Kota
Regional
Saat Ungkapan 'Anak-anak Harus Hidup Lebih Baik dari Orangtua' Terngiang di Pikiran Gus Fawait...
Saat Ungkapan "Anak-anak Harus Hidup Lebih Baik dari Orangtua" Terngiang di Pikiran Gus Fawait...
Regional
Berdesakan, Lama, dan Kurang Sat Set, Dirasakan Generasi Milenial hingga Z saat Naik Angkutan Kota
Berdesakan, Lama, dan Kurang Sat Set, Dirasakan Generasi Milenial hingga Z saat Naik Angkutan Kota
Regional
Misteri Angka di Kayu Gelondongan Pasca Banjir Sumatera
Misteri Angka di Kayu Gelondongan Pasca Banjir Sumatera
Regional
Gus Fawait: Jangan Saling Lempar Tanggung Jawab soal Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Gus Fawait: Jangan Saling Lempar Tanggung Jawab soal Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Regional
Ini Solusi Gus Fawait Mengentaskan Warga Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Ini Solusi Gus Fawait Mengentaskan Warga Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Regional
Warga Tinggal di Tengah Lahan BUMN Disebut Sejahtera, Bisa Beli Mobil dan Umrah
Warga Tinggal di Tengah Lahan BUMN Disebut Sejahtera, Bisa Beli Mobil dan Umrah
Regional
Warga di Tengah Lahan BUMN Bisa Dapat Bantuan 'CSR', tapi Harus Ajukan Proposal Dulu
Warga di Tengah Lahan BUMN Bisa Dapat Bantuan "CSR", tapi Harus Ajukan Proposal Dulu
Regional
Kisah Habibie-Ainun Versi Miskin Ekstrem di Ujung Bukit Perhutani...
Kisah Habibie-Ainun Versi Miskin Ekstrem di Ujung Bukit Perhutani...
Regional
Warga Miskin Ekstrem di Lahan BUMN Pakai Panel Surya untuk Penerangan
Warga Miskin Ekstrem di Lahan BUMN Pakai Panel Surya untuk Penerangan
Regional
Saniman dan Gira: Hidup Serabutan di Lahan BUMN, Menunggu Reforma Agraria
Saniman dan Gira: Hidup Serabutan di Lahan BUMN, Menunggu Reforma Agraria
Regional
Di Persimpangan Sawit, Gajah Tesso Nilo Makin Terhimpit
Di Persimpangan Sawit, Gajah Tesso Nilo Makin Terhimpit
Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com