Salin Artikel

Jenang Sapar: Tradisi, Makna, dan Resep

KOMPAS.com - Salah satu kuliner tradisional yang terkait erat dengan tradisi masyarakat Jawa adalah membuat dan menyajikan jenang sapar.

Di beberapa daerah, sajian jenang sapar juga dikenal sebagai bubur sapar atau tajin sapar.

Jenang sapar adalah makanan yang disajikan khusus untuk menyambut Bulan Sapar dalam kalender Jawa atau disebut Bulan Safar dalam kalender Hijriyah.

Dilansir dari laman surabaya.tribunnews.com, tradisi membuat jenang sapar sudah dilakukan masyarakat Jawa secara turun temurun.

Sajian jenang sapar mirip dengan bubur dengan rasa manis dan gurih, yang biasanya terdiri dari jenang grendul, jenang sumsum, dan jenang ketan hitam atau jenang mutiara.

Tradisi ini banyak ditemukan di Pulau Jawa dan Pulau Madura, yang menurut cerita-cerita lawas telah ada sejak sebelum masa kemerdekaan.

Makna Jenang Sapar

Dilansir dari laman jatim.nu.or.id, tradisi jenang sapar ini konon berasal dari strategi dakwah walisongo sebagai upaya pengenalan Islam melalui tradisi dan budaya yang berkembang saat itu.

Hal ini seperti dijelaskan Dermawan Setia Budi, Budayawan yang juga Ketua Pengurus Cabang (PC) Lembaga Seni Budaya Muslimin Indonesia (Lesbumi) Kabupaten Lumajang.

Budi menjelaskan bahwa terdapat filosofi yang berkembang di masyarakat mengenai jenang Sapar, seperti bentuk bulat-bulat yang terbuat dari tepung ketan itu mencerminkan sebuah cikal bakal manusia itu sendiri.

Menurutnya, hal ini bermakna bahwa manusia yang berasal dari hal yang sama meskipun keluar menjadi berbeda-beda akan menjadi manis jika bisa bersatu kembali.

Hal itu ditunjukkan oleh bentuk bulatan-bulatan beras ketan yang disiram jenang warna coklat tua yang lengket, sehingga memunculkan perpaduan yang menciptakan rasa khas.

Menurut Budi, kombinasi dari jenang sapar itu dapat memberikan sebuah kenikmatan yang tersendiri.

Ia mengungkap bahwa bisa dikatakan persatuan ini adalah sebuah rasa manis yang luar biasa, sehingga dalam kehidupan itu memiliki makna tersendiri, dan diharapkan nanti mampu tumbuh dengan semangat kebersamaan.

Sementara dilansir dari laman surabaya.tribunnews.com tradisi menyajikan jenang sapar dipercaya mengandung doa yatu agar terhindar dari bala bencana alam, diberikan kesehatan, dan keselamatan, serta agar mendapat rejeki yang melimpah.

Resep Jenang Sapar

Pembuatan jenang sapar dapat dimulai dengan membuat jenang sumsum, jenang mutiara, dan jenang grendul.

Untuk membuatnya, berikut adalah resep lengkap jenang sapar khas Jawa Timur yang dirangkum Kompas.com dari berbagai sumber.

Bahan jenang grendul:

  • 250 gram tepung ketan
  • 160 gram gula jawa yang telah disisir
  • 850 cc santan
  • 2 ikat pandan
  • 2 sdm air kapur sirih
  • garam secukupnya
  • air panas secukupnya

Bahan jenang sumsum (tanpa saus kinca/juruh):

  • 250 gram tepung beras
  • 1.500 gram santan dari 1 1/2 butir kelapa
  • 2 gram garam
  • 2 lembar daun pandan

Bahan jenang mutiara (tanpa saus santan):

  • 100 gram sagu mutiara
  • 90-100 gram gula pasir
  • 800 ml air
  • 1/4 sdt garam
  • 2 lembar daun pandan

Bahan pelengkap:
Santan kental yang sudah dimasak dengan daun pandan serta sejumput garam
Daging buah nangka yang sudah dipotong dadu untuk pemanis

Cara memasak jenang sapar
1. Pertama, buat jenang sumsum. Larutkan tepung beras dalam 200 gram santan hingga rata, kemudian masukan sisa santan, garam dan daun pandan. Masak hingga lembut dan mengental. Matikan api dan sisihkan.
2. Selanjutnya, buat jenang mutiara. Rebus air dan garam hingga mendidih, kemudian masukan sagu mutiara hingga matang sambil terus diaduk. Terakhir tambahkan gula pasir dan aduk hingga mengental. Matikan api dan sisihkan.
3. Terakhir, buat jenang grendul. Campur tepung ketan, air kapur sirih, dan air panas. Uleni hingga kalis, kemudian bentuk bulat-bulat.
2. Campurkan santan, gula jawa yang sudah disisir, serta daun pandan. Masak hingga gula larut dan santan mendidih.
3. Masukan bulatan tepung ketan yang dibuat sebelumnya ke dalam larutan santan dan masak hingga kenyal.
4. Apabila sudah terlihat matang, masukan campuran 2-3 sendok tepung ketan yang sudah dicairkan dan masak kembali hingga mengental. Matikan api dan sisihkan.
5. Jenang sapar siap disajikan.

Cara penyajian jenang sapar:
1. Siapkan takir dari daun pisang atau piring yang dialasi daun pisang.
2. Tuangkan jenang secara berurutan, mulai dari jenang grendul, jenang sumsum, hingga jenang mutiara.
3. Terakhir, tuangkan santan kental dan hias dengan potongan nangka. Sajikan jenang sapar selagi hangat agar terasa lebih nikmat.

Sumber:
jatim.nu.or.id  
jatim.antaranews.com  
Youtube Ika Martadillah 
surabaya.tribunnews.com
kompas.com (Penulis : Yuharrani Aisyah, Krisda Tiofani, Editor : Yuharrani Aisyah, Silvita Agmasari)

https://surabaya.kompas.com/read/2023/08/15/220947678/jenang-sapar-tradisi-makna-dan-resep

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke