Salin Artikel

Update Kebakaran Hutan Gunung Arjuno dan TNBTS

Beberapa hari kemudian atau pada Selasa (29/8/2023) malam, kebakaran juga melanda hutan di Taman Nasional Bromo Tengger Semeru (TNBTS).

Kepala Pelaksana BPBD Kabupaten Malang, Nur Fuad mengungkapkan, personel gabungan hingga saat ini masih melakukan proses pemadaman di dua lokasi berbeda tersebut.

Fuad menyebutkan, proses pemadaman kebakaran di kawasan Arjuno Welirang cukup sulit, karena lokasi geografis gunung Arjuno yang miring dan curam.

"Sekaligus, kondisi angin yang cukup besar dan liar, sehingga merambat cukup cepat dari satu titik ke titik yang lain," jelasnya dalam acara 'Teropong Bencana' yang dilaksanakan oleh Badan Nasional Penanggulan Bencana (BNPB), Rabu (30/8/2023) petang.

Pada hari Minggu (27/8/2023), sebaran api yang membakar wilayah administrasi Kabupaten Malang, tepatnya di kawasan Kecamatan Singosari dan Lawang sebenarnya sudah bisa dijinakkan.

"Tinggal proses penjinakan titik api yang menyebar ke wilayah administrasi Pasuruan," ujarnya.

Namun akibat embusan angin yang cukup keras, pada Selasa (29/8/2023) titik api kembali bergeser ke wilayah Kabupaten Malang.

Menurut Fuad, polisi saat ini juga tengah melakukan pendalaman untuk mengidentifikasi pemicu kebakaran yang diduga akibat ulah pemburu liar.

"Indikasinya adalah ulah pemburu liar. Saat ini kepolisian masih melakukan penyelidikan," terangnya.

Fuad juga menegaskan bahwa tidak ada korban jiwa sekaligus tidak ada warga yang terdampak akibat kebakaran itu. Sebab, lokasinya cukup jauh dari pemukiman warga.

"Vegetasi yang terdampak adalah ilalang dan cemara hutan," katanya.

Kebakaran TNBTS

Sementara itu, kebakaran yang juga terjadi di kawasan TNBTS saat ini juga sudah mulai masuk di wilayah Kabupaten Malang.

Tepatnya di kawasan Desa Ngadas, Kecamatan Poncokusumo, Kabupaten Malang.

"Sebelumnya masih berada di wilayah administrasi Kabupaten Lumajang. Saat ini sudah mulai menjalar di wilayah Kabupaten Malang," terangnya.

Fuad menyebutkan, sudah berkoordinasi baik dengan pihak Tahura Raden Soerjo dan Balai Besar Taman Nasional Bromo Tengger Semeru (BB TNBTS) untuk melarang adanya aktivitas di dua kawasan yang terbakar.

Sebab, saat ini BPBD Kabupaten Malang telah menetapkan status tanggap darurat kekeringan dan karhutla.

"Oleh karena itu kami meminta agar menunda pemberian izin pendakian dan perkemahan di kedua wilayah tersebut," pungkasnya.

https://surabaya.kompas.com/read/2023/08/31/140519978/update-kebakaran-hutan-gunung-arjuno-dan-tnbts

Terkini Lainnya

Angka Stunting Jember Tertinggi Se-Jatim, Pemkab Gaspol Program Pencegahan
Angka Stunting Jember Tertinggi Se-Jatim, Pemkab Gaspol Program Pencegahan
Regional
Tersangka dari Balai Kota
Tersangka dari Balai Kota
Regional
Saat Ungkapan 'Anak-anak Harus Hidup Lebih Baik dari Orangtua' Terngiang di Pikiran Gus Fawait...
Saat Ungkapan "Anak-anak Harus Hidup Lebih Baik dari Orangtua" Terngiang di Pikiran Gus Fawait...
Regional
Berdesakan, Lama, dan Kurang Sat Set, Dirasakan Generasi Milenial hingga Z saat Naik Angkutan Kota
Berdesakan, Lama, dan Kurang Sat Set, Dirasakan Generasi Milenial hingga Z saat Naik Angkutan Kota
Regional
Misteri Angka di Kayu Gelondongan Pasca Banjir Sumatera
Misteri Angka di Kayu Gelondongan Pasca Banjir Sumatera
Regional
Gus Fawait: Jangan Saling Lempar Tanggung Jawab soal Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Gus Fawait: Jangan Saling Lempar Tanggung Jawab soal Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Regional
Ini Solusi Gus Fawait Mengentaskan Warga Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Ini Solusi Gus Fawait Mengentaskan Warga Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Regional
Warga Tinggal di Tengah Lahan BUMN Disebut Sejahtera, Bisa Beli Mobil dan Umrah
Warga Tinggal di Tengah Lahan BUMN Disebut Sejahtera, Bisa Beli Mobil dan Umrah
Regional
Warga di Tengah Lahan BUMN Bisa Dapat Bantuan 'CSR', tapi Harus Ajukan Proposal Dulu
Warga di Tengah Lahan BUMN Bisa Dapat Bantuan "CSR", tapi Harus Ajukan Proposal Dulu
Regional
Kisah Habibie-Ainun Versi Miskin Ekstrem di Ujung Bukit Perhutani...
Kisah Habibie-Ainun Versi Miskin Ekstrem di Ujung Bukit Perhutani...
Regional
Warga Miskin Ekstrem di Lahan BUMN Pakai Panel Surya untuk Penerangan
Warga Miskin Ekstrem di Lahan BUMN Pakai Panel Surya untuk Penerangan
Regional
Saniman dan Gira: Hidup Serabutan di Lahan BUMN, Menunggu Reforma Agraria
Saniman dan Gira: Hidup Serabutan di Lahan BUMN, Menunggu Reforma Agraria
Regional
Di Persimpangan Sawit, Gajah Tesso Nilo Makin Terhimpit
Di Persimpangan Sawit, Gajah Tesso Nilo Makin Terhimpit
Regional
Demi Dapat Internet, Warga Padati Kantor Bupati Aceh Tengah: Ada Mahasiswa Kerjakan Tugas, atau Hubungi Keluarga
Demi Dapat Internet, Warga Padati Kantor Bupati Aceh Tengah: Ada Mahasiswa Kerjakan Tugas, atau Hubungi Keluarga
Regional
KUHAP Sudah Diketok, tapi Aktivis Gen Z Sukabumi Tetap Resah, Kenapa?
KUHAP Sudah Diketok, tapi Aktivis Gen Z Sukabumi Tetap Resah, Kenapa?
Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com