Salin Artikel

Hutan Bambu Lumajang: Daya Tarik, Harga Tiket, Jam Buka, dan Rute

KOMPAS.com - Hutan Bambu Lumajang terletak di Desa Sumbermujur, Kecamatan Candipuro, Kabupaten Lumajang, Jawa Timur.

Hutan Bambu Lumajang merupakan tempat wisata yang disukai oleh wisatawan untuk menghabiskan liburan bersama keluarga.

Kawasan ini masih alami ditambah dengan flora fauna yang tinggal di tempat tersebut.

Berikut ini adalah daya tarik, harga tiket, jam buka, dann rute Hutan Bambu Lumajang.

Hutan Bambu Lumajang

Daya Tarik Hutan Bambu Lumajang

Hutan Bambu Lumajang berbatasan dengan Taman Nasional Bromo Tengger Semeru (TNBTS) dan berada di bawah Gunung Semeru sehingga suasananya sangat nyaman dan sejuk.

Area Hutan Bambu Lumajang terbagi dalam beberapa zona, yaitu zona pengembangan, zona semi pengembangan seluas, dan zona inti.

Di dalam kawasan tersebut juga terdapat sumber air yang digunakan mengairi sawah wilayah sekitar yang terdapat di empat desa, pemandian, dan penyaluran air untuk masyarakat dusun.

Tersedia wahana yang dapat digunakan pengunjung, yaitu pemandian, spot foto, sejumlah warung, dan lain sebagainya.

Hutan Bambu Lumajang merupakan rumah bagi ratusan ekor kelelawar dan monyet ekor panjang.

Kawasan wisata ini juga memiliki panggung pertujukkan untuk pagelaran budaya.

  • Sejarah Singkat Hutan Bambu Lumajang

Wilayah Desa Sumbermujur memiliki air yang sangat melimpah pada sekitar tahun 1930.

Pada saat itu, Belanda memberikan instruksi kepada masyarakat sekitar untuk merawat desa dengan menanami bibit-bibit bambu.

Namun, hutan bambu di wilayah Desa Sumbermujur mengalami kerusakan pada tahun 1942.

Kondisi terjadi saat Jepang masuk ke Indonesia. Mereka juga membawa pengetahuan anyaman dan rumah yang terbuat dari bambu.

Bambu Desa Sumbermujur ditebangi tanpa melakukan penanaman kembali. Situasi tersebut terjadi hingga awal tahun 1960.

Masyarakat sekitar menyadari bahwa sumber air berkurang dan kebutuhan semakin tinggi.

Masyarakat kemudian membuat kelompok untuk mengembalikan hutan bambu agar sumber daya airnya meningkat.

Kelompok yang bernama Kelompok Pelestari Sumber Daya Alam (KPSA) diresmikan pada tahun 1972.

Tanaman bambu mulai ditanamai dan cadangan air mulai meningkat.

Adanya upaya pelestarian hutan bambu menjadikan Desa Sumbermujur mendapatkan penghargaan Kalpataru pada tahun 2002.

Upaya konservasi pelestarian hutan dilakukan hingga tahun 2005. Pada tahun 2016, hutan bambu menjadi hutan wisata.

Harga Tiket Masuk Hutan Bambu Lumajang

Bagi pengunjung yang ingin menikmati Hutan Bambu Lumajang akan dikenakan tiket yang cukup terjankau, yatu sebesar Rp 5.000 untuk dewasa dan Rp 3.000 untuk anak-anak.

Harga dapat berubah sewaktu-waktu.

Jam Buka Hutan Bambu Lumajang

Hutan Bambu Lumajang buka mulai pukul 07.00 - 16.30 WIB setiap hari Senin hingga Minggu.

Rute Hutan Bambu Lumajang

Jarak tempuh Hutan Bambu Lumajang dari pusat Kota Lumajang sekitar 25 kilometer dengan waktu tempuh kurang lebih satu jam.

Perjalanan akan melalui Jalan Merdeka Bodang, Jalan Mahameru, Jalan Merdeka, dan Jalan Pancasila.

Sumber:

www.tribunnewswiki.com dan www.lumajangkab.go.id

https://surabaya.kompas.com/read/2023/08/30/205724178/hutan-bambu-lumajang-daya-tarik-harga-tiket-jam-buka-dan-rute

Terkini Lainnya

Angka Stunting Jember Tertinggi Se-Jatim, Pemkab Gaspol Program Pencegahan
Angka Stunting Jember Tertinggi Se-Jatim, Pemkab Gaspol Program Pencegahan
Regional
Tersangka dari Balai Kota
Tersangka dari Balai Kota
Regional
Saat Ungkapan 'Anak-anak Harus Hidup Lebih Baik dari Orangtua' Terngiang di Pikiran Gus Fawait...
Saat Ungkapan "Anak-anak Harus Hidup Lebih Baik dari Orangtua" Terngiang di Pikiran Gus Fawait...
Regional
Berdesakan, Lama, dan Kurang Sat Set, Dirasakan Generasi Milenial hingga Z saat Naik Angkutan Kota
Berdesakan, Lama, dan Kurang Sat Set, Dirasakan Generasi Milenial hingga Z saat Naik Angkutan Kota
Regional
Misteri Angka di Kayu Gelondongan Pasca Banjir Sumatera
Misteri Angka di Kayu Gelondongan Pasca Banjir Sumatera
Regional
Gus Fawait: Jangan Saling Lempar Tanggung Jawab soal Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Gus Fawait: Jangan Saling Lempar Tanggung Jawab soal Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Regional
Ini Solusi Gus Fawait Mengentaskan Warga Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Ini Solusi Gus Fawait Mengentaskan Warga Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Regional
Warga Tinggal di Tengah Lahan BUMN Disebut Sejahtera, Bisa Beli Mobil dan Umrah
Warga Tinggal di Tengah Lahan BUMN Disebut Sejahtera, Bisa Beli Mobil dan Umrah
Regional
Warga di Tengah Lahan BUMN Bisa Dapat Bantuan 'CSR', tapi Harus Ajukan Proposal Dulu
Warga di Tengah Lahan BUMN Bisa Dapat Bantuan "CSR", tapi Harus Ajukan Proposal Dulu
Regional
Kisah Habibie-Ainun Versi Miskin Ekstrem di Ujung Bukit Perhutani...
Kisah Habibie-Ainun Versi Miskin Ekstrem di Ujung Bukit Perhutani...
Regional
Warga Miskin Ekstrem di Lahan BUMN Pakai Panel Surya untuk Penerangan
Warga Miskin Ekstrem di Lahan BUMN Pakai Panel Surya untuk Penerangan
Regional
Saniman dan Gira: Hidup Serabutan di Lahan BUMN, Menunggu Reforma Agraria
Saniman dan Gira: Hidup Serabutan di Lahan BUMN, Menunggu Reforma Agraria
Regional
Di Persimpangan Sawit, Gajah Tesso Nilo Makin Terhimpit
Di Persimpangan Sawit, Gajah Tesso Nilo Makin Terhimpit
Regional
Demi Dapat Internet, Warga Padati Kantor Bupati Aceh Tengah: Ada Mahasiswa Kerjakan Tugas, atau Hubungi Keluarga
Demi Dapat Internet, Warga Padati Kantor Bupati Aceh Tengah: Ada Mahasiswa Kerjakan Tugas, atau Hubungi Keluarga
Regional
KUHAP Sudah Diketok, tapi Aktivis Gen Z Sukabumi Tetap Resah, Kenapa?
KUHAP Sudah Diketok, tapi Aktivis Gen Z Sukabumi Tetap Resah, Kenapa?
Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com