Salin Artikel

Kekeringan, Warga di Ngawi Terpaksa Gunakan Air Bengawan Solo yang Kadang Berwarna Hitam

Lusi Anggi, salah satu warga Desa Banjaranggi mengatakan, selama tiga bulan terakhir, warga  terpaksa menggunakan air Bengawan Solo karena sumur milik mereka sudah mengering.

“Sumur sudah mengering. Terpaksa kami mengambil air bengawan Solo yang kadang tercemar. Kuatir sih, tapi mau bagaimana lagi,” ujarnya ditemui di tepi Bengawan Solo Sabtu (12/8/2023).

Untuk bisa digunakan, air Bengawan Solo yang warnanya kadang berwarna hitam harus diendapkan dulu.

“Didiamkan dulu biar kotorannya mengendap. Ini untuk mandi, mencuci piring, mencuci baju. Kalau untuk masak kita beli," imbuhnya.

Sementara warga Desa Banjarbanggi lainnya, Supomo mengatakan, ada 56 kepala keluarga membuat galian di pinggir Bengawan Solo agar air yang tercemar bisa sedikit tersaring pasir. Dengan begitu air bisa digunakan untuk kebutuhan warga.

Desa Banjarbanggi sebenarnya mempunyai Pamsimas meski tidak semua rumah warga teraliri air. Sayangnya air selain terasa asin dan keruh.

Warga akhirnya lebih memilih mengambil air dari Bengawan Solo. Warga berharap ada bantuan air bersih bagi warga untuk memasak dan mencuci dan minum

"Tidak semua KK menggunakan Pamsimas karena keruh dan asin. Kita berharap ada bantuan air bersih untuk masak dan minum," ucapnya

https://surabaya.kompas.com/read/2023/08/12/202038078/kekeringan-warga-di-ngawi-terpaksa-gunakan-air-bengawan-solo-yang-kadang

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke