Salin Artikel

Kegigihan Tan Ngi Hing, Jadi Caleg Lagi di Blitar Setelah 5 Pemilu Kalah

BLITAR, KOMPAS.com - Sekretaris Dewan Pimpinan Cabang (DPC) Partai Gerindra Kota Blitar, Jawa Timur, Tan Ngi Hing, menjadi salah satu calon anggota legislatif yang ada di Daftar Caleg Sementara (DCS) Kota Blitar, Jawa Timur.

Ditemui wartawan pada Senin (21/8/2023), Hing, panggilan akrabnya, membenarkan dirinya kembali mencalonkan diri untuk memperebutkan kursi di Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kota Blitar pada Pemilu 2024.

"Benar. Jadi ini pencalonan saya yang ke-6. Di Gerindra saya dapat nomor urut 1," ujar Hing. 

Hing lantas mengungkapkan bagaimana dirinya sudah 5 kali mencalonkan diri sebagai anggota legislatif setelah Reformasi 1998.

Di usia 31 tahun pada Pemilu 1999, Hing mencalonkan diri melalui Partai Keadilan dan Persatuan (PKP) yang didirikan oleh Jenderal (Purn) Edi Sudrajat. 

Pemilu 1999 merupakan kegagalan pertamanya untuk mendapatkan kursi di DPRD Kota Blitar.

Kegagalan itu segera disusul dengan kegagalan selanjutnya, yakni pada Pemilu 2004, Pemilu 2009, Pemilu 2014, dan Pemilu 2019. 

"Padahal, saya selalu berada di nomor urut pertama," ungkap pria yang lahir dari ibu etnis Jawa dan ayah seorang Tionghoa peranakan itu. 

Pada tiga kali Pemilu mulai 1999 hingga Pemilu 2009, Hing mencalonkan diri melalui PKP yang kemudian berubah nama menjadi PKPI. 

Baru mulai 2004, Hing pindah ke Partai Gerindra atas ajakan mantan Wakil Wali Kota Blitar Hendro Hermono yang saat itu menjadi Ketua DPC Kota Blitar. 

Namun, Hing menyebut keberuntungan belum menghampirinya meskipun sudah mencalonkan diri melalui partai politik yang lebih besar. 

Begitu juga ketika dirinya mencalonkan diri untuk yang ke-5 kalinya pada Pemilu 2019, Hing kembali gagal merebut kursi parlemen Kota Blitar. 

"Pemilu 2019 saya pindah Dapil (Daerah Pemilihan) dari Sukorejo ke Sananwetan yang merupakan daerah kelahiran saya. Meskipun gagal, tapi nyaris jadi. Saya dapat 790 suara, kurang sedikit saja," ujarnya. 

Kali ini, pada Pemilu 2024 nanti, Hing yang kini berusia 55 tahun itu mengaku sangat optimistis akan berhasil mendapatkan kursi DPRD Kota Blitar yang telah dia perjuangkan selama 25 tahun terakhir. 

Optimisme Hing bertambah tebal seiring dengan menguatnya posisi politik Ketua Umum Gerindra Prabowo Subianto dalam percaturan politik guna memperebutkan kursi Presiden pada 2024 nanti. 

"Kekalahan beliau dalam 3 kali Pilpres sangat meneguhkan hati saya untuk terus menyalonkan diri," ujarnya. 

Selain yakin akan mendapatkan efek dari Prabowo Subianto, pada Pemilu 2024 Hing mempersiapkan diri lebih baik lagi termasuk dalam pendanaan. 

Jika pada Pemilu 2019 Hing mengaku menghabiskan dana sekitar Rp 250 juta, kali ini Hing menyiapkan dana lebih banyak lagi. 

"Semoga kali ini saya berhasil. Jika dikehendaki Allah saya bisa menjadi jembatan bagi masyarakat untuk memperjuangkan kesejahteraan mereka melalui parlemen," ujarnya. 

Ditanya apakah dirinya akan mencalonkan diri lagi pada Pemilu selanjutnya jika gagal pada Pemilu 2024, Hing mengiyakan. 

"Ya, mau apa kalau di politik tidak 'nyaleg'. Hakikat karir politik kan salah satunya menjadi anggota legislatif untuk menyalurkan aspirasi masyarakat dalam pengambilan kebijakan pemerintah," pungkasnya.

https://surabaya.kompas.com/read/2023/08/21/120715378/kegigihan-tan-ngi-hing-jadi-caleg-lagi-di-blitar-setelah-5-pemilu-kalah

Terkini Lainnya

Angka Stunting Jember Tertinggi Se-Jatim, Pemkab Gaspol Program Pencegahan
Angka Stunting Jember Tertinggi Se-Jatim, Pemkab Gaspol Program Pencegahan
Regional
Tersangka dari Balai Kota
Tersangka dari Balai Kota
Regional
Saat Ungkapan 'Anak-anak Harus Hidup Lebih Baik dari Orangtua' Terngiang di Pikiran Gus Fawait...
Saat Ungkapan "Anak-anak Harus Hidup Lebih Baik dari Orangtua" Terngiang di Pikiran Gus Fawait...
Regional
Berdesakan, Lama, dan Kurang Sat Set, Dirasakan Generasi Milenial hingga Z saat Naik Angkutan Kota
Berdesakan, Lama, dan Kurang Sat Set, Dirasakan Generasi Milenial hingga Z saat Naik Angkutan Kota
Regional
Misteri Angka di Kayu Gelondongan Pasca Banjir Sumatera
Misteri Angka di Kayu Gelondongan Pasca Banjir Sumatera
Regional
Gus Fawait: Jangan Saling Lempar Tanggung Jawab soal Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Gus Fawait: Jangan Saling Lempar Tanggung Jawab soal Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Regional
Ini Solusi Gus Fawait Mengentaskan Warga Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Ini Solusi Gus Fawait Mengentaskan Warga Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Regional
Warga Tinggal di Tengah Lahan BUMN Disebut Sejahtera, Bisa Beli Mobil dan Umrah
Warga Tinggal di Tengah Lahan BUMN Disebut Sejahtera, Bisa Beli Mobil dan Umrah
Regional
Warga di Tengah Lahan BUMN Bisa Dapat Bantuan 'CSR', tapi Harus Ajukan Proposal Dulu
Warga di Tengah Lahan BUMN Bisa Dapat Bantuan "CSR", tapi Harus Ajukan Proposal Dulu
Regional
Kisah Habibie-Ainun Versi Miskin Ekstrem di Ujung Bukit Perhutani...
Kisah Habibie-Ainun Versi Miskin Ekstrem di Ujung Bukit Perhutani...
Regional
Warga Miskin Ekstrem di Lahan BUMN Pakai Panel Surya untuk Penerangan
Warga Miskin Ekstrem di Lahan BUMN Pakai Panel Surya untuk Penerangan
Regional
Saniman dan Gira: Hidup Serabutan di Lahan BUMN, Menunggu Reforma Agraria
Saniman dan Gira: Hidup Serabutan di Lahan BUMN, Menunggu Reforma Agraria
Regional
Di Persimpangan Sawit, Gajah Tesso Nilo Makin Terhimpit
Di Persimpangan Sawit, Gajah Tesso Nilo Makin Terhimpit
Regional
Demi Dapat Internet, Warga Padati Kantor Bupati Aceh Tengah: Ada Mahasiswa Kerjakan Tugas, atau Hubungi Keluarga
Demi Dapat Internet, Warga Padati Kantor Bupati Aceh Tengah: Ada Mahasiswa Kerjakan Tugas, atau Hubungi Keluarga
Regional
KUHAP Sudah Diketok, tapi Aktivis Gen Z Sukabumi Tetap Resah, Kenapa?
KUHAP Sudah Diketok, tapi Aktivis Gen Z Sukabumi Tetap Resah, Kenapa?
Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com