Salin Artikel

Program Bendera Gratis Sebabkan Omset Pedagang di Surabaya Anjlok

SURABAYA, KOMPAS.com - Pedagang Kampung Bendera mengaku omsetnya menurun, bahkan merugi, pada peringatan Hari Kemerdekaan RI, tahun ini. Hal itu karena pemerintah membagikan bendera merah putih gratis ke warga.

Salah satu penjual di Kampung Bendera, Jalan Wonokromo, Rahati (30), mengaku mengalami kerugian pada 2023 ini. Padahal, dia tahun kemarin masih mendapat keuntungan sekitar Rp 50 juta.

"Tahun kemarin masih lumayan, sekarang malah tekor, ramainya hanya 31 Juli, 1 dan 2 Agustus saja. Semua dari pojok ke pojok begitu," kata Rahati, ketika ditemui di tokonya, Rabu (16/8/2023).

Rahati menyebut, biasanya lapaknya dihampiri oleh sejumlah perusahaan, kantor pemerintahan dan pejabat kampung. Namun, beberapa di antara mereka tidak membeli bendera tahun ini.

"Akhirnya kami jualannya ya kejar-kejaran, masudnya seperti sales, biar ada yang beli kan pengin dapat uang. (Jumlah kerugian) enggak bisa jelasi, pokoknya hancur-hancuran," katanya.

Menurut Rahati, kerugian tersebut merupakan akibat dari kebijakan pemerintah yang membagikan bendera secara gratis. Akhirnya, sejumlah langganannya pun tidak membeli pada peringatan kali ini.

"Kan Pemkot (Surabaya), sama Pemprov (Jatim) bagi-bagi bendera, makanya sekarang sepi. Enggak masalah sama itu, tapi belinya di kami saja biar sama-sama enak," jelasnya.

Sementara itu, pedagang lainnya di Kampung Bendera, Seniwati (32) memiliki nasib lebih beruntung. Dia tak mengalami kerugian, namun omsetnya menurun sekitar 30 persen, dari tahun kemarin.

"(Soal omset) enggak bisa bilang, pokoknya lumayan, tapi memang enggak seperti tahun kemarin. Karena pengumuman pemerintah bagi-bagi bendera," kata Seniwati.

Seninwati sendiri menjual bendera dengan berbagai jenis ukuran, yakni mulai dari harga Rp 20.000 hingga Rp 200.000. Orang yang mampir ke tokonya tahun ini hanya para pejabat kampung.

"Tahun ini yang beli rata-rata perorangan, kalau enggak ya RT, (bendera) buat dipasang di rumah atau kampung, belinya cuman satu dua. Kalau tahun kemarin ada yang ambil 50," jelasnya.

Diketahui, Pemerintah Kota (Pemkot) Surabaya membagikan 10 juta bendera merah putih pada 2023 ini. Hal itu untuk meramaikan HUT Ke-78 Kemerdekaan RI.

“Jadi, Pemkot Surabaya sudah melakukan pengumpulan bendera merah putih dari ASN di lingkungan Pemkot Surabaya,” kata Kepala Badan Kesatuan Bangsa dan Politik (Bakesbangpol) Surabaya Maria Theresia Ekawati Rahayu.

Sedangkan, Gubernur Jawa Timur (Jatim) Khofifah Indar Parawansa membagikan 3 juta bendera ke masyarakat secara gratis. Selain itu, dia juga membagikan beras 5 kilogram kepada sejumlah warga.

"Kami sudah memastikan masyarakat tidak perlu khawatir karena sembako yang disediakan jumlahnya cukup. Alhamdulilah semua masyarakat yang hadir menerima bendera dan sembako," kata Khofifah.

https://surabaya.kompas.com/read/2023/08/16/231359178/program-bendera-gratis-sebabkan-omset-pedagang-di-surabaya-anjlok

Terkini Lainnya

Jelang Nataru, KAI Edukasi Keselamatan di Perlintasan Sebidang Surabaya Gubeng
Jelang Nataru, KAI Edukasi Keselamatan di Perlintasan Sebidang Surabaya Gubeng
Regional
Angka Stunting Jember Tertinggi Se-Jatim, Pemkab Gaspol Program Pencegahan
Angka Stunting Jember Tertinggi Se-Jatim, Pemkab Gaspol Program Pencegahan
Regional
Tersangka dari Balai Kota
Tersangka dari Balai Kota
Regional
Saat Ungkapan 'Anak-anak Harus Hidup Lebih Baik dari Orangtua' Terngiang di Pikiran Gus Fawait...
Saat Ungkapan "Anak-anak Harus Hidup Lebih Baik dari Orangtua" Terngiang di Pikiran Gus Fawait...
Regional
Berdesakan, Lama, dan Kurang Sat Set, Dirasakan Generasi Milenial hingga Z saat Naik Angkutan Kota
Berdesakan, Lama, dan Kurang Sat Set, Dirasakan Generasi Milenial hingga Z saat Naik Angkutan Kota
Regional
Misteri Angka di Kayu Gelondongan Pasca Banjir Sumatera
Misteri Angka di Kayu Gelondongan Pasca Banjir Sumatera
Regional
Gus Fawait: Jangan Saling Lempar Tanggung Jawab soal Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Gus Fawait: Jangan Saling Lempar Tanggung Jawab soal Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Regional
Ini Solusi Gus Fawait Mengentaskan Warga Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Ini Solusi Gus Fawait Mengentaskan Warga Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Regional
Warga Tinggal di Tengah Lahan BUMN Disebut Sejahtera, Bisa Beli Mobil dan Umrah
Warga Tinggal di Tengah Lahan BUMN Disebut Sejahtera, Bisa Beli Mobil dan Umrah
Regional
Warga di Tengah Lahan BUMN Bisa Dapat Bantuan 'CSR', tapi Harus Ajukan Proposal Dulu
Warga di Tengah Lahan BUMN Bisa Dapat Bantuan "CSR", tapi Harus Ajukan Proposal Dulu
Regional
Kisah Habibie-Ainun Versi Miskin Ekstrem di Ujung Bukit Perhutani...
Kisah Habibie-Ainun Versi Miskin Ekstrem di Ujung Bukit Perhutani...
Regional
Warga Miskin Ekstrem di Lahan BUMN Pakai Panel Surya untuk Penerangan
Warga Miskin Ekstrem di Lahan BUMN Pakai Panel Surya untuk Penerangan
Regional
Saniman dan Gira: Hidup Serabutan di Lahan BUMN, Menunggu Reforma Agraria
Saniman dan Gira: Hidup Serabutan di Lahan BUMN, Menunggu Reforma Agraria
Regional
Di Persimpangan Sawit, Gajah Tesso Nilo Makin Terhimpit
Di Persimpangan Sawit, Gajah Tesso Nilo Makin Terhimpit
Regional
Demi Dapat Internet, Warga Padati Kantor Bupati Aceh Tengah: Ada Mahasiswa Kerjakan Tugas, atau Hubungi Keluarga
Demi Dapat Internet, Warga Padati Kantor Bupati Aceh Tengah: Ada Mahasiswa Kerjakan Tugas, atau Hubungi Keluarga
Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com