Salin Artikel

Pakar Kesehatan Unair Beberkan Dampak Kualitas Udara Buruk

SURABAYA, KOMPAS.com - Buruknya kualitas udara dapat menimbulkan sejumlah penyakit. Karena itu, penggunaan masker di luar rumah bersifat wajib.

Dosen Kesehatan Lingkungan, Fakultas Kesehatan Masyarakat (FKM) Unair, Corie Indria Prasasti SKM mengatakan, udara bersih merupakan komponen vital untuk kehidupan manusia.

Sebab, udara bersih memberikan kontribusi pada kualitas hidup manusia yang lebih baik. Sedangkan udara buruk bisa menimbulkan sejumlah penyakit, terutama menyangkut pernapasan.

“Udara bersih mengurangi risiko penyakit alergi pernapasan, asma, bronkitis, dan penyakit paru obstruktif kronik (PPOK)," kata Corie, ketika dihubungi melalui pesan, Kamis (17/8/2023).

"(Sedangkan) polutan udara menyebabkan peradangan dalam tubuh, memperburuk penyakit jantung, dan meningkatkan risiko serangan jantung,” tambahnya.

Selain itu, anak-anak juga membutuhkan udara bersih untuk tumbuh kembangnya. Hal itu karena, mereka lebih rentan menerima dampak buruk yang disebabkan tingginya polutan.

Corie mengungkapkan, banyaknya penyakit dari buruknya kualitas udara tersebut karena kandungan di dalamnya. Salah satunya, partikel halus berukuran 2.5 mikormeter, bernama polutan.

"NO2, Hidrokarbon, CO2 dapat menyebabkan gangguan pernapasan, iritasi mata, dan tenggorokan, serta memperburuk alergi pernapasan, asma, dan penyakit jantung,” ujarnya.

Karena kandungan itu, udara buruk juga merusak tanaman, mengganggu kelangsungan hidup hewan, memicu proses erosi dan degradasi, serta menurunkan kualitas air serta tanah.

Oleh karena itu, Corie menyebut, masyarakat harus terus memantau kualitas udara di lingkungan sekitar. Apabila udaranya sedang buruk, lebih baik tidak melakukan kegiatan di luar rumah.

Namun, masyarakat wajib menggunakan masker jika terpaksa melalukan aktivitas di luar, agar partikel kecil yang ada di udara tercemar tidak ikut terhirup ketika bernapas.

“Jika harus beraktivitas di luar saat kualitas udara buruk, wajib menggunakan masker yang dirancang khusus untuk melindungi pernapasan dari partikel halus,” ucapnya.

Corie juga menyarankan supaya masyarakat tetap menjaga kebersihan udara di dalam rumah masing-masing. Yakni dengan menggunakan alat pembersih udara di ruangan.

"Konsumsi air yang cukup, makanan mengandung antioksidan, mengurangi paparan asap rokok, serta menghindari lokasi dengan polusi udara tinggi," tutupnya.

Diberitakan sebelumnya, Pakar Lingkungan Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS), menyebut dua wilayah di Surabaya, yakni kawasan industri dan perbatasan, berkemungkinan memiliki kualitas udara yang buruk.

Kepala Departemen Teknik Lingkungan ITS, Dr Arie Dipareza Syafei mengatakan, berdasarkan studinya ada dua wilayah dengan kualitas udara buruk, yakni Jalan Ahmad Yani dan Rungkut Industri.

"Rungkut Industri (tingkat polutan) tinggi, tapi paling tinggi ada di Jalan Ahmad Yani sampai ke Jalan Basuki Rahmat," kata Arie, ketika dihubungi melalui telepon, Selasa (15/8/2023).

Hal itu, kata Arie, lantaran Jalan Rungkut Industri merupakan lokasi berdirinya sejumlah pabrik. Sedangkan, Jalan Ahmad Yani adalah akses pintu masuk dan keluar dari Surabaya ke Sidoarjo.

"Meskipun banyak pohon, tapi kendaraan yang melintas banyak, volumenya tinggi. Sehingga emisi yang dikeluarkan juga sangat besar," jelasnya.

https://surabaya.kompas.com/read/2023/08/17/175049778/pakar-kesehatan-unair-beberkan-dampak-kualitas-udara-buruk

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke