Salin Artikel

Momen Wisnu Bopong dan Selamatkan Nenek 80 Tahun yang Terjebak Kebakaran di Blitar

Beruntung teriakan sang nenek terdengar oleh cucunya, Wisnu Wijaya (26).

Wisnu segera berlari menyelamatkan Suprapti dari kebakaran. Dalam waktu kurang dari 30 menit, api telah menghanguskan seisi rumah.

“Waktu saya masuk api sudah mulai berrkobar di atap kamar mbah (nenek) saya. Saya ajak mbah segera keluar tapi mbah malah mau masuk kamarnya, akhirnya saya cegat, saya bopong keluar,” ujar Wisnu kepada wartawan, Rabu (9/8/2023).

Wisnu mengungkapkan, mulanya sang nenek sedang berada di rumahnya yang letaknya bersebelahan dengan rumah sang nenek.

Kebakaran itu terjadi saat Suprapti pamit kembali ke rumahnya untuk ke kamar kecil.

Beberapa saat kemudian, Wisnu mendengar teriakan minta tolong dari sang nenek. Dia pun berlari menuju rumah Suprapti.

Melihat api sudah mulai berkobar di bagian atap kamar neneknya, Wisnu kembali ke rumahnya mengambil Alat Pemadam Api Ringan (APAR). Namun upaya memadamkan api dengan APAR tak mampu menghentikan api yang segera menjalar ke ruang keluarga dan ruang tamu.

“Saya lari ambil APAR, saya semprotkan sudah enggak bisa. Akhirnya saya selamatkan mbah (nenek) saya,” ujarnya.

Wisnu mengungkapkan, Suprapti sempat menolak keluar dari rumah yang sedang terbakar . Sang nenek berniat masuk ke kamarnya untuk menyelamatkan sejumlah barang berharga.

Namun Wisnu mencegah niat sang nenek dengan cara membopongnya dan membawa Suprapti ke lokasi yang aman.

Menurutnya, Suprapti masih berpikir untuk menyelamatkan sejumlah benda berharga termasuk uang tunai yang disimpan di kamar.

“Iya. Mbah mungkin ingat barang-barang berharga miliknya. Dia juga simpan uang di kamar,” ujarnya.

Kebakaran itu terjadi sekitar pukul 13.00 WIB, api diduga muncul dari kamar Suprapti. Sekitar 30 menit kemudian, api telah meluluhlantakkan bagian atap rumah dan seluruh isinya.

Unit Pemadam Kebakaran dari Pemerintah Kabupaten dan Kota Blitar mengirimkan empat mobil pemadam.

Namun api suah menghanguskan rumah Suprapti. Belasan personel pemadam kebakaran menyemprotkan air ke rumah Suprapti.

Kapolsek Nglegok Iptu Nur Budi Santosa mengatakan, rumah tersebut dihuni oleh enam orang termasuk Suprapti.

Pada saat kebakaran terjadi, semua anggota keluarga sedang berada di luar rumah kecuali Suprapti.

Budi membenarkan bahwa Suprapti berhasil diselamatkan oleh cucunya yang bernama Wisnu Wijaya.

“Alhamdulillah tidak ada korban jiwa. Terkait berapa kerugian yang dialami, kami akan gali nanti,” ujarnya.

Budi juga mengaku belum dapat menyebutkan dugaan penyebab kebakaran meskipun kuat dugaan kebakaran terjadi akibat korsleting.

https://surabaya.kompas.com/read/2023/08/09/161937078/momen-wisnu-bopong-dan-selamatkan-nenek-80-tahun-yang-terjebak-kebakaran-di

Terkini Lainnya

Angka Stunting Jember Tertinggi Se-Jatim, Pemkab Gaspol Program Pencegahan
Angka Stunting Jember Tertinggi Se-Jatim, Pemkab Gaspol Program Pencegahan
Regional
Tersangka dari Balai Kota
Tersangka dari Balai Kota
Regional
Saat Ungkapan 'Anak-anak Harus Hidup Lebih Baik dari Orangtua' Terngiang di Pikiran Gus Fawait...
Saat Ungkapan "Anak-anak Harus Hidup Lebih Baik dari Orangtua" Terngiang di Pikiran Gus Fawait...
Regional
Berdesakan, Lama, dan Kurang Sat Set, Dirasakan Generasi Milenial hingga Z saat Naik Angkutan Kota
Berdesakan, Lama, dan Kurang Sat Set, Dirasakan Generasi Milenial hingga Z saat Naik Angkutan Kota
Regional
Misteri Angka di Kayu Gelondongan Pasca Banjir Sumatera
Misteri Angka di Kayu Gelondongan Pasca Banjir Sumatera
Regional
Gus Fawait: Jangan Saling Lempar Tanggung Jawab soal Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Gus Fawait: Jangan Saling Lempar Tanggung Jawab soal Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Regional
Ini Solusi Gus Fawait Mengentaskan Warga Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Ini Solusi Gus Fawait Mengentaskan Warga Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Regional
Warga Tinggal di Tengah Lahan BUMN Disebut Sejahtera, Bisa Beli Mobil dan Umrah
Warga Tinggal di Tengah Lahan BUMN Disebut Sejahtera, Bisa Beli Mobil dan Umrah
Regional
Warga di Tengah Lahan BUMN Bisa Dapat Bantuan 'CSR', tapi Harus Ajukan Proposal Dulu
Warga di Tengah Lahan BUMN Bisa Dapat Bantuan "CSR", tapi Harus Ajukan Proposal Dulu
Regional
Kisah Habibie-Ainun Versi Miskin Ekstrem di Ujung Bukit Perhutani...
Kisah Habibie-Ainun Versi Miskin Ekstrem di Ujung Bukit Perhutani...
Regional
Warga Miskin Ekstrem di Lahan BUMN Pakai Panel Surya untuk Penerangan
Warga Miskin Ekstrem di Lahan BUMN Pakai Panel Surya untuk Penerangan
Regional
Saniman dan Gira: Hidup Serabutan di Lahan BUMN, Menunggu Reforma Agraria
Saniman dan Gira: Hidup Serabutan di Lahan BUMN, Menunggu Reforma Agraria
Regional
Di Persimpangan Sawit, Gajah Tesso Nilo Makin Terhimpit
Di Persimpangan Sawit, Gajah Tesso Nilo Makin Terhimpit
Regional
Demi Dapat Internet, Warga Padati Kantor Bupati Aceh Tengah: Ada Mahasiswa Kerjakan Tugas, atau Hubungi Keluarga
Demi Dapat Internet, Warga Padati Kantor Bupati Aceh Tengah: Ada Mahasiswa Kerjakan Tugas, atau Hubungi Keluarga
Regional
KUHAP Sudah Diketok, tapi Aktivis Gen Z Sukabumi Tetap Resah, Kenapa?
KUHAP Sudah Diketok, tapi Aktivis Gen Z Sukabumi Tetap Resah, Kenapa?
Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com