Salin Artikel

Kecelakaan Bus di Ngawi, Nyoto Sempat Pingsan, lalu Kaget: Atapnya Bus kok Lepas?

KOMPAS.com - Kecelakaan maut antara bus Eka dan Sugeng Rahayu terjadi di Kabupaten Ngawi, Jawa Timur, Kamis (31/8/2023) pagi.

Penumpang bus Sugeng Rahayu, Nyoto Prasetyo, menceritakan detik-detik terjadi tabrakan.

Waktu itu, Nyoto duduk di kursi belakang. Dia tiba-tiba mendengar benturan.

"'Bruak' gitu," ujarnya, dikutip dari Kompas TV.

Akibat tabrakan tersebut, Nyoto terjatuh di dalam bus. Ia sempat pingsan antara satu hingga dua menit.

Begitu terbangun, Nyoto merasakan sakit di pundak. Wajahnya pun berdarah karena terkena pecahan kaca.

"Akhirnya mau enggak mau saya harus berdiri, saya takut busnya terbakar," ucapnya.

Nyoto mencoba berdiri sambil menahan sakit. Saat itulah dia baru menyadari atap bus Sugeng Rahayu terlepas dari badan kendaraan.

"Loh atapnya kok sudah lepas semua busnya?" ungkapnya.

Penumpang lainnya, Sri Utami, juga kaget lantaran Sugeng Rahayu yang dinaikinya atapnya terlepas akibat kecelakaan itu.

"Saya juga tidak habis pikir kondisi bus begitu parah," tuturnya.

Sri mengaku tak mengetahui terjadinya kecelakaan, sebab sedang tertidur. Ketika terbangun, tubuhnya dipenuhi kaca.

"Saya bangun-bangun sudah mandi pecahan kaca dari rambut dan badan penuh pecahan kaca," jelasnya.

Lokasi tabrakan antara bus Sugeng Rahayu dan Eka ini berada di Jalan Raya Ngawi-Maospati, Desa Tambakromo, Kecamatan Geneng, Kabupaten Ngawi.

Apa yang membuat dua bus antarkota antarprovinsi (AKAP) itu bertabrakan?

Kepala Kepolisian Resor (Kapolres) Ngawi AKBP Argo Wiyono mengatakan, bus Eka dan Sugeng Rahayu melaju dari arah yang berbeda.

Tabrakan terjadi diduga karena bus mencoba menghindari penyeberang jalan.

"Dari keterangan saksi (penumpang) di Bus Eka, melihat adanya warga yang menyeberang jalan sambil berlari, namun dari selatan meluncur bus Sugeng Rahayu," terangnya.

Namun, untuk menghindari penyeberang jalan, bus diduga mengambil halauan terlalu ke kanan, sehingga mengakibatkan tabrakan.

"Bus Eka menabrak pohon jati, sementara Bus Sugeng Rahayu melintang di tengah jalan. Saat melintang diduga bagian belakang bus menghantam ibu yang menyeberang jalan, sehingga tewas di lokasi kejadian," papar Argo.

Kecelakaan bus di Ngawi ini membuat tiga orang kehilangan nyawa. Tiga korban tewas adalah sopir bus Eka dan Sugeng Rahayu serta penyeberang jalan yang merupakan warga Desa Tambakromo.

Sumber: Kompas.com (Penulis: Sukoco | Editor: Pythag Kurniati), Kompas TV

https://surabaya.kompas.com/read/2023/08/31/211900078/kecelakaan-bus-di-ngawi-nyoto-sempat-pingsan-lalu-kaget--atapnya-bus-kok

Terkini Lainnya

Dukung Konservasi, Bulog Kembangkan Jambu Air Camplong di Sampang
Dukung Konservasi, Bulog Kembangkan Jambu Air Camplong di Sampang
Regional
Jelang Nataru, KAI Edukasi Keselamatan di Perlintasan Sebidang Surabaya Gubeng
Jelang Nataru, KAI Edukasi Keselamatan di Perlintasan Sebidang Surabaya Gubeng
Regional
Angka Stunting Jember Tertinggi Se-Jatim, Pemkab Gaspol Program Pencegahan
Angka Stunting Jember Tertinggi Se-Jatim, Pemkab Gaspol Program Pencegahan
Regional
Tersangka dari Balai Kota
Tersangka dari Balai Kota
Regional
Saat Ungkapan 'Anak-anak Harus Hidup Lebih Baik dari Orangtua' Terngiang di Pikiran Gus Fawait...
Saat Ungkapan "Anak-anak Harus Hidup Lebih Baik dari Orangtua" Terngiang di Pikiran Gus Fawait...
Regional
Berdesakan, Lama, dan Kurang Sat Set, Dirasakan Generasi Milenial hingga Z saat Naik Angkutan Kota
Berdesakan, Lama, dan Kurang Sat Set, Dirasakan Generasi Milenial hingga Z saat Naik Angkutan Kota
Regional
Misteri Angka di Kayu Gelondongan Pasca Banjir Sumatera
Misteri Angka di Kayu Gelondongan Pasca Banjir Sumatera
Regional
Gus Fawait: Jangan Saling Lempar Tanggung Jawab soal Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Gus Fawait: Jangan Saling Lempar Tanggung Jawab soal Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Regional
Ini Solusi Gus Fawait Mengentaskan Warga Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Ini Solusi Gus Fawait Mengentaskan Warga Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Regional
Warga Tinggal di Tengah Lahan BUMN Disebut Sejahtera, Bisa Beli Mobil dan Umrah
Warga Tinggal di Tengah Lahan BUMN Disebut Sejahtera, Bisa Beli Mobil dan Umrah
Regional
Warga di Tengah Lahan BUMN Bisa Dapat Bantuan 'CSR', tapi Harus Ajukan Proposal Dulu
Warga di Tengah Lahan BUMN Bisa Dapat Bantuan "CSR", tapi Harus Ajukan Proposal Dulu
Regional
Kisah Habibie-Ainun Versi Miskin Ekstrem di Ujung Bukit Perhutani...
Kisah Habibie-Ainun Versi Miskin Ekstrem di Ujung Bukit Perhutani...
Regional
Warga Miskin Ekstrem di Lahan BUMN Pakai Panel Surya untuk Penerangan
Warga Miskin Ekstrem di Lahan BUMN Pakai Panel Surya untuk Penerangan
Regional
Saniman dan Gira: Hidup Serabutan di Lahan BUMN, Menunggu Reforma Agraria
Saniman dan Gira: Hidup Serabutan di Lahan BUMN, Menunggu Reforma Agraria
Regional
Di Persimpangan Sawit, Gajah Tesso Nilo Makin Terhimpit
Di Persimpangan Sawit, Gajah Tesso Nilo Makin Terhimpit
Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com