Salin Artikel

PDAM Blitar Disomasi, Disebut Kelola Air Tanpa Izin Pemilik Lahan Selama 27 Tahun

Somasi dilayangkan lantaran PDAM Tirta Penataran disebut telah menggunakan lahan milik PT. Kemakmuran Swarubuluroto untuk kegiatan pengusahaan air minum selama 27 tahun tanpa izin penguasa lahan.

Adapun PT. Kemakmuran Swarubuluroto merupakan perusahaan perkebunan yang menguasai lebih dari 5 juta meter persegi lahan perkebunan di Desa Karangrejo, Kecamatan Garum.

Alasan somasi

Kuasa hukum PT. Kemakmuran Swarubuluroto, Bobby Junior, mengatakan PDAM Tirta Penataran telah melakukan eksploitasi sumber air yang diambil dari lahan milik kliennya tanpa persetujuan dari penguasa sah lahan sejak 1996 atau selama 27 tahun.

“Tidak hanya mengeksploitasi sumber air dari lahan milik klien kami, PDAM Tirta Penataran juga membangun fasilitas produksi air minum dan juga memasang instalasi saluran air minum sepanjang 2,4 kilometer di lahan klien kami,” ujar Bobby saat dikonfirmasi Kompas.com, Rabu (23/08/2023) pagi.

Bobby merujuk pada pembangunan sejumlah fasilitas usaha air minum oleh PDAM Tirta Penataran seperti kolam penampung air, pemasangan jaringan pipa berdiameter 8 inci sepanjang 2,4 km, rumah pompa dan bangunan permanen lainnya.

Bobby mengklaim seluruh aktivitas eksploitasi air di lahan milik PT Kemakmuran Swarubuluroto itu sebagai kegiatan ilegal karena tanpa izin dari penguasa lahan.

Penguasaan lahan perkebunan oleh kliennya, ujar Bobby, didasarkan pada Sertifikat Hak Guna Usaha (SHGU) yang telah ditetapkan dalam Keputusan Kepala Badan Pertanahan Nasional Nomor 44/HGU/BPNRI/2010.

Hitung kerugian

Dia mengungkapkan, PDAM Tirta Penataran diduga kuat tidak memiliki izin usaha di bidang sumber daya air sebagaimana diatur Pasal 24 ayat 1 huruf k Peraturan Menteri (Permen) Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Nomor 01/PRT/M/2016 tentang Tata Cara Perizinan Pengusahaan Sumber Daya Air dan Penggunaan Sumber Daya Air.

Jika PDAM Tirta Penataran memiliki izin tersebut, lanjutnya, tentu dalam proses pengurusan izinnya akan menggandeng PT. Kemakmuran Swarubuluroto sebagai pihak yang menguasai lahan.

Sebab salah satu syarat mengajukan rekomendasi teknis pengusahaan sumber daya air adalah melampirkan bukti kepemilikan lahan.

"Padahal prinsipal kami selama ini tidak pernah memberikan persetujuan, memberikan izin atau pun kuasa atas pemanfaatan lahan kepada pihak mana pun termasuk PDAM Tirta Penataran," ujarnya.

Bobby mengklaim bahwa kegiatan pengusahaan air minum oleh PDAM Tirta Penataran telah merugikan kliennya baik secara materiil maupun tidak materiil.

Pihaknya sedang dalam proses menghitung kerugian materiil yang dialami oleh kliennya akibat aktivitas pengusahaan air minum dalam kurun waktu kurang lebih 27 tahun terakhir oleh PDAM Tirta Penataran.

"Klien kami meminta pertanggungjawaban PDAM Tirta Penataran. Pembatasan eksploitasi sumber daya air di area perkebunan selama ini dilakukan untuk kepentingan pengairan,” ujarnya.

Menurut Bobby, somasi tersebut sudah dikirimkan ke PDAM Tirta Penataran pada 27 Juli 2023, namun sampai hari ini PDAM tidak memberikan jawaban.

Bobby menilai PDAM Tirta Penataran menunjukkan sikap yang tidak kooperatif atas langkah hukum awal yang ditempuh PT Kemakmuran Swarubuluroto sebagai penguasa sah lahan yang digunakan oleh PDAM Tirta Penataran.

Namun, Bobby enggan menjawab saat ditanya kapan batas waktu terakhir yang diberikan kepada PDAM Tirta Penataran untuk menjawab somasi tersebut sebelum pihaknya mengambil langkah hukum lebih lanjut.

Tanggapan PDAM

Sementara itu, Pj Direktur PDAM Tirta Penataran Elin mengaku sudah menerima somasi dari PT Kemakmuran Swarubuluroto.

Elin mengatakan, PDAM Tirta Penataran sedang berkoordinasi dengan sejumlah pihak dalam kaitannya dengan adanya somasi tersebut.

"Berkaitan dengan hal dimaksud, kami saat ini sedang mempelajari dan berkoordinasi dengan pihak terkait," ujar Elin melalui keterangan tertulis yang diterima Kompas.com, Rabu.

https://surabaya.kompas.com/read/2023/08/23/100214178/pdam-blitar-disomasi-disebut-kelola-air-tanpa-izin-pemilik-lahan-selama-27

Terkini Lainnya

Angka Stunting Jember Tertinggi Se-Jatim, Pemkab Gaspol Program Pencegahan
Angka Stunting Jember Tertinggi Se-Jatim, Pemkab Gaspol Program Pencegahan
Regional
Tersangka dari Balai Kota
Tersangka dari Balai Kota
Regional
Saat Ungkapan 'Anak-anak Harus Hidup Lebih Baik dari Orangtua' Terngiang di Pikiran Gus Fawait...
Saat Ungkapan "Anak-anak Harus Hidup Lebih Baik dari Orangtua" Terngiang di Pikiran Gus Fawait...
Regional
Berdesakan, Lama, dan Kurang Sat Set, Dirasakan Generasi Milenial hingga Z saat Naik Angkutan Kota
Berdesakan, Lama, dan Kurang Sat Set, Dirasakan Generasi Milenial hingga Z saat Naik Angkutan Kota
Regional
Misteri Angka di Kayu Gelondongan Pasca Banjir Sumatera
Misteri Angka di Kayu Gelondongan Pasca Banjir Sumatera
Regional
Gus Fawait: Jangan Saling Lempar Tanggung Jawab soal Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Gus Fawait: Jangan Saling Lempar Tanggung Jawab soal Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Regional
Ini Solusi Gus Fawait Mengentaskan Warga Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Ini Solusi Gus Fawait Mengentaskan Warga Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Regional
Warga Tinggal di Tengah Lahan BUMN Disebut Sejahtera, Bisa Beli Mobil dan Umrah
Warga Tinggal di Tengah Lahan BUMN Disebut Sejahtera, Bisa Beli Mobil dan Umrah
Regional
Warga di Tengah Lahan BUMN Bisa Dapat Bantuan 'CSR', tapi Harus Ajukan Proposal Dulu
Warga di Tengah Lahan BUMN Bisa Dapat Bantuan "CSR", tapi Harus Ajukan Proposal Dulu
Regional
Kisah Habibie-Ainun Versi Miskin Ekstrem di Ujung Bukit Perhutani...
Kisah Habibie-Ainun Versi Miskin Ekstrem di Ujung Bukit Perhutani...
Regional
Warga Miskin Ekstrem di Lahan BUMN Pakai Panel Surya untuk Penerangan
Warga Miskin Ekstrem di Lahan BUMN Pakai Panel Surya untuk Penerangan
Regional
Saniman dan Gira: Hidup Serabutan di Lahan BUMN, Menunggu Reforma Agraria
Saniman dan Gira: Hidup Serabutan di Lahan BUMN, Menunggu Reforma Agraria
Regional
Di Persimpangan Sawit, Gajah Tesso Nilo Makin Terhimpit
Di Persimpangan Sawit, Gajah Tesso Nilo Makin Terhimpit
Regional
Demi Dapat Internet, Warga Padati Kantor Bupati Aceh Tengah: Ada Mahasiswa Kerjakan Tugas, atau Hubungi Keluarga
Demi Dapat Internet, Warga Padati Kantor Bupati Aceh Tengah: Ada Mahasiswa Kerjakan Tugas, atau Hubungi Keluarga
Regional
KUHAP Sudah Diketok, tapi Aktivis Gen Z Sukabumi Tetap Resah, Kenapa?
KUHAP Sudah Diketok, tapi Aktivis Gen Z Sukabumi Tetap Resah, Kenapa?
Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com