Salin Artikel

Beringin yang Ditanam Pejabat Mati karena Kekeringan, Pohon dari Eks Ketua KPK Selamat

Sejumlah pohon yang saat ditanam setinggi 2 meter lebih dan berusia 13 tahun tersebut  sebagian besar diganti dengan bibit pohon beringin setinggi 50 cm hingga 1 meter.

Di lahan 4,1 hektare tersebut saat ini terlihat hanya 5 pohon beringin besar yang ditanam dalam kegiatan Magetan menanam bagian dari Program Indonesia Menanam pada akhir Desember 2022 lalu yang, dan pohon-pohon itu masih hidup.

Efendi, warga Desa Mangkujayan, yang hampir setiap hari mencari rumput di kawasan tersebut, mengatakan, sebelumnya kawasan tersebut ditanami lebih dari 200 pohon dari berbagai jenis, termasuk beringin setinggi lebih dari 2 meter.

Saat ini pohon-pohon tersebut mati diduga kurangnya perawatan di masa musim kemarau.

”Dulu banyak ditanam di sini. Dua ratus pohon ada, sekarang mati semua. Yang pohon beringin kemarin gede, ada 2 atau 3 meter tingginya. Taman hutan kota ini dulu penuh, sekarang banyak yang mati karena musim kemarau,” ujarnya ditemui di lokasi ruang terbuka hijau, Rabu (30/08/2023).

Dihubungi secara terpisah, Kepala Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Magetan Saif Muchlisun mengatakan, pohon beringin berusia 13 tahun yang ditanam sejumlah pejabat itu mati karena pengaruh musim kemarau.

Dia memastikan pohon pohon tersebut merupakan bantuan dari Diaspora Kabupaten Magetan.

“Itu yang besar adalah bantuan dari Diaspora Magetan. Kemarin mati.” ujarnya melalui pesan singkat.

Ia menyebutkan, 5  beringin tersisa setinggi lebih dari 2 meter dan masih hidup merupakan pohon yang ditanam mantan Ketua KPK Agus Raharjo serta sejumlah kepala dinas dan staf ahli.

Sementara pohon beringin yang ditanam Bupati Magetan dalam kegiatan tersebut justru mati dan diganti dengan bibit pohon beringin setinggi 50 centimeter.

“Karena punya kita kita bibitnya kecil, sama Pak Bupati suruh ganti yang kita punya,” imbuhnya.

Magetan Menanam

Pada Desember 2022, Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Magetan menanam puluhan pohon beringin yang telah berusia 13 tahun dalam kegiatan Magetan Menanam bagian dari Program Indonesia Menanam.

Saif Muchlisun mengatakan, kegiatan Magetan Menanam dilakukan di kawasan lahan aset pemerintah daerah di Jalan Sudibyo dengan menanam puluhan pohon beringin yang telah berusia 13 tahun di lahan seluas 4,1 hektare.

“Di sini kita tanam pohon beringin yang usianya 13 tahun karena kita buat tema di sini adalah hutan pohon beringin. Luasannya 4,1 hektare,” katanya.

Pemerintah Kabupaten Magetan, menurut Saif Muchlisun, akan menambah ruang terbuka hijau sebanyak lebih dari 24 hektare dan terbagi di sejumlah lahan aset pemerintah daerah.

Di antaranya lahan di Jalan Sudibyo seluas 4,1 hektare; di Kecamatan Tinap seluas 24 hektare dengan tema Eco bambu Park serta; di lahan aset pemerintah daerah di Kecamatan Banjar Mlati seluas 2 hektare.

Luasan Ruang Terbuka Hijau Kabupaten Magetan saat ini baru mencapai sekitar 12 persen dari ketentuan RTH  pemerintah seluas 20 persen dan RTH privat seluas 10 persen.

Saat ini Pemerintah Daerah Magetan masih mengupayakan perulasan RTH  seluas 1.215 hektare di masa yang akan datang untuk memenuhi ketentuan luasan RTH 20 persen dari luasan wilayah. 

https://surabaya.kompas.com/read/2023/08/30/110433878/beringin-yang-ditanam-pejabat-mati-karena-kekeringan-pohon-dari-eks-ketua

Terkini Lainnya

Angka Stunting Jember Tertinggi Se-Jatim, Pemkab Gaspol Program Pencegahan
Angka Stunting Jember Tertinggi Se-Jatim, Pemkab Gaspol Program Pencegahan
Regional
Tersangka dari Balai Kota
Tersangka dari Balai Kota
Regional
Saat Ungkapan 'Anak-anak Harus Hidup Lebih Baik dari Orangtua' Terngiang di Pikiran Gus Fawait...
Saat Ungkapan "Anak-anak Harus Hidup Lebih Baik dari Orangtua" Terngiang di Pikiran Gus Fawait...
Regional
Berdesakan, Lama, dan Kurang Sat Set, Dirasakan Generasi Milenial hingga Z saat Naik Angkutan Kota
Berdesakan, Lama, dan Kurang Sat Set, Dirasakan Generasi Milenial hingga Z saat Naik Angkutan Kota
Regional
Misteri Angka di Kayu Gelondongan Pasca Banjir Sumatera
Misteri Angka di Kayu Gelondongan Pasca Banjir Sumatera
Regional
Gus Fawait: Jangan Saling Lempar Tanggung Jawab soal Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Gus Fawait: Jangan Saling Lempar Tanggung Jawab soal Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Regional
Ini Solusi Gus Fawait Mengentaskan Warga Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Ini Solusi Gus Fawait Mengentaskan Warga Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Regional
Warga Tinggal di Tengah Lahan BUMN Disebut Sejahtera, Bisa Beli Mobil dan Umrah
Warga Tinggal di Tengah Lahan BUMN Disebut Sejahtera, Bisa Beli Mobil dan Umrah
Regional
Warga di Tengah Lahan BUMN Bisa Dapat Bantuan 'CSR', tapi Harus Ajukan Proposal Dulu
Warga di Tengah Lahan BUMN Bisa Dapat Bantuan "CSR", tapi Harus Ajukan Proposal Dulu
Regional
Kisah Habibie-Ainun Versi Miskin Ekstrem di Ujung Bukit Perhutani...
Kisah Habibie-Ainun Versi Miskin Ekstrem di Ujung Bukit Perhutani...
Regional
Warga Miskin Ekstrem di Lahan BUMN Pakai Panel Surya untuk Penerangan
Warga Miskin Ekstrem di Lahan BUMN Pakai Panel Surya untuk Penerangan
Regional
Saniman dan Gira: Hidup Serabutan di Lahan BUMN, Menunggu Reforma Agraria
Saniman dan Gira: Hidup Serabutan di Lahan BUMN, Menunggu Reforma Agraria
Regional
Di Persimpangan Sawit, Gajah Tesso Nilo Makin Terhimpit
Di Persimpangan Sawit, Gajah Tesso Nilo Makin Terhimpit
Regional
Demi Dapat Internet, Warga Padati Kantor Bupati Aceh Tengah: Ada Mahasiswa Kerjakan Tugas, atau Hubungi Keluarga
Demi Dapat Internet, Warga Padati Kantor Bupati Aceh Tengah: Ada Mahasiswa Kerjakan Tugas, atau Hubungi Keluarga
Regional
KUHAP Sudah Diketok, tapi Aktivis Gen Z Sukabumi Tetap Resah, Kenapa?
KUHAP Sudah Diketok, tapi Aktivis Gen Z Sukabumi Tetap Resah, Kenapa?
Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com