Salin Artikel

Pilih Deklarasi AMIN di Hotel Majapahit Surabaya, Anies: Tempat Ini Memberikan Nyali

KOMPAS.com - Deklarasi pasangan bakal capres dan cawapres yang diusung Koalisi Perubahan (Partai Nasdem, PKB, PKS), Anies Baswedan-Muhaimin Iskandar (Cak Imin), digelar di Hotel Majapahit, Surabaya, Jawa Timur, pada Sabtu (2/9/2023) sore.

Anies Baswedan mengungkapkan alasan pihaknya memilih menggelar deklarasi di hotel yang pada masa kemerdekaan Indonesia bernama Hotel Yamato.

Anies mengatakan, di hotel tersebut terjadi sejumlah peristiwa bersejarah, seperti perobekan bagian berwarna biru pada bendera kolonial Belanda menjadi Merah-Putih, pada 19 September 1945.

Selain itu, di lokasi itu juga lahir Resolusi Jihad pada 22 Oktober 1945 yang kemudian digaungkan untuk mempertahankan kemerdekaan Indonesia dari ancaman Sekutu dan Belanda yang hadir kembali di Tanah Air.

"Dan 10 November (1945) tempat ini menjadi sejarah, anak-anak muda republik ini bertarung mengusir kolonialisme," kata Anies, pada acara deklarasi Anies-Muhaimin (AMIN) yang disiarkan di saluran YouTube Kompas TV.

Menurutnya, pemilihan Hotel Majapahit sebagai tempat deklarasi Anies-Muhaimin akan mengirimkan pesan positif bagi Indonesia seperti yang terjadi pada masa silam.

"Anak muda (Surabaya) memilih untuk tak hanya menonton ketika sekelompok kaum intelektual di Jakarta memilih merdeka, anak-anak muda di tempat ini menyatakan 'saya hibahkan nyawa saya untuk republik yang merdeka', sebuah keputusan luar biasa, dan keberanian itu kemudian menular," ujar Anies.

Anies menambahkan, pemilihan tempat ini juga menandakan bahwa pihaknya mengambil dan berbekal "nyali" itu untuk mengupayakan perubahan di Indonesia.

"Katanya pemimpin itu pemimpi plus 'n' Bang (Surya Paloh), 'n'-nya apa? Nyali, dan tempat ini memberikan nyali," ucap Anies.

Selain terkait sejarah kemerdekaan Indonesia, dia melanjutkan, Surabaya dipilih karena leluhur mereka, baik secara biologis maupun ideologis, berasal dari Kota Pahlawan itu.

"Tadi Gus Imin cerita, Kiai Bisri Syamsuri (pendiri Nahdlatul Ulama atau NU) di sini, kakek saya, Abdurrahman Baswedan lahirnya di sini, di Ampel, dan kawasan ini dulu kawasan tempat tinggal mereka," ungkapnya.

"Wis wayae, bolo dewe, tur awet enom (sudah saatnya, teman sendiri, dan awet muda), gitu kan?" tutur Anies disambut gelak tawa hadirin.

Anies menilai, tugas masyarakat Indonesia hari ini semakin besar. Bila dulu "menggulung" kolonialisme, sekarang yang harus dilakukan adalah "menggelar" kesejahteraan.

"Tugas kita memastikan perubahan ini berjalan terus dan kita ingin tiap hari tiap tahun menjadi lebih baik," lanjutnya.

Dia berharap, deklarasi yang dilaksanakan di hotel bersejarah itu akan menjadi sejarah pula untuk Indonesia kelak.

"Kita berharap hari ini kita bukan saja mengerti sejarah mengapa di Hotel Yamato ini terjadi peristiwa 19 September, Resolusi Jihad 22 Oktober, peristiwa 10 November, tapi kita berada di tempat ini untuk membuat sejarah baru bagi Indonesia," pungkasnya.

https://surabaya.kompas.com/read/2023/09/02/184029878/pilih-deklarasi-amin-di-hotel-majapahit-surabaya-anies-tempat-ini

Terkini Lainnya

Dukung Konservasi, Bulog Kembangkan Jambu Air Camplong di Sampang
Dukung Konservasi, Bulog Kembangkan Jambu Air Camplong di Sampang
Regional
Jelang Nataru, KAI Edukasi Keselamatan di Perlintasan Sebidang Surabaya Gubeng
Jelang Nataru, KAI Edukasi Keselamatan di Perlintasan Sebidang Surabaya Gubeng
Regional
Angka Stunting Jember Tertinggi Se-Jatim, Pemkab Gaspol Program Pencegahan
Angka Stunting Jember Tertinggi Se-Jatim, Pemkab Gaspol Program Pencegahan
Regional
Tersangka dari Balai Kota
Tersangka dari Balai Kota
Regional
Saat Ungkapan 'Anak-anak Harus Hidup Lebih Baik dari Orangtua' Terngiang di Pikiran Gus Fawait...
Saat Ungkapan "Anak-anak Harus Hidup Lebih Baik dari Orangtua" Terngiang di Pikiran Gus Fawait...
Regional
Berdesakan, Lama, dan Kurang Sat Set, Dirasakan Generasi Milenial hingga Z saat Naik Angkutan Kota
Berdesakan, Lama, dan Kurang Sat Set, Dirasakan Generasi Milenial hingga Z saat Naik Angkutan Kota
Regional
Misteri Angka di Kayu Gelondongan Pasca Banjir Sumatera
Misteri Angka di Kayu Gelondongan Pasca Banjir Sumatera
Regional
Gus Fawait: Jangan Saling Lempar Tanggung Jawab soal Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Gus Fawait: Jangan Saling Lempar Tanggung Jawab soal Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Regional
Ini Solusi Gus Fawait Mengentaskan Warga Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Ini Solusi Gus Fawait Mengentaskan Warga Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Regional
Warga Tinggal di Tengah Lahan BUMN Disebut Sejahtera, Bisa Beli Mobil dan Umrah
Warga Tinggal di Tengah Lahan BUMN Disebut Sejahtera, Bisa Beli Mobil dan Umrah
Regional
Warga di Tengah Lahan BUMN Bisa Dapat Bantuan 'CSR', tapi Harus Ajukan Proposal Dulu
Warga di Tengah Lahan BUMN Bisa Dapat Bantuan "CSR", tapi Harus Ajukan Proposal Dulu
Regional
Kisah Habibie-Ainun Versi Miskin Ekstrem di Ujung Bukit Perhutani...
Kisah Habibie-Ainun Versi Miskin Ekstrem di Ujung Bukit Perhutani...
Regional
Warga Miskin Ekstrem di Lahan BUMN Pakai Panel Surya untuk Penerangan
Warga Miskin Ekstrem di Lahan BUMN Pakai Panel Surya untuk Penerangan
Regional
Saniman dan Gira: Hidup Serabutan di Lahan BUMN, Menunggu Reforma Agraria
Saniman dan Gira: Hidup Serabutan di Lahan BUMN, Menunggu Reforma Agraria
Regional
Di Persimpangan Sawit, Gajah Tesso Nilo Makin Terhimpit
Di Persimpangan Sawit, Gajah Tesso Nilo Makin Terhimpit
Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com