Salin Artikel

KAI Klaim Sudah Cegah Paham Terorisme di Perusahaan sejak 2018

BANYUWANGI, KOMPAS.com - Perseroan Terbatas (PT) Kereta Api Indonesia (KAI) mengeklaim, pihaknya selama ini sudah melakukan upaya pencegahan paham radikalisme maupun terorisme kepada internal pegawainya.

Upaya pencegahan tersebut dilakukan dengan menggandeng Badan Nasional Penanggulangan Teroris (BNPT).

Direktur Utama PT KAI (Persero) Didiek Hartantyo mengatakan, pihaknya sudah bekerjasama dengan BNPT sejak 5 tahun lalu, atau sekitar tahun 2018.

"Secara internal, KAI bekerjasama dengan BNPT mulai tahun 2018," kata Didiek, saat menghadiri acara Inovation and Improvement Award (IIA) Tahun 2023 di Hotel Illira Banyuwangi, Selasa (15/8/2023).

Didiek mengaku, selama ini telah melakukan upaya pencegahan dengan maksimal.

"Dan tahun 2021 pada masa pandemi kita perbaharui di stasiun Bandung waktu itu. Saya bersama Kepala BNPT, Pak Komjen Boy Rafli Amar, dalam rangka pencegahan itu," imbuhnya.

Didiek juga mengeklaim, selama ini PT KAI bersama BNPT sudah melakukan sosialisasi pencegahan terorisme ke seluruh Indonesia.

"Waktu itu Pak Boy Rafli kita bawa ke seluruh Daop se Pulau Jawa dan jajarannya ke Pulau Sumatera untuk mencegah paham-paham radikalisme seperti ini," ucap Didiek.

Perusahaan juga akan melakukan evaluasi terhadap jajarannya setelah Densus 88 Anti Teroris menangkap salah satu pegawai PT KAI yang terindikasi terlibat terorisme.

"Jadi ini yang kami tegaskan ya, bahwa masing-masing pimpinan unit harus mengetahui bawahannya langsung," ujar Didiek.

Didiek sudah menginstruksikan kepada para pegawai di lingkungan PT KAI, khususnya di Daop 1 untuk lebih jeli dalam menyeleksi pegawainya.

"Dan, kami sudah menginstruksikan, kepada KAI Daop 1 untuk melakukan penelitian atas lingkungan kerjanya dan circelnya," tegas Didiek.

Penelitian itu dilakukan bersama BNPT agar tidak ada lagi pegawai PT KAI yang memiliki paham radikalisme.

Didiek mengaku kecolongan dengan adanya penangkapan terhadap DE, Petugas Langsir (PLR) di Stasiun Jakarta Kota.

Sebelumnya, Detasemen Khusus (Densus) 88 Antiteror Polri mengungkapkan, tersangka teroris berinisial DE yang ditangkap di Bekasi sudah terafiliasi kelompok terorisme selama 13 tahun.

Dia lebih dahulu menjadi pengikut Mujahidin Indonesia Barat (MIB) dan Islamic State of Iraq and Syria (ISIS) sebelum menjadi pegawai BUMN di PT Kereta Api Indonesia (KAI).

Juru Bicara Densus 88 AT Polri Kombes Aswin Siregar menjelaskan, DE mulai bergabung ke kelompok teror MIB pimpinan WM sejak tahun 2010.

“Pertama, dia bergabung dengan MIB di Bandung menjadi jamaah WM yang sudah ditangkap itu, kemudian 2014 dia menyatakan baiat tunduk kepada amir ISIS, kemudian 2016 baru dia terdaftar sebagai karyawan PT KAI,” kata Aswin di Mabes Polri, Jakarta, Selasa (15/8/2023).

https://surabaya.kompas.com/read/2023/08/15/164419478/kai-klaim-sudah-cegah-paham-terorisme-di-perusahaan-sejak-2018

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke