Salin Artikel

"Ini Penghinaan dan Pengkhianatan Terbesar yang Kami Rasakan"

KEDIRI, KOMPAS.com - Ketua Dewan Pimpinan Cabang (DPC) Partai Demokrat Kota Kediri, Jawa Timur, Ashari, menganggap langkah politik Anies Baswedan yang meninggalkan Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) merupakan bentuk penghinaan dan pengkhianatan koalisi.

"Ini penghinaan dan pengkhianatan terbesar yang kami rasakan," ucap Ashari dalam sambungan telepon kepada Kompas.com, Jumat (1/9/2023).

Padahal, kata Ashari, pihaknya selama ini sudah membangun soliditas internal untuk mendukung dan berkomitmen memenangkan pasangan Anies-AHY jika nantinya maju dalam pemilihan presiden (Pilpres).

Apalagi posisi partai berlambang Mercy itu di Kediri juga lumayan mendapat dukungan masyarakat. Yakni dalam pemilu lalu memperoleh sekitar 20.000 suara dengan menduduki 3 kursi di parlemen.

"Kami juga sudah mewacanakan membentuk sekretariat bersama dengan partai pendukung lainnya," lanjut Ashari.

Atas hal yang disebutnya sebagai pengkhianatan koalisi itu, pihaknya saat ini memang belum menentukan langkah penyikapan yang mengarah pada gerakan maupun aksi lapangan.

Semua masih menunggu arahan dan kebijakan taktis dari pimpinan wilayah maupun pusat.

Pengkhianatan yang disyukuri

Meski merasa dikhianati namun kepergian Anies Baswedan tersebut tidak membuat Partai Demokrat Kota Kediri merasa kehilangan sosoknya dan bahkan mensyukurinya.

Selama ini, kata Ashari, penetapan Anies sebagai bakal calon presiden sendiri sebenarnya telah membuat kinerja partai yang dipimpinnya menjadi sangat berat dan terbebani.

Sebab dengan nuansa politik yang ada di Kediri maupun daerah sekitarnya yang kerap disebut Mataraman, figur Anies menurutnya cukup sulit diterima.

"Kalau harus membawa nama itu (Anies) di lingkungan Kediri berat. Sehingga kami tidak merasa kehilangan kalau harus berpisah dengan Anies. Justru itu membuat langkah gerak kami akan semakin bebas," tegasnya.

Oleh sebab itu Ashari berharap AHY bisa berlabuh dengan koalisi lainnya selain Anies. Pihaknya berjanji akan sekuat tenaga menggalang kekuatan daerah untuk pemenangannya.

Tanggapan PKB Kediri

Ketua Dewan Pimpinan Cabang ( DPC) Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) Kota Kediri KH.Oing Abdul Muid Sohib mengaku belum mendapatkan pemberitahuan dari pengurus pusat perihal merapatnya PKB ke koalisi partai Nasdem.

"Belum ada keterangan resmi dari DPW maupun DPP tentang koalisi yang katanya dengan Nasdem itu," ujar Abdul Muid pada Kompas.com, Jumat.

Namun demikian, politisi yang akrab dengan sapaan Gus Muid itu mengaku pihaknya akan tegak lurus mengikuti apapun kebijakan partainya.

Begitu juga jika nantinya Muhaimin Iskandar atau Cak Imin selaku Ketua Umum PKB bergandengan dengan Anies Baswedan sebagai calon presiden dan wakil presiden, pihaknya menunggu keputusan DPP.

"Karena DPP pasti sudah punya pertimbangan-pertimbangan," lanjut salah satu pengurus Pesantren Lirboyo ini.

Sikap dukungannya itu, kata Gus Muid, merupakan konsistensinya atas sikap yang telah diutarakannya maupun para ketua DPC lainnya se Indonesia dalam Muktamar PKB di Bali tahun 2019 silam.

Yaitu perihal dukungan dan amanat kepada Muhaimin Iskandar selaku ketua umum terpilih saat itu untuk maju dalam kontestasi Pilpres Tahun 2024 ini.

"Kita menyerahkan sepenuhnya mau bergandengan atau berpasangan dengan siapa. Pokoknya Cak Imin maju dalam Pilpres 2024 ini," ujarnya.

Menurut Gus Muid, momentum saat ini harus dimaksimalkan karena bisa menjadi bagian dari strategi membesarkan nama partai.

Sebab, dari kajiannya, partai yang mempunyai figur yang ikut berkontestasi dalam pemilihan presiden, maka nama partai secara otomatis akan turut terkerek.

" Partai yang memiliki calon di kontestasi pilpres, itu (partai) akan terkerek." pungkasnya.

https://surabaya.kompas.com/read/2023/09/01/161646578/ini-penghinaan-dan-pengkhianatan-terbesar-yang-kami-rasakan

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke