Salin Artikel

Orangtua Siswi Dibotaki di Lamongan Sebut Anaknya Sempat Alami Trauma

Tindakan memotong rambut tersebut dilakukan guru berinisial EN. Alasannya, karena para siswi itu tak memakai dalaman jilbab atau ciput. 

Psikiater sengaja didatangkan untuk memberikan trauma healing bagi para siswi yang dibotaki, Kamis (31/8/2023).

Psikiater juga diminta untuk memberikan bimbingan kepada orangtua siswi usai kejadian tersebut dialami anak mereka. . 

Seorang orangtua siswi, Winanty mengatakan, seluruh wali murid yang anaknya menjadi korban telah bertemu dengan pihak sekolah sekaligus guru EN saat mediasi beberapa waktu lalu.

Saat itu, semua pihak bersepakat untuk damai.

"Anak-anak sudah baik semuanya (kondisi psikis) dan sekarang sudah masuk sekolah, sudah seperti biasa,” ujar Winanty, salah seorang orangtua siswi yang sempat dibotaki guru EN kepada awak media, Kamis.

Winanty menjelaskan, meski saat ini kondisi psikis anaknya sudah membaik, namun dirinya tidak menampik bila anaknya berinisial H sempat mengalami trauma pasca rambutnya dipotong pada 23 Agustus 2023 tersebut.

"Tapi traumanya itu kemarin, ketika yang bersangkutan (guru EN) masih di sini. Kalau sekarang beliau kan sudah dibebastugaskan, tidak lagi mengajar di sini,” ucap Winanty.

"Tujuan kita mengumpulkan orangtua dan murid ini adalah, untuk memberikan bimbingan dan konseling kepada mereka. Sehingga nanti anak merasa nyaman, baik di sekolah maupun ketika di rumah,” kata kepala SMPN 1 Sukodadi, Harto.

Kepala Dinas Pemberdayaan Peremuan dan Anak Lamongan Umuronah menambahkan, pihaknya menyambut baik niatan SMPN 1 Sukodadi untuk mendatangkan psikiater.

Sebab Umuronah menilai, psikiater dapat membantu memulihkan kondisi psikologis siswi yang sempat menjadi korban dibotaki oleh guru EN.

"Kita mendatangkan psikolog untuk memberi bimbingan dan penyuluhan, agar situasi kembali pulih," tutur Umuronah.

Seperti yang diberitakan sebelumnya, sebanyak 19 siswi kelas sembilan SMPN 1 Sukodadi yang sempat dibotaki oleh guru EN menggunakan alat cukur elektrik pada 23 Agustus 2023.

Selang sehari diadakan mediasi antara pihak sekolah dan orangtua para korban. Dalam mediasi itu, guru EN meminta maaf dan kasus berakhir damai.

Namun sebagai bentuk hukuman atas tindakan ceroboh yang dilakukan oleh guru EN terhadap 19 siswi tersebut, guru EN diberi sanksi ditarik ke Dinas Pendidikan Lamongan dan tidak diperbolehkan mengajar alias non-job, per Senin (28/8/2023) kemarin.

https://surabaya.kompas.com/read/2023/08/31/222128278/orangtua-siswi-dibotaki-di-lamongan-sebut-anaknya-sempat-alami-trauma

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke